Exhibition Bernuansa Mental Health, Aksi Peduli Kesehatan Mental
MANGUPURA, NusaBali.com – Sebagai upaya aksi nyata kepedulian kesehatan mental, mahasiswa semester V Prodi Manajemen Bisnis Internasional, Politeknik Negeri Bali (PNB) menggelar Exhibition atau pameran bernuansa Mental Health di Gedung Widya Padma, Politeknik Negeri Bali pada Rabu (1/2/2023) pagi.
Ketua Panitia, Ni Komang Sasih Kirana Ratri mengungkapkan kegiatan exhibition mental health ini digelar serangkaian dengan tugas akhir pada mata kuliah MICE yang bertujuan sebagai wadah dukungan terhadap pentingnya kesehatan mental seseorang.
“Sehingga kami ingin hadir membantu memfasilitasi anak-anak muda untuk mengetahui kesehatan mental lebih jauh lagi,” ujar Sasih, Rabu (1/2/2023) siang.
Dimulai pada pukul 10.00 Wita, gelaran yang bertajuk The Real Action of Mental Health ‘Thecomhealth’ ini menghadirkan berbagai kegiatan. Turut menggandeng mahasiswa Jurusan Seni Murni dan DKV, Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, gelaran ini dihiasi dengan penampilan pameran karya-karya yang berhubungan dengan mental health atau kesehatan mental.
Lebih lanjut kata Sasih, pihaknya turut bekerja sama dengan 12 orang konselor dalam bidang psiokologi yang berasal dari Organisasi Trilogi Psikologi Universitas Udayana (Unud).
“Selain pameran kami ada kegiatan konseling dengan psikolog yang dapat diikuti oleh seluruh pengunjung secara bergantian. Kami menyediakan ruangan pribadi untuk setiap pengunjung agar privasinya tetap terjaga. Terdapat 12 konselor dari Organisasi Trilogi Psikologi Udayana yang siap memfasilitasi pengunjung yang ingin berkonsultasi mengenai kesehatan mentalnya,” jelas wanita kelahiran 20 Oktober 2002 itu.
Digawangi oleh 28 panitia, gelaran tersebut didapuk tidak hanya sekadar menghadirkan sebuah pameran seni, edukasi, dan konseling saja. Namun pihaknya pun turut menghadirkan beberapa aktivitas seru lainnya yang masih berhubungan dengan mental health seperti aktivitas melukis, untuk mengekspresikan diri, menulis pesan dalam post-it note, dan photobooth.
“Kami menyediakan media lukis yang dapat digunakan oleh semua pengunjung yang mendapatkan satu canvas setiap orangnya. Kegiatan ini bertujuan untuk mengekspresikan apa yang ada dalam pikiran mereka agar bisa keluar lewat lukisan tersebut,” tutur wanita asal Desa Delodbrawah, Mendoyo, Jembrana itu.
Animo para peserta pun sangat luar biasanya, terbukti dari banyaknya pembelian tiket di luar sistem On The Spot. Target awalnya hanya menjual sebanyak 50 tiket, namun peserta gelaran ini mencapai 60 peserta lebih.
“Harapannya semoga nanti para peserta setelah mengikuti acara ini bisa lebih menjaga kesehatan mentalnya, bisa lebih menyadari kondisi mental sendiri sebelum parah, dan tentunya pengunjung bisa lebih happy dan lebih lega setelah mengikuti acara ini,” harap Sasih.
Setelah menabur kebahagiaan bersama para pengunjung pada gelaran exhibition mental health, gelaran ini akan dipungkasi dengan charity event. Seluruh keuntungan penjualan tiket sebesar Rp 25 ribu per orang, nantinya akan mereka salurkan ke Yayasan Pembinaan Anak Cacat Bali di Jalan Bypass Ngurah Rai, Jimbaran, Kuta Selatan, Badung, Kamis (2/2/2023).
“Seluruh hasil penjualan tiket nanti akan kami sumbangkan ke Yayasan Pembinaan Anak Cacat Bali, yang kemungkinan akan dalam bentuk sembako dan barang-barang kebutuhan lainnya. Panti asuhan kami pilih sebagai target charity dengan harapan bahwa anak-anak panti asuhan juga dapat mendapatkan manfaat dari event kami,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Koordinator Trilogi Udayana, I Gusti Ayu Thiwi Prayunita menerangkan pihaknya membantu para peserta yang hadir sebagai pendengar untuk bisa menyelesaikan permasalahan yang biasanya dialami oleh peserta.
“Kegiatan di sini kita menjadi teman cerita untuk teman-teman yang ingin membutuhkan konseling. Sifatnya itu bukan seperti psikolog tetapi lebih sederhana seperti konselor atau teman cerita untuk mendengarkan teman-teman bercerita,” ujar wanita semester IV Jurusan Psikologi Udayana tersebut.
Ayu Thiwi pun turut menjelaskan, ia dan rekan lainnya akan memberikan solusi kepada peserta jika permasalahan tersebut memang dirasa berat, seperti bisa membantu untuk dirujuk ke tenaga kesehatan seperti ke psikolog.
“Saya berharap generasi muda lebih peduli terhadap kesehatan metal namun tidak melakukan hal-hal seperti self diagnosis. Jadi jika ada yang merasa keadaannya memburuk, bisa mencari bantuan ke komunitas psikologi seperti kami di Trilogi Udayana. Namun jika sudah mengganggu aktivitas sehari-hari bisa mencari tenaga profesional ke psikolog atau ke tenaga profesional lainnya,” harapnya.
Dikonfirmasi secara terpisah, Dosen Pembina Mata Kuliah MICE, Gede Pradiva Adiningrat menjelaskan pada mata kuliah MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition) pihaknya ingin mahasiswa mampu memiliki pemahaman terkait bidang event, terutama pada konsep manajerial.
“Karena selama dua tahun belakangan ini, event-event tersebut diselenggarakan dengan konsep daring dan hybrid, sehingga tahun ini kita coba secara offline. Jadi konsep pertama, mereka membuat sebuah ide dari undian project yang telah mereka dapatkan. Kemudian mereka membuat event sebaik mungkin, mulai dari pembuatan proposal, ide konsep, hingga realisasi event dengan unsur bisnis di dalamnya,” ujar Gede Pradiva.
Alumnus Magister Administrasi Bisnis, Universitas Brawijaya ini membeberkan mata kuliah MICE yang akan berubah nama menjadi mata kuliah Bisnis Pariwisata itu ke depan akan menyasar kepada konsep manajerial event dengan mengusung konsep yang lebih profesional.
Gede Pradiva pun berharap setelah anak didiknya berhasil membuat event pada mata kuliah MICE, nantinya mereka bisa memiliki Event Organizer (EO) suatu saat nanti.
“Karena di Bali, EO tidak terlalu banyak. Saya juga melihat penyelenggaraan EO profesional itu jarang yang ada terealisasi dari kampus kita. Jadi dengan event ini, mereka memiliki kemandirian untuk berpikir tentang pemasaran, manajerial, administrasi yang tentunya bagian dari bisnis. Sehingga bisa mencetak mereka menjadi yang berbeda,” pungkasnya. *ris
Komentar