Tidak Efektif Memproduksi Secara Mandiri, RSUD Karangasem Pilih Beli Oksigen
Kami tidak berani ambil risiko membeli alat kecil, menghasilkan oksigen tidak sesuai standar.
AMLAPURA, NusaBali
RSUD Karangasem lebih memilih membeli oksigen untuk memenuhi kebutuhan pasien dari pada membeli mesin untuk mengolah oksigen. Walau harga mesin terbilang murah, Rp 200 juta per unit.
"Membeli mesin ukuran kecil harga Rp 200 juta, belum jaminan dapat oksigen yang bersih 100 persen. Kebutuhan oksigen sangat vital, jika oksigen kurang steril nanti bisa bermasalah buat pasien," jelas Kepala Bidang Pelayanan RSUD dr I Komang Wirya MM, di ruang kerjanya, Jalan Ngurah Rai Amlapura, Jumat (27/1).
dr Wirya mengatakan alasan lain tidak membeli mesin oksigen karena belum punya tenaga terampil yang mengoperasikan mesin tersebut. Di samping perlu biaya pemeliharaan. "Makanya agar lebih aman, beli oksigen, telah terjamin dan teruji di lab. Lagi pula suplai oksigen masih lancar," tambahnya.
Jelasnya, RSUD Karangasem telah memiliki tabung besar yang mampu menampung oksigen 4,5 ton meterkubik dalam bentuk cair. Maka dari itu selama ini tidak pernah kekurangan oksigen. Suplai oksigen, ke RSUD tiap 4 - 5 hari sekali. Saat Covid-19 sedang hebat-hebatnya menyerang Karangasem di RSUD Karangasem selalu tersedia oksigen.
Selain persediaan oksigen di tangki, juga ada 18 tabung besar sebagai cadangan, kapasitas 6 m3, satu tabung cukup untuk 24 jam. Khusus untuk oksigen cair dari tanki telah terhubung di semua ruang pelayanan rawat inap, termasuk kamar operasi dan IRD RSUD Karangasem.
Meski demikian, di IRD RSUD tetap memerlukan oksigen cadangan dalam bentuk tabung. Sebab, di IRD RSUD jumlah pasien yang menjalani perawatan awal tidak menentu, sedangkan jaringan oksigen melalui instalasi terbatas.
Selama ini, lanjut Kabid Pelayanan I Komang Wirya sejak tahun 2011, suplai oksigen cair tidak ada kendala. Tangki oksigen itu yang dibangun tahun 2015 berisi campuran yakni oksigen, argon dan nitrogen. Jika keluar dan yang tersalurkan dari tangki dalam bentuk oksigen yang siap pakai untuk pasien, terutama pasien sesak napas termasuk pasien Covid-19.
"Kami membeli oksigen kepada produsen, yang alat produksinya cukup besar dan terjamin. Kami tidak berani ambil risiko membeli alat kecil, menghasilkan oksigen tidak sesuai standar," lanjut Komang Wirya.
Kepala Bagian Tata Usaha RSUD Karangasem I Nyoman Sudiatmika, juga memaparkan demikian. "Buat apa beli mesin, selama suplai oksigen lancar dari penyedia," katanya.*k16
"Membeli mesin ukuran kecil harga Rp 200 juta, belum jaminan dapat oksigen yang bersih 100 persen. Kebutuhan oksigen sangat vital, jika oksigen kurang steril nanti bisa bermasalah buat pasien," jelas Kepala Bidang Pelayanan RSUD dr I Komang Wirya MM, di ruang kerjanya, Jalan Ngurah Rai Amlapura, Jumat (27/1).
dr Wirya mengatakan alasan lain tidak membeli mesin oksigen karena belum punya tenaga terampil yang mengoperasikan mesin tersebut. Di samping perlu biaya pemeliharaan. "Makanya agar lebih aman, beli oksigen, telah terjamin dan teruji di lab. Lagi pula suplai oksigen masih lancar," tambahnya.
Jelasnya, RSUD Karangasem telah memiliki tabung besar yang mampu menampung oksigen 4,5 ton meterkubik dalam bentuk cair. Maka dari itu selama ini tidak pernah kekurangan oksigen. Suplai oksigen, ke RSUD tiap 4 - 5 hari sekali. Saat Covid-19 sedang hebat-hebatnya menyerang Karangasem di RSUD Karangasem selalu tersedia oksigen.
Selain persediaan oksigen di tangki, juga ada 18 tabung besar sebagai cadangan, kapasitas 6 m3, satu tabung cukup untuk 24 jam. Khusus untuk oksigen cair dari tanki telah terhubung di semua ruang pelayanan rawat inap, termasuk kamar operasi dan IRD RSUD Karangasem.
Meski demikian, di IRD RSUD tetap memerlukan oksigen cadangan dalam bentuk tabung. Sebab, di IRD RSUD jumlah pasien yang menjalani perawatan awal tidak menentu, sedangkan jaringan oksigen melalui instalasi terbatas.
Selama ini, lanjut Kabid Pelayanan I Komang Wirya sejak tahun 2011, suplai oksigen cair tidak ada kendala. Tangki oksigen itu yang dibangun tahun 2015 berisi campuran yakni oksigen, argon dan nitrogen. Jika keluar dan yang tersalurkan dari tangki dalam bentuk oksigen yang siap pakai untuk pasien, terutama pasien sesak napas termasuk pasien Covid-19.
"Kami membeli oksigen kepada produsen, yang alat produksinya cukup besar dan terjamin. Kami tidak berani ambil risiko membeli alat kecil, menghasilkan oksigen tidak sesuai standar," lanjut Komang Wirya.
Kepala Bagian Tata Usaha RSUD Karangasem I Nyoman Sudiatmika, juga memaparkan demikian. "Buat apa beli mesin, selama suplai oksigen lancar dari penyedia," katanya.*k16
1
Komentar