'Tanpa Ampun' Kisah Heroik dan Profesionalisme Personel Polda Bali
Perampokan Terbesar Lintas Negara di Bali Dituangkan dalam Film
Pesan yang mau disampaikan dalam film ini adalah tidak boleh ada premanisme di Bali, kalau ada maka akan berhadapan dengan jajaran Polda Bali.
DENPASAR, NusaBali
Keberhasilan jajaran Polda Bali dalam mengungkap kasus perampokan sadis selama periode 2017 sampai 2019 dibuatkan dalam bentuk film dengan judul ‘Tanpa Ampun’. Film genre action berdurasi 90 menit ini menggambarkan profesionalisme aparat Polda Bali dalam mengungkap kasus yang meresahkan masyarakat Bali selama periode tersebut.
Film tersebut disutradarai oleh Muhammad Yusuf dan dibintangi oleh Verdy Bhawanta, Franki Darmawan, Daniel Immanuel Octavianus, Ivan Golofaev, Kristin Krishtovoso, dan Evgeniy Podnesbesniy. Film ini menceritakan detail sejumlah kasus perampokan yang membuat pening kepala Kapolda Bali saat itu Komjen Pol Petrus Reinhard Golose (pada saat itu masih pangkat Irjen). Di mana para pelaku merupakan warga negara Rusia. Mereka adalah perampok lintas negara dan dikenal sadis.
Diceritakan mulai dari perampokan money changer di Jalan Bypass Ngurah Rai Kedonganan, perampokan senjata laras panjang milik seorang anggota Brimob Polda Bali yang sedang jaga di Hotel Ayana, Kelurahan Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, perampokan money changer di Tanjung Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, dan sejumlah kasus lainnya. Para perampok menggunakan senjata api dan gas beracun untuk melumpuhkan para korban, baik satpam maupun pegawai money changer.
Menghadapi kasus yang meresahkan masyarakat itu, Kapolda dengan tagline ‘premanisme, narkoba no way’ kala itu membuat Satgas Counter Transnational and Organizer Crime atau yang familiar dikenal Satgas CTOC Polda Bali. Personel Satgas CTOC merupakan orang pilihan dan memiliki spesialisasi khusus.
Mereka pun turut menjadi pemeran dalam film yang menegangkan tersebut. Akhirnya kasus-kasus meresahkan itu berhasil diungkap tuntas pada tahun 2019. Film dengan judul ‘Tanpa Ampun’ yang menggambarkan kisah heroik personel Polda Bali menghadapi perampok bersenjata dan terlatih itu kini sudah beredar di bioskop seluruh Indonesia sejak, Kamis (2/2). Hari pertama penayangan film tersebut langsung ditonton oleh Komjen Pol Golose dan Brigjen Pol Ruddi Setiawan yang dalam penanganan kasus perampokan waktu itu menjabat sebagai Kapolresta Denpasar. Keduanya nonton bareng anggota Polda Bali dan BNN se-Bali di Mall Level 21, Denpasar Barat pada, Kamis malam.
"Film ini diinisiasi pada waktu saya menjadi Kapolda Bali. Kita kenal bersama pada saat itu ada tagline narkoba, premaniseme no way. Kemudian pada saat itu juga saya membentuk Satgas Counter Transnational and Organizer Crime atau yang familiar dikenal pada saat itu Satgas CTOC Polda Bali," ungkap Komjen Golose usai nonton bareng, Kamis malam. Komjen Golose kembali menceritakan pengalamannya selama jabat Kapolda Bali periode 2016 sampai 2020.
Dirinya mengaku pada saat itu ada kejadian yang membuat resah masyarakat Bali, salah satunya yaitu perampokan bersenjata oleh warga negara Rusia. Senjata yang mereka gunakan adalah senjata milik anggota Brimob yang diperoleh dengan cara merampok pada saat anggota Brimob itu jaga di Hotel Ayana, Jimbaran.
Tidak mau menyerah apalagi kalah dari penjahat, Komjen Golose yang dikenal garang memerintahkan Brigjen Ruddi Setiawan (kala itu jabat Kapolresta yang merupakan Wakil Satgas CTOC Polda Bali dengan pangkat Kombes Pol) untuk melakukan pengungkapan terhadap rangkaian perampokan money changer yang terjadi dan dilakukan oleh pelaku yang sama. Dengan ketelitian dari Satgas CTOC maka terungkaplah kasus yang meresahkan tersebut.
"Jadi, kisah film Tanpa Ampun ini diangkat dari kisah nyata. Dalam film ini menunjukan profesionalisme oleh kepolisian daerah Bali dan jajaran. Bagaimana menangani tindak pidana, mulai dari identifikasi, kedokteran, Brimob, Satgas CTOC, Command Center, yang merupakan suatu kesatuan yang mana inilah profesionalisme yang harus ditunjukkan oleh kepolisian dan ini ada di Bali," tuturnya.
Pesan yang mau disampaikan dalam film ini adalah tidak boleh ada premanisme di Bali. Kalau ada maka akan berhadapan dengan jajaran Polda Bali. "Saya sebagai kepala BNN siap mem-back up dalam rangka membuat Bali lebih aman dan nyaman bagi turis yang datang liburan di Bali. Dengan sendirinya nanti akan mengangkat ekonomi Bali dan tentunya Indonesia," tandasnya. *pol
Film tersebut disutradarai oleh Muhammad Yusuf dan dibintangi oleh Verdy Bhawanta, Franki Darmawan, Daniel Immanuel Octavianus, Ivan Golofaev, Kristin Krishtovoso, dan Evgeniy Podnesbesniy. Film ini menceritakan detail sejumlah kasus perampokan yang membuat pening kepala Kapolda Bali saat itu Komjen Pol Petrus Reinhard Golose (pada saat itu masih pangkat Irjen). Di mana para pelaku merupakan warga negara Rusia. Mereka adalah perampok lintas negara dan dikenal sadis.
Diceritakan mulai dari perampokan money changer di Jalan Bypass Ngurah Rai Kedonganan, perampokan senjata laras panjang milik seorang anggota Brimob Polda Bali yang sedang jaga di Hotel Ayana, Kelurahan Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, perampokan money changer di Tanjung Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, dan sejumlah kasus lainnya. Para perampok menggunakan senjata api dan gas beracun untuk melumpuhkan para korban, baik satpam maupun pegawai money changer.
Menghadapi kasus yang meresahkan masyarakat itu, Kapolda dengan tagline ‘premanisme, narkoba no way’ kala itu membuat Satgas Counter Transnational and Organizer Crime atau yang familiar dikenal Satgas CTOC Polda Bali. Personel Satgas CTOC merupakan orang pilihan dan memiliki spesialisasi khusus.
Mereka pun turut menjadi pemeran dalam film yang menegangkan tersebut. Akhirnya kasus-kasus meresahkan itu berhasil diungkap tuntas pada tahun 2019. Film dengan judul ‘Tanpa Ampun’ yang menggambarkan kisah heroik personel Polda Bali menghadapi perampok bersenjata dan terlatih itu kini sudah beredar di bioskop seluruh Indonesia sejak, Kamis (2/2). Hari pertama penayangan film tersebut langsung ditonton oleh Komjen Pol Golose dan Brigjen Pol Ruddi Setiawan yang dalam penanganan kasus perampokan waktu itu menjabat sebagai Kapolresta Denpasar. Keduanya nonton bareng anggota Polda Bali dan BNN se-Bali di Mall Level 21, Denpasar Barat pada, Kamis malam.
"Film ini diinisiasi pada waktu saya menjadi Kapolda Bali. Kita kenal bersama pada saat itu ada tagline narkoba, premaniseme no way. Kemudian pada saat itu juga saya membentuk Satgas Counter Transnational and Organizer Crime atau yang familiar dikenal pada saat itu Satgas CTOC Polda Bali," ungkap Komjen Golose usai nonton bareng, Kamis malam. Komjen Golose kembali menceritakan pengalamannya selama jabat Kapolda Bali periode 2016 sampai 2020.
Dirinya mengaku pada saat itu ada kejadian yang membuat resah masyarakat Bali, salah satunya yaitu perampokan bersenjata oleh warga negara Rusia. Senjata yang mereka gunakan adalah senjata milik anggota Brimob yang diperoleh dengan cara merampok pada saat anggota Brimob itu jaga di Hotel Ayana, Jimbaran.
Tidak mau menyerah apalagi kalah dari penjahat, Komjen Golose yang dikenal garang memerintahkan Brigjen Ruddi Setiawan (kala itu jabat Kapolresta yang merupakan Wakil Satgas CTOC Polda Bali dengan pangkat Kombes Pol) untuk melakukan pengungkapan terhadap rangkaian perampokan money changer yang terjadi dan dilakukan oleh pelaku yang sama. Dengan ketelitian dari Satgas CTOC maka terungkaplah kasus yang meresahkan tersebut.
"Jadi, kisah film Tanpa Ampun ini diangkat dari kisah nyata. Dalam film ini menunjukan profesionalisme oleh kepolisian daerah Bali dan jajaran. Bagaimana menangani tindak pidana, mulai dari identifikasi, kedokteran, Brimob, Satgas CTOC, Command Center, yang merupakan suatu kesatuan yang mana inilah profesionalisme yang harus ditunjukkan oleh kepolisian dan ini ada di Bali," tuturnya.
Pesan yang mau disampaikan dalam film ini adalah tidak boleh ada premanisme di Bali. Kalau ada maka akan berhadapan dengan jajaran Polda Bali. "Saya sebagai kepala BNN siap mem-back up dalam rangka membuat Bali lebih aman dan nyaman bagi turis yang datang liburan di Bali. Dengan sendirinya nanti akan mengangkat ekonomi Bali dan tentunya Indonesia," tandasnya. *pol
1
Komentar