Perajin Arak Tabanan Diharapkan Tembus Ekspor
TABANAN, NusaBali
Gubernur Bali Wayan Koster menetapkan 29 Januari sebagai peringatan Hari Arak Bali. Sejalan dengan itu perajin arak di Tabanan hasil karyanya diharapkan bisa tembus pasar ekspor.
Saat ini data dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan, total ada 30 perajin arak di Tabanan. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan kabupaten Tabanan, Ni Made Murjani mengatakan terhadap 30 perajin arak yang beroperasi ini akan terus dilakukan pembinaan seiring telah digaungkan warisan leluhur yakni arak Bali ini. "Arak Tabanan berbeda dengan yang lain, karena dihasilkan dari pohon jaka, tidak dari pohon kelapa," ujarnya, Senin (30/1)
Kata dia, pembinaan yang dimaksud adalah agar petani bisa menghasilan kualitas yang bagus. Sehingga mulai dari bahan baku hingga pengemasan akan didampingi. "Kami juga akan fasilitasi mereka nanti dalam pemasaran. Akan kami ajak dalam setiap pameran," akunya.
Menurut dia, produksi 30 perajin arak di Tabanan ini tiap tahunnya bertambah. Seperti di tahun 2022 tercatat secara total memproduksi sekitar 200 liter arak. Berbeda dari sebelumnya berkurang dari 200 liter arak. "Kami berharap ke depan arak Tabanan bisa dikenal masyarakat luas, dan tentunya diharapkan bisa ekspor," harap Murjani.
Ketua Badan Pengawas Koperasi Karya Sajeng Bali yang merupakan usaha bergerak di bidang pembuatan arak Bali, I Ketut Loka Antara menyambut baik peraturan Gubernur. Sehingga dia berharap khusus arak tabuh tak dikenakan pita cukai. "Kami harap Pak Gubernur bisa berkoordnasi dengan pihak bea cukai, karena jika dipaksakan mengikuti aturan tak sebanding dengan harga yang dijual di pasar dengan beban bea cukai," jelasnya.
Menurutnya untuk arak tabuh ini kandungan alkoholnya di luar ambang kualitas sebagai minuman. Karena arak tabuh ini merupakan hasil dari destalasi. "Selama ini arak tabuh ini kadang dibuang percuma ketimbang berhadapan dengan hukum dan beban bea cukai tersebut," tegas Loka Antara.
Sementara di sisi lain Koperasi Karya Sajeng Bali ini telah bermitra dengan salah satu pabrikan yang secara rutin menyerap hasil produksi arak sebanyak 200 liter dalam sekali pembelian. Sedangkan untuk tuak jaka sebagai bahan baku pembuatan arak disuplai dari petani di wilayah Desa Belimbing dan Desa Karya Sari, Tabanan.
“Saat ini order arak dari pihak pabrikan ini terus mengalami peningkatan dan kami pasok secara bertahap. Di pihak pabrikan, arak yang kami produksi ini kemudian di label dan dikemas untuk lanjut siap edar di pasaran,” tandasnya. *des
Komentar