Hari Arak 'Diserang', Koster Angkat Bicara
'Bagus Juga Diributkan, Tapi Pemainnya Itu-itu Saja'
Di sidang yang dipimpin Ketua DPRD Nyoman Adi Wiryatama, Gubernur Koster menegaskan dirinya membuat kebijakan sudah mempertimbangkan berbagai aspek.
DENPASAR, NusaBali
Perayaan Hari Arak Bali, Minggu (29/1) yang digagas Gubernur Bali Wayan Koster ‘diserang’ di media sosial (medsos) dengan komentar miring. Atas kondisi itu, Koster angkat bicara. Saat berbicara di hadapan sidang paripurna DPRD Bali di Gedung DPRD Bali Niti Mandala Denpasar, Senin (30/1) Koster menyebutkan bagus ada yang meributkan Hari Arak Bali di media sosial, walaupun pemainnya itu-itu saja.
Koster seperti tanpa beban menyampaikan ribut-ribut soal Arak Bali di medsos yang disebut-sebut dilontarkan lawan politik di luar partai itu. Dalam sidang yang dipimpin Ketua DPRD Bali Nyoman Adi Wiryatama itu, Ketua DPD PDIP Bali ini menegaskan dirinya membuat kebijakan sudah mempertimbangkan berbagai aspek.
"Herannya ribut di medsos terus. Tapi bagus juga, Arak Bali jadi terkenal. Yang ngeributin pemainnya itu-itu saja," jelas Koster. "Soal Arak Bali saya memang keluarkan kebijakan dalam surat keputusan gubernur menjadikan Hari Arak Bali. Mengapa? Karena Arak Bali ini sekarang memiliki legalitas formal yang sangat kuat dengan adanya Pergub Nomor 1 tahun 2020. Arak Bali sudah dijadikan warisan budaya tak benda Oktober 2022 lalu. Menjadi kekayaan warisan budaya komunal masyarakat Bali. Astungkara lolos. Warisan budaya tak benda ini lolos terdaftar," ujar politisi asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng ini.
Kata Koster, sekarang ini Arak Bali menjadi berkembang sebagai industri UMKM. "Dia menjadi produk yang resmi, bisa diperdagangkan secara legal. Sehingga dalam waktu dua tahun Arak Bali menjadi produk yang cepat berkembang. Sekarang jadi 32 produk yang cepat berkembang," beber Koster disambut tepuk tangan peserta sidang dari unsur Anggota Dewan dan Pejabat Eselon II ini.
Menurut Koster, Perayaan Arak Bali menjadi populer karena masyarakat sangat cepat merespon. "Produk produk Arak Bali ini kan diperiksa Badan Pengawas Obat dan Makanan dan dapat ijin edar dengan pita cukai," ujar Koster. Koster sendiri sudah bersurat ke Kementerian Keuangan supaya pemerintah pusat meringankan cukai untuk Arak Bali. Agar perajin dapat keuntungan.
"Saya bersurat ke Menkeu agar cukainya diturunkan. Karena terlalu tinggi cukainya. Agar bisa sama-sama jalan, ya diturunkan, sehingga harga arak tidak tinggi," jelas mantan Anggota Komisi X DPR RI ini. Koster mengatakan, produk Arak Bali juga membumi dengan jaringannya. Saat ini produk Arak Bali ini dipakai dan dikonsumsi di hotel. "Saya panggil mereka (pengusaha hotel, Red) agar produk lokal Bali dipakai. Tidak saja Arak Bali. beras, telur, juga buah lokal Bali. Pariwisata ini bagus buat Bali, tetapi perputaran ekonomi keluar dari Bali. Tidak di Bali perputarannya. Maka saya panggil itu pengusaha hotel," tegas Koster.
Dibeber Koster, Arak Bali tidak hanya untuk kepentingan niskala (upacara), tetapi kepentingan sekala yang harus dijaga produksinya. Apalagi sebagai warisan budaya tak benda, pihaknya sampai membuat peringatan Hari Arak Bali. Supaya Arak Bali dimanfaatkan dengan bijak. "Jangan menggunakan sembarangan, bukan untuk mabuk, tetapi untuk kita sehat. Kalau sampai masyarakat mabuk, gubernurnya yang dibilang mabuk. Apa yang saya lakukan ini sangat benar, tidak ada masalah karena masyarakat mendukung penuh. Impor miras sekarang menurun drastis. Kan tidak adil kalau kita menjaga Bali dengan taksunya, dengan upacara, pujawali, sampai ada Eka Dasa Ludra (upacara seratus tahunan, Red) digelar. Tapi begitu Bali punya daya tarik dan vibrasi malah orang luar menikmati. Masak impor miras dibela, Arak Bali tidak dibela," jelas Koster.
"Saya berani mengatakan Arak Bali tidak kalah dengan Soju dan Sake Jepang. Karena itu Hari Arak Bali tujuannya memanfaatkan dengan baik dan bijak. Kok ribut sekali. Masyarakat Karangasem perajin Arak. Apakah mereka gila? Ya nggak juga. Apakah araknya di Karangasem memabukkan? nggak juga. Tapi bagus juga ada yang meributkan, malah arak jadi terkenal. Terima kasih dengan yang meributkan, karena makin terkenal araknya," jelas Koster.
Koster mengatakan di sejumlah negara maju minuman tradisional dihormati. Bahkan ada festivalnya. "Di negara maju malah miras difestivalkan, malah dirayakan sejak lama. Jadi Arak Bali bukan hari mabuk mabukan," ujarnya. Sementara Ketua DPRD Bali, Adi Wiryatama juga memberikan dukungan buat Gubernur Koster. Kata dia yang buat mabuk bukan minuman kerasnya, tetapi yang terlalu banyak minum.
"Yang bikin mabuk bukan minuman keras, tetapi yang keras minum," ujar Ketua Dewan Pertimbangan DPD PDIP Bali ini. Adi Wiryatama mengatakan dirinya ketika menjabat Bupati Tabanan 2000-2005 dan 2005-2010 sempat mendorong adanya produksi minuman tradisional di Tabanan. "Tapi saya sempat didemo di Tabanan, dibilang raja miras. Nggak apa-apa, di Jepang ada miras orangnya pintar. Di Bali kita ada miras kok masih aja bodoh. Ya kalau Arak Bali bisa mendunia, kita setidaknya mengurangi impor miras," tegas politisi asal Desa Angseri, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan ini sembari menutup sidang paripurna dewan. *nat
Koster seperti tanpa beban menyampaikan ribut-ribut soal Arak Bali di medsos yang disebut-sebut dilontarkan lawan politik di luar partai itu. Dalam sidang yang dipimpin Ketua DPRD Bali Nyoman Adi Wiryatama itu, Ketua DPD PDIP Bali ini menegaskan dirinya membuat kebijakan sudah mempertimbangkan berbagai aspek.
"Herannya ribut di medsos terus. Tapi bagus juga, Arak Bali jadi terkenal. Yang ngeributin pemainnya itu-itu saja," jelas Koster. "Soal Arak Bali saya memang keluarkan kebijakan dalam surat keputusan gubernur menjadikan Hari Arak Bali. Mengapa? Karena Arak Bali ini sekarang memiliki legalitas formal yang sangat kuat dengan adanya Pergub Nomor 1 tahun 2020. Arak Bali sudah dijadikan warisan budaya tak benda Oktober 2022 lalu. Menjadi kekayaan warisan budaya komunal masyarakat Bali. Astungkara lolos. Warisan budaya tak benda ini lolos terdaftar," ujar politisi asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng ini.
Kata Koster, sekarang ini Arak Bali menjadi berkembang sebagai industri UMKM. "Dia menjadi produk yang resmi, bisa diperdagangkan secara legal. Sehingga dalam waktu dua tahun Arak Bali menjadi produk yang cepat berkembang. Sekarang jadi 32 produk yang cepat berkembang," beber Koster disambut tepuk tangan peserta sidang dari unsur Anggota Dewan dan Pejabat Eselon II ini.
Menurut Koster, Perayaan Arak Bali menjadi populer karena masyarakat sangat cepat merespon. "Produk produk Arak Bali ini kan diperiksa Badan Pengawas Obat dan Makanan dan dapat ijin edar dengan pita cukai," ujar Koster. Koster sendiri sudah bersurat ke Kementerian Keuangan supaya pemerintah pusat meringankan cukai untuk Arak Bali. Agar perajin dapat keuntungan.
"Saya bersurat ke Menkeu agar cukainya diturunkan. Karena terlalu tinggi cukainya. Agar bisa sama-sama jalan, ya diturunkan, sehingga harga arak tidak tinggi," jelas mantan Anggota Komisi X DPR RI ini. Koster mengatakan, produk Arak Bali juga membumi dengan jaringannya. Saat ini produk Arak Bali ini dipakai dan dikonsumsi di hotel. "Saya panggil mereka (pengusaha hotel, Red) agar produk lokal Bali dipakai. Tidak saja Arak Bali. beras, telur, juga buah lokal Bali. Pariwisata ini bagus buat Bali, tetapi perputaran ekonomi keluar dari Bali. Tidak di Bali perputarannya. Maka saya panggil itu pengusaha hotel," tegas Koster.
Dibeber Koster, Arak Bali tidak hanya untuk kepentingan niskala (upacara), tetapi kepentingan sekala yang harus dijaga produksinya. Apalagi sebagai warisan budaya tak benda, pihaknya sampai membuat peringatan Hari Arak Bali. Supaya Arak Bali dimanfaatkan dengan bijak. "Jangan menggunakan sembarangan, bukan untuk mabuk, tetapi untuk kita sehat. Kalau sampai masyarakat mabuk, gubernurnya yang dibilang mabuk. Apa yang saya lakukan ini sangat benar, tidak ada masalah karena masyarakat mendukung penuh. Impor miras sekarang menurun drastis. Kan tidak adil kalau kita menjaga Bali dengan taksunya, dengan upacara, pujawali, sampai ada Eka Dasa Ludra (upacara seratus tahunan, Red) digelar. Tapi begitu Bali punya daya tarik dan vibrasi malah orang luar menikmati. Masak impor miras dibela, Arak Bali tidak dibela," jelas Koster.
"Saya berani mengatakan Arak Bali tidak kalah dengan Soju dan Sake Jepang. Karena itu Hari Arak Bali tujuannya memanfaatkan dengan baik dan bijak. Kok ribut sekali. Masyarakat Karangasem perajin Arak. Apakah mereka gila? Ya nggak juga. Apakah araknya di Karangasem memabukkan? nggak juga. Tapi bagus juga ada yang meributkan, malah arak jadi terkenal. Terima kasih dengan yang meributkan, karena makin terkenal araknya," jelas Koster.
Koster mengatakan di sejumlah negara maju minuman tradisional dihormati. Bahkan ada festivalnya. "Di negara maju malah miras difestivalkan, malah dirayakan sejak lama. Jadi Arak Bali bukan hari mabuk mabukan," ujarnya. Sementara Ketua DPRD Bali, Adi Wiryatama juga memberikan dukungan buat Gubernur Koster. Kata dia yang buat mabuk bukan minuman kerasnya, tetapi yang terlalu banyak minum.
"Yang bikin mabuk bukan minuman keras, tetapi yang keras minum," ujar Ketua Dewan Pertimbangan DPD PDIP Bali ini. Adi Wiryatama mengatakan dirinya ketika menjabat Bupati Tabanan 2000-2005 dan 2005-2010 sempat mendorong adanya produksi minuman tradisional di Tabanan. "Tapi saya sempat didemo di Tabanan, dibilang raja miras. Nggak apa-apa, di Jepang ada miras orangnya pintar. Di Bali kita ada miras kok masih aja bodoh. Ya kalau Arak Bali bisa mendunia, kita setidaknya mengurangi impor miras," tegas politisi asal Desa Angseri, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan ini sembari menutup sidang paripurna dewan. *nat
1
Komentar