Stok Beras Aman Sampai Maret 2023
JAKARTA, NusaBali
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo memastikan stok beras aman sampai Maret 2023.
Berdasarkan data yang diterima, stok beras kelebihan 3 juta ton dari kebutuhan. Ia mengungkapkan data tersebut sudah berdasarkan pencocokan dengan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), standing crop dan laporan daerah mengenai stok beras pada Januari, Februari, dan Maret 2023.
"Alhamdulillah, sesudah mencocokan semua data ini, kemudian kami faktualisasi dengan laporan 17 provinsi dan tanggapan dari masing-masing kadis dan gubernur, ternyata hasilnya oke. Katakanlah dalam Januari-Maret kurang lebih ada overstock kita tiga juta karena kurang lebih 12 juta ton hasil panen yang ada sekarang ini," ujarnya dalam keterangan resmi, seperti dilansir CNNIndonesia.com, Rabu (1/2).
Menurutnya, stok tersebut bahkan belum termasuk hasil panen para petani. Pasalnya, panen raya diperkirakan terjadi pada April dan Mei 2023.
Melihat hal itu, ia memastikan stok saat ini yang aman sampai Maret akan bertambah lagi setelah panen raya berlangsung.
"Ingat sampai dengan Maret itu bukan puncak panen loh, puncak panen kita Maret-April-Mei berarti berjalan kesana masih panjang," terangnya.
Ia menjelaskan selama ini data yang digunakan Kementan adalah data verifikasi dari sejumlah pemantauan yang kemudian disampaikan BPS sebagai lembaga negara dalam mengurus data Indonesia.
"Tentu saja rujukan utama yang kita pakai adalah data BPS. Tetapi data satelit yang kami miliki juga membackup. Oleh karena itu hari ini saya coba melakukan sinkronisasi antara data satelit dan data standing crop yang ada, dan ternyata data standing crop kita dengan data yang dari BPS kurang lebih oke," ujarnya.
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengungkap stok beras Indonesia defisit selama enam bulan terakhir.
Arief mengungkapkan hal tersebut saat ditanyakan oleh Ketua Komisi IV DPR RI Sudin terkait klaim Indonesia surplus beras pada Rapat Dengar Pendapat di Gedung DPR, Selasa (31/1)). "Dalam 6 bulan terakhir defisit, ketua," jawab Arief seperti dikutip dari detikcom.
Khusus untuk Januari, produksi beras diperkirakan hanya 1,51 juta ton sementara konsumsi mencapai 2,51 juta ton. Akibatnya, terjadi defisit beras sebesar 1 juta ton. *
1
Komentar