Waspada DBD Akibat Peralihan Musim
MANGUPURA, NusaBali
Direktur Utama RSD Mangusada dr I Wayan Darta mengimbau masyarakat waspada terhadap merebaknya kasus Deman Berdarah Dengue (DBD) yang ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti.
Nyamuk jenis ini sangat cepat bisa berkembang biak, terutama di musim pancaroba atau peralihan musim.
Menurut Dr Darta, RSD Mangusada saat ini bahkan sedang merawat pasien kasus DBD. Sejak awal tahun 2023, pasien DBD yang dirawat 5-10 pasien. “Pasien dirawat dengan intensif. Syukurnya tidak ada yang bergejala berat. Mereka sebagian besar dirawat 2-3 hari saja setelah trombosit naik,” ujarnya, Minggu (5/2).
Jika dilihat dari tren setiap tahunnya, kata dr Darta, kasus DBD tinggi biasanya dimulai April. Namun bukan berarti periode Januari dan Februari tidak ditemukan kasus DBD. Buktinya awal tahun ini rumah sakit milik pemerintah sudah merawat pasien DBD.
“Memang jika dilihat dari sebelum-sebelumnya, kasus DBD tinggi itu muncul pada bulan April, Mei dan seterusnya. Tapi bukan berarti awal tahun ini tidak ada kasus, buktinya rumah sakit sedang merawat pasien DBD. Makanya kami imbau masyarakat tetap waspada,” pesan mantan Kabid Kesmas Dinas Kesehatan Kabupaten Badung ini.
Masyarakat juga diharapkan tetap peduli akan kebersihan lingkungan untuk menekan kasus DBD. Caranya dengan menerapkan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) melalui gerakan 3M Plus, yakni menguras tempat-tempat penampungan air secara rutin, menutup rapat tempat-tempat penampungan air dan mengubur barang-barang bekas yang bisa menampung air, guna mencegah bertelurnya nyamuk DBD. Kemudian memanfaatkan atau mendaur ulang kembali barang bekas yang kemungkinan dapat menampung sisa-sia air. Selain itu juga perlu dilakukan upaya lain seperti menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air, menggunakan obat nyamuk, hingga menghindai menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi sarang nyamuk.
“Apalagi saat ini musim hujan yang tidak menentu yang bisa mengakibatkan munculnya genangan-genangan air untuk berkembang biaknya nyamuk,” kata dr Darta. *ind
Jika dilihat dari tren setiap tahunnya, kata dr Darta, kasus DBD tinggi biasanya dimulai April. Namun bukan berarti periode Januari dan Februari tidak ditemukan kasus DBD. Buktinya awal tahun ini rumah sakit milik pemerintah sudah merawat pasien DBD.
“Memang jika dilihat dari sebelum-sebelumnya, kasus DBD tinggi itu muncul pada bulan April, Mei dan seterusnya. Tapi bukan berarti awal tahun ini tidak ada kasus, buktinya rumah sakit sedang merawat pasien DBD. Makanya kami imbau masyarakat tetap waspada,” pesan mantan Kabid Kesmas Dinas Kesehatan Kabupaten Badung ini.
Masyarakat juga diharapkan tetap peduli akan kebersihan lingkungan untuk menekan kasus DBD. Caranya dengan menerapkan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) melalui gerakan 3M Plus, yakni menguras tempat-tempat penampungan air secara rutin, menutup rapat tempat-tempat penampungan air dan mengubur barang-barang bekas yang bisa menampung air, guna mencegah bertelurnya nyamuk DBD. Kemudian memanfaatkan atau mendaur ulang kembali barang bekas yang kemungkinan dapat menampung sisa-sia air. Selain itu juga perlu dilakukan upaya lain seperti menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air, menggunakan obat nyamuk, hingga menghindai menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi sarang nyamuk.
“Apalagi saat ini musim hujan yang tidak menentu yang bisa mengakibatkan munculnya genangan-genangan air untuk berkembang biaknya nyamuk,” kata dr Darta. *ind
Komentar