Belum Bisa Olah Emosi, Kecelakaan Didominasi Pelajar
MANGUPURA, NusaBali.com – Pengendara kendaraan bermotor dari kalangan pelajar dinilai kurang bisa mengolah emosi dan dikendalikan ego saat berkendara.
Kelabilan emosi ini menjadi pemicu tingginya kecelakaan lalu lintas dari kalangan pelajar. Di samping itu, usia pelajar memang belum diperkenankan untuk berkendara di jalan raya.
Hanya saja, kecolongan sering terjadi akibat orangtua yang sudah memberikan izin atau memperbolehkan pelajar berkendara. Padahal, dari segi psikologis, kalangan pelajar belum dapat mengolah emosi saat berkendara dan cenderung memberontak.
Kanit Lantas Polsek Mengwi AKP Dewa Putu Tasna Wideca mengungkapkan statistik kepolisian menunjukkan kalangan pelajar mendominasi angka kecelakaan. Kata Dewa, ada dua faktor pemicu yakni kelabilan emosi dan rendahnya pemahaman lalu lintas.
“Berdasarkan data, angka kecelakaan didominasi kalangan pelajar karena belum bisa mengolah emosi dan kurangnya pemahaman berlalulintas,” ungkap Dewa.
Usia pelajar ini pula dikenal sebagai masa mencari jati diri atau masa akil balik. Masa di mana seorang individu itu ‘nakal’ dan sukar mengikuti arahan orang dekat.
Meskipun tidak semua individu pelajar bertingkah seperti ini, hal ini tidak terlepas dari ketelatenan dan kedisiplinan orangtua dalam mengarahkan namun tidak mengekang buah hati.
Oleh karena itu, penyadartahuan soal pemahaman lalu lintas sangat perlu diajarkan sejak dini. Sebabnya, Dewa bersama jajaran pada Jumat (3/2/2023) pagi menyambangi SMPN 5 Mengwi di Desa Sading.
Sementara itu, Kapolsek Mengwi Kompol Nyoman Darsana menegaskan bahwa etika, pemahaman, dan keselamatan berlalu lintas harus diajarkan sedini mungkin seperti sejak bangku sekolah. Langkah ini diambil agar etika berkendara menjadi budaya bagi pelajar apabila nanti sudah boleh berkendara di jalan raya.
“Pengendara yang berbudaya saat berlalu lintas dapat menekan angka kecelakaan di jalan raya,” tandas Darsana ketika dikonfirmasi pada Jumat sore. *rat
Komentar