Peserta Pertukaran Mahasiswa Merdeka ITB STIKOM Bali Dilepas dan Kembali ke Kampus Masing-Masing
DENPASAR, NusaBali.com – Setelah menempuh kuliah selama 4,5 bulan, mahasiswa-mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi se-Indonesia mengakhiri program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) Kemendikbudristek yang dilangsungkan di ITB STIKOM Bali, Denpasar.
Prosesi pelepasan 53 mahasiswa dari 33 provinsi ini dilangsungkan di Aula Kampus ITB STIKOM Bali Denpasar pada Kamis (2/2/2023). Dalam suasana semarak dibalut rasa haru akan perpisahan itu, sebanyak 4 mahasiswa ITB STIKOM Bali yang mengikuti program PMM di empat kampus ‘pulang’ kembali ke kampus.
PMM ini adalah bagian dari program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang digagas oleh Menteri Pendidikan Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim guna memberikan perspektif lebih luas kepada para mahasiswa.
“Untuk mahasiswa inbound ada sebanyak 53 orang dari 33 perguruan tinggi. Mereka adalah mahasiswa semester III dan V yang memang diperbolehkan mengikuti program ini,” kata Dr Evi Triandini M Eng selaku Personal in Charge Program PMM ITB STIKOM Bali.
Sementara itu empat mahasiswa ITB STIKOM Bali yang ‘outbond’ memilih mengikuti program PMM ke ITB Bandung, Universitas Amikom Yogyakarta, Universitas Katolik Widya Mandala Yogyakarta dan Universitas Budi Luhur Jakarta. “Untuk PMM kedua tersebut memang jumlah mahasiswa outbound masih minim. Oleh karena itu untuk PMM 2023 tahun ini, kami akan membuka seluas-luasnya mahasiswa ITB STIKOM Bali yang akan outbound,” kata Evi.
Sebaliknya untuk mahasiswa inbound ditetapkan kuota maksimal 60 mahasiswa. “Karena kapasitas kami terbatas. Jadi kuota yang disediakan 60. Sebaliknya untuk outbound, kami buka sebanyak-banyaknya dan akan lebih gencar mensosialisasikan program ini,” jelas Evi.
Diakui bahwa antusias mahasiswa luar Bali untuk belajar di ITB STIKOM Bali sangat tinggi. Seperti diungkapkan oleh Ubay Haqim Arrafiq. Mahasisma Universitas Muhammadiyah Malang ini menyatakan senang bisa PMM di Bali. “Selain untuk belajar, bisa sambil jalan-jalan,” ungkap mahasiswa asal Lampung ini.
Hal senada diamini oleh Zihan Aulia Hendarsyah (Tasikmalaya) dan Syarifah Cahyati (Jakarta) yang mengungkapkan perasaan senang sekaligus terharu karena akan berpisah dengan rekan-rekannya dari seluruh Indonesia. Selama menempuh pendidikan di ITB STIKOM Bali, para mahasiswa peserta PMM ini ditempatkan di asrama mahasiswa Jalan Kebo Iwa Denpasar, dan setiap harinya diantar jemput oleh kendaraan kampus.
Sementara itu Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Ida Bagus Suradarma SE Msi, menegaskan akan terus melanjutkan program PMM yang merupakan bagian dari MBKM.
“Program MBKM yang digaungkan Mas Menteri (Nadiem Makarim) sejak dimulai ramai dibicarakan, ditentang dan didukung karena menjadi gebrakan baru. Sebelumnya kan monoton, berkisar senada searah. Berbeda Mas Menteri yang datang dari ranah binsis bukan pendidikan, sehingga cara yang dilakukan beliau adalah membawa generasi berikut ini siap wirausaha,” kata IB Suradarma.
Ia pun mewakili lembaga ITB STIKOM Bali menyatakan permohonan maaf jika selama peserta PMM merasakan ada kekuarangan. Namun pada intinya ditegaskan jika kampus yang sudah berdiri lebih 20 tahun ini bertekad memberikan yang terbaik untuk seluruh mahasiswa, termasuk peserta PMM.
Memberika yang terbaik ini juga menjadi penegasan dari Ketua Yayasan Widya Dharma Shanti, Ida Bagus Dharmadiaksa. “Kami bertekad menjadikan ITB STIKOM Bali sebagai kampus kenangan dan kampus penuh cinta kasih. Dengan cinta kasih maka segala hal yang ruwet akan menjadi mudah,” ujar IB Dharmadiaksa.
Pada seremoni pelepasan dan penyambutan mahasiswa PMM ini sejumlah mahasiswa mengenakan berbagai baju daerah masing-masing, sehingga suasana perbedaan dalam kesatuan sangat terasa di Aula ITB STIKOM Bali.
Yang menarik, para mahasiswa juga menghibur satu sama lain, dengan perform tari medley, musikalisasi puisi, lagu daerah, hingga stand up comedy oleh Naufal Bagaskara yang membuat hadirina terpingkal-pingkal.
Komentar