Tak Perlu Takutkan Ramalan Peruntungan, Kerja Keras yang Utama
MANGUPURA, NusaBali.com – Manusia selalu dihantui dengan rasa penasaran atas kehidupan di masa depannya. Tak ayal, jika berbagai cara dilakukan untuk mengintip kisah apa yang akan terjadi di kemudian hari, seperti mengikuti aktivitas ramal-meramal.
Hanya saja, setiap orang setelah mendengarkan ramalan tersebut ada yang merasa lega atau sebaliknya malah menimbulkan kekhawatiran.
Narasumber Ramalan Peruntungan, Rano Sulistio menerangkan tidak semua hal yang diucapkan oleh peramal tersebut terjadi seratus persen di kehidupan, melainkan hanya terjadi 30 persen saja.
“Ramalan yang dimaksud di sini tidak terjadi 100 persen di dalam hidup. Tetapi ramalan ini hanya terjadi 30 persen di kehidupan sehari-hari baik itu ramalan shio, garis tangan, dan lainnya itu hanya terjadi 30 persen. Sedangkan 70 persen terjadi karena perjuangan dan kerja keras kita sendiri,” ujar Rano saat ditemui pada perayaan Imlek Gong Xi Fa Chai di Park23 Creative Hub, Kuta, Badung, Sabtu (28/1/20203) malam.
Ditanyai sejak kapan ia bisa meramal, Rano membeberkan dirinya mempelajari soal ramal- meramal sejak kanak-kanak pada tahun 1990 yang diperkenalkan oleh ayahnya, Thio Tjin Bun.
Berbeda dari para peramal biasanya yang menggunakan kartu tarot atau yang lainnya, Rano menerangkan ia meramal berdasarkan buku Tongshu atau Guang Jing Tang dan Ming lik atau Cung Guo Ming Li terbitan dari Hongkong. Di dalam buku tersebut berisikan ramalan tiap tahun baik itu dari shio, tahun, dan elemen.
Rano menjelaskan, biasanya orang-orang yang ingin diramalnya kebanyakan ingin mengetahui kepentingan pribadi baik yang ingin mempertanyakan peruntungan secara ekonomi atau kesehatannya.
“Ramalan ini bersifat universal bagi yang percaya, bagi yang tidak percaya tidak masalah. Biasanya menjelang Imlek banyak orang yang ingin diramal. Selain itu di dalam buku ini juga bisa mencari hari baik untuk menikah, melahirkan ataupun membuat sebuah nama untuk anak,” jelas pria kelahiran 29 Juli 1989 itu.
Ramalan yang terucap dari mulutnya bukanlah untuk menakut-nakuti seseorang. Hanya saja, kata Rano ramalan ini untuk bersenang-senang dan untuk seseorang menjadi tahu. Ramalan tersebut pun bukanlah sugesti, melainkan seperti ramalan zodik atau kartu tarot.
Sehingga bagi orang yang percaya mereka akan lebih waspada terhadap kerugian-kerugian atau dampak negatif. Melainkan untuk mereka yang mengetahui dampak-dampak positif maka mereka akan bekerja lebih keras untuk bisa mendapatkan hasil yang lebih dari ekspektasinya.
“Bagi yang percaya silakan mengikuti arahan dari ramalan ini. Jadi tidak untuk menakut-nakuti tetapi hanya agar kita mengetahui apa yang akan terjadi,” pungkasnya. *ris
1
Komentar