Pemkot Siapkan Rp 5 Miliar Antisipasi Inflasi
Wagub Bali Cok Ace mengemukakan untuk pengendalian inflasi, selain ketersediaan stok, pola distribusi, sistem komunikasi dan informasi juga akan dioptimalkan.
DENPASAR, NusaBali
Pemkot Denpasar menyiapkan dana sebesar Rp 5 miliar dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2023 untuk mengantisipasi inflasi.
Hal itu diungkapkan Wakil Walikota Denpasar I Kadek Agus Arya Wibawa saat mendampingi Wakil Gubernur Bali Tjokorda Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) bersama TPID Provinsi Bali, meninjau harga kebutuhan pokok di Pasar Badung, Denpasar, Selasa (31/1). Hadir pula Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho.
Wawali Arya Wibawa mengatakan, Pemkot bersama seluruh jajaran dalam hal ini TPID Kota Denpasar fokus dalam pengendalian inflasi. Pada APBD 2023 telah dianggarkan sekitar Rp 5 miliar untuk mendukung kegiatan pengendalian inflasi. “Jadi kita fokus, konsisten, dan berkelanjutan dalam mendukung pengendalian inflasi di Kota Denpasar,” ucapnya.
Dikatakannya, untuk percepatan pengendalian inflasi daerah, Pemkot Denpasar menggencarkan beragam langkah strategis. Yakni melalui Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan akan menggelar bazar pangan; pemantauan stok, pasokan, dan harga pangan; gerakan menanam (April – Mei 2023), bantuan sarana dan prasarana budidaya ikan (Mei – Juni 2023), dan bantuan pakan ikan (Juli – Agustus 2023).
Selanjutnya, menurut Wawali Arya Wibawa, melalui Dinas Pertanian akan melaksanakan kegiatan pengawasan penggunaan sarana pendukung pertanian, sesuai dengan komoditas, teknologi, dan spesifikasi lokasi. Dinas Perindustrian dan Perdagangan akan melaksanakan operasi pasar/pasar murah, pemantauan harga di 5 pasar, yaitu, Pasar Ketapian, Pasar Badung, Pasar Kereneng, Pasar Agung, dan Pasar Nyanggelan (setiap hari), dan kegiatan rutin monitoring dan evaluasi (monev) informasi harga bahan makanan pokok dan strategis lainnya di pasar tradisional setiap Senin dan Kamis.
“Sinergitas antar-OPD akan terus digalakkan, termasuk Perumda Pasar Sewakadarma yang akan menggencarkan operasi pasar, pasar murah, pasar rakyat, dan menjalin kerjasama bisnis dengan penyedia barang kebutuhan pokok. Semoga target yang ditetapkan yakni inflasi di bawah 5 persen bisa kita wujudkan bersama,” kata Wawali Arya Wibawa.
Saat pemantauan bahan pokok, Wagub Cok Ace langsung menuju beberapa penjual komoditas yang menjadi indikator inflasi. Mulai dari pedagang cabai rawit, bawang merah, bawang putih, minyak goreng, beras, telur, dan komoditas lainnya.
Berdasarkan pemantauan, diketahui bawang merah untuk harga operasi pasar Rp 27.000 per kilogram dan harga pasar Rp 30.000, cabai rawit merah untuk harga operasi pasar dan harga pasar sama Rp 45.000 per kg, cabai merah besar untuk harga operasi pasar dan harga pasar sama Rp 25.000 per kg, telur untuk harga operasi pasar Rp 47.000 dan harga pasar Rp 49.000, dan beras putri harga operasi pasar dan harga pasar sama Rp 13.000 per kg.
Wagub Cok Ace mengatakan, kunjungan ini dilaksanakan untuk memastikan perkembangan harga di Pasar Badung. Hal ini utamanya dalam mendukung pengendalian inflasi di Provinsi Bali, khususnya Kota Denpasar.
Dijelaskannya, saat ini perkembangan harga komoditas indikator inflasi masih fluktuatif. Karenanya, beragam upaya akan terus dioptimalkan. Salah satunya yakni optimalisasi saluran komunikasi dan informasi.
“Masih ditemukan margin yang lumayan tinggi antara harga di operasi pasar dan harga pasar, sehingga selain ketersediaan stok, pola distribusi, sistem komunikasi juga akan kami optimalkan untuk mendukung pengendalian inflasi. Sehingga petani untung, pedagang untung sewajarnya, dan konsumen tidak terlalu mahal,” ujar Wagub Cok Ace. *mis
Hal itu diungkapkan Wakil Walikota Denpasar I Kadek Agus Arya Wibawa saat mendampingi Wakil Gubernur Bali Tjokorda Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) bersama TPID Provinsi Bali, meninjau harga kebutuhan pokok di Pasar Badung, Denpasar, Selasa (31/1). Hadir pula Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho.
Wawali Arya Wibawa mengatakan, Pemkot bersama seluruh jajaran dalam hal ini TPID Kota Denpasar fokus dalam pengendalian inflasi. Pada APBD 2023 telah dianggarkan sekitar Rp 5 miliar untuk mendukung kegiatan pengendalian inflasi. “Jadi kita fokus, konsisten, dan berkelanjutan dalam mendukung pengendalian inflasi di Kota Denpasar,” ucapnya.
Dikatakannya, untuk percepatan pengendalian inflasi daerah, Pemkot Denpasar menggencarkan beragam langkah strategis. Yakni melalui Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan akan menggelar bazar pangan; pemantauan stok, pasokan, dan harga pangan; gerakan menanam (April – Mei 2023), bantuan sarana dan prasarana budidaya ikan (Mei – Juni 2023), dan bantuan pakan ikan (Juli – Agustus 2023).
Selanjutnya, menurut Wawali Arya Wibawa, melalui Dinas Pertanian akan melaksanakan kegiatan pengawasan penggunaan sarana pendukung pertanian, sesuai dengan komoditas, teknologi, dan spesifikasi lokasi. Dinas Perindustrian dan Perdagangan akan melaksanakan operasi pasar/pasar murah, pemantauan harga di 5 pasar, yaitu, Pasar Ketapian, Pasar Badung, Pasar Kereneng, Pasar Agung, dan Pasar Nyanggelan (setiap hari), dan kegiatan rutin monitoring dan evaluasi (monev) informasi harga bahan makanan pokok dan strategis lainnya di pasar tradisional setiap Senin dan Kamis.
“Sinergitas antar-OPD akan terus digalakkan, termasuk Perumda Pasar Sewakadarma yang akan menggencarkan operasi pasar, pasar murah, pasar rakyat, dan menjalin kerjasama bisnis dengan penyedia barang kebutuhan pokok. Semoga target yang ditetapkan yakni inflasi di bawah 5 persen bisa kita wujudkan bersama,” kata Wawali Arya Wibawa.
Saat pemantauan bahan pokok, Wagub Cok Ace langsung menuju beberapa penjual komoditas yang menjadi indikator inflasi. Mulai dari pedagang cabai rawit, bawang merah, bawang putih, minyak goreng, beras, telur, dan komoditas lainnya.
Berdasarkan pemantauan, diketahui bawang merah untuk harga operasi pasar Rp 27.000 per kilogram dan harga pasar Rp 30.000, cabai rawit merah untuk harga operasi pasar dan harga pasar sama Rp 45.000 per kg, cabai merah besar untuk harga operasi pasar dan harga pasar sama Rp 25.000 per kg, telur untuk harga operasi pasar Rp 47.000 dan harga pasar Rp 49.000, dan beras putri harga operasi pasar dan harga pasar sama Rp 13.000 per kg.
Wagub Cok Ace mengatakan, kunjungan ini dilaksanakan untuk memastikan perkembangan harga di Pasar Badung. Hal ini utamanya dalam mendukung pengendalian inflasi di Provinsi Bali, khususnya Kota Denpasar.
Dijelaskannya, saat ini perkembangan harga komoditas indikator inflasi masih fluktuatif. Karenanya, beragam upaya akan terus dioptimalkan. Salah satunya yakni optimalisasi saluran komunikasi dan informasi.
“Masih ditemukan margin yang lumayan tinggi antara harga di operasi pasar dan harga pasar, sehingga selain ketersediaan stok, pola distribusi, sistem komunikasi juga akan kami optimalkan untuk mendukung pengendalian inflasi. Sehingga petani untung, pedagang untung sewajarnya, dan konsumen tidak terlalu mahal,” ujar Wagub Cok Ace. *mis
Komentar