Jalan Cempaga - Dencarik Rusak Parah
Namun, sejak tujuh tahun lebih kerusakannya semakin parah. Kini, tersisa kerikil dan tanah saja.
SINGARAJA, NusaBali
Akses jalan di Desa Cempaga menuju Desa Dencarik, Kecamatan Banjar, Buleleng, mengalami kerusakan parah. Jalan sepanjang 4,5 kilometer ini rusak sejak tahun 2015.
Kerusakan semakin parah karena hingga kini belum mendapat anggaran perbaikan dari pemerintah. Perbekel Desa Cempaga I Putu Suarjaya, Selasa (7/2) kemarin, mengatakan jalan rusak itu tercatat sebagai jalan kabupaten. Awalnya, kerusakan jalan beraspal tersebut hanya berlubang-lubang kecil. Namun, sejak tujuh tahun lebih kerusakannya semakin parah. Kini, tersisa kerikil dan tanah saja. Kondisi ini pun, disebut Suarjaya, sering kali membuat pengendara jalan yang melaluinya kecelakaan.
“Kalau warga kami yang sering memanfaatkan akses ini sekitar 660 KK, selain juga warga luar desa yang berkunjung ke desa kami. Kerusakan ini sangat parah dan cukup menghambat akses warga kami yang kebanyakan adalah petani,” ucap Suarjaya.
Kondisi jalan itu sempat dilaporkan ke Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Buleleng. Bahkan dua tahun lalu sudah sempat ada pengukuran dan pengecekan langsung ke lokasi. Hanya saja hingga kini belum ada tanda-tanda akan diperbaiki.
“Kami juga sudah sempat berkoordinasi ke Dinas PUTR, katanya memang belum ada anggaran. Tetapi karena ini jalan kabupaten, kami tidak bisa berbuat banyak, anggaran yang diperlukan juga besar, sehingga kami minta solusi bagaimana penanganan sementara,” imbuh dia.
Selama ini, warga desa pun secara swadaya mengupayakan perbaikan semampunya. Lubang-lubang jalan ditambal dengan campuran beton dan material yang sudah terlepas dari aspal juga dibersihkan. Hanya saja upaya perbaikan swadaya itu tidak bertahan lama, karena kerusakan yang terjadi semakin parah.
Dihubungi terpisah pada Selasa kemarin, Kepala Dinas PUTR Buleleng I Putu Adiptha Eka Putra mengakui sudah mendapatkan laporan kerusakan jalan di Desa Cempaga itu. Bahkan rencana perbaikan saat Pandemi Covid-19 sempat dicanangkan menggunakan pinjaman dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Hanya saja karena pinjaman PEN batal digelontor pemerintah pusat, rencana itu pun kandas.
“Perbaikan belum bisa tahun ini karena anggaran terbatas. Kondisi jalan rusak di Buleleng tidak hanya di Cempaga, total masih ada 300 kilometer jalan rusak yang harus ditangani. Sehingga ini masih pakai skala prioritas. Kami dengan pimpinan mengupayakan menuntaskan jalan rusak ini secara bertahap,” ungkap Adiptha.
Tahun ini, anggaran perbaikan jalan rusak di Buleleng dari APBD hanya Rp 19 miliar. Anggaran itu hanya mampu menyentuh dua ruas jalan. Yakni akses jalan menuju Pura Segara Rupek di Desa Sumberklampok, Kecamatan Gerokgak, Buleleng, dan jalan menuju Tempat Penampungan Akhir (TPA) Bengkala.
“Penanganan jalan rusak kami sudah punya roadmap, akan dituntaskan bertahap dengan skala prioritas, mana yang peningkatan kualitas hotmix, mana yang pemeliharaan mana yang ditunda dulu,” tegas pejabat asal Kelurahan Banyuasri, Kecamatan/Kabupaten Buleleng ini.*k23
Kerusakan semakin parah karena hingga kini belum mendapat anggaran perbaikan dari pemerintah. Perbekel Desa Cempaga I Putu Suarjaya, Selasa (7/2) kemarin, mengatakan jalan rusak itu tercatat sebagai jalan kabupaten. Awalnya, kerusakan jalan beraspal tersebut hanya berlubang-lubang kecil. Namun, sejak tujuh tahun lebih kerusakannya semakin parah. Kini, tersisa kerikil dan tanah saja. Kondisi ini pun, disebut Suarjaya, sering kali membuat pengendara jalan yang melaluinya kecelakaan.
“Kalau warga kami yang sering memanfaatkan akses ini sekitar 660 KK, selain juga warga luar desa yang berkunjung ke desa kami. Kerusakan ini sangat parah dan cukup menghambat akses warga kami yang kebanyakan adalah petani,” ucap Suarjaya.
Kondisi jalan itu sempat dilaporkan ke Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Buleleng. Bahkan dua tahun lalu sudah sempat ada pengukuran dan pengecekan langsung ke lokasi. Hanya saja hingga kini belum ada tanda-tanda akan diperbaiki.
“Kami juga sudah sempat berkoordinasi ke Dinas PUTR, katanya memang belum ada anggaran. Tetapi karena ini jalan kabupaten, kami tidak bisa berbuat banyak, anggaran yang diperlukan juga besar, sehingga kami minta solusi bagaimana penanganan sementara,” imbuh dia.
Selama ini, warga desa pun secara swadaya mengupayakan perbaikan semampunya. Lubang-lubang jalan ditambal dengan campuran beton dan material yang sudah terlepas dari aspal juga dibersihkan. Hanya saja upaya perbaikan swadaya itu tidak bertahan lama, karena kerusakan yang terjadi semakin parah.
Dihubungi terpisah pada Selasa kemarin, Kepala Dinas PUTR Buleleng I Putu Adiptha Eka Putra mengakui sudah mendapatkan laporan kerusakan jalan di Desa Cempaga itu. Bahkan rencana perbaikan saat Pandemi Covid-19 sempat dicanangkan menggunakan pinjaman dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Hanya saja karena pinjaman PEN batal digelontor pemerintah pusat, rencana itu pun kandas.
“Perbaikan belum bisa tahun ini karena anggaran terbatas. Kondisi jalan rusak di Buleleng tidak hanya di Cempaga, total masih ada 300 kilometer jalan rusak yang harus ditangani. Sehingga ini masih pakai skala prioritas. Kami dengan pimpinan mengupayakan menuntaskan jalan rusak ini secara bertahap,” ungkap Adiptha.
Tahun ini, anggaran perbaikan jalan rusak di Buleleng dari APBD hanya Rp 19 miliar. Anggaran itu hanya mampu menyentuh dua ruas jalan. Yakni akses jalan menuju Pura Segara Rupek di Desa Sumberklampok, Kecamatan Gerokgak, Buleleng, dan jalan menuju Tempat Penampungan Akhir (TPA) Bengkala.
“Penanganan jalan rusak kami sudah punya roadmap, akan dituntaskan bertahap dengan skala prioritas, mana yang peningkatan kualitas hotmix, mana yang pemeliharaan mana yang ditunda dulu,” tegas pejabat asal Kelurahan Banyuasri, Kecamatan/Kabupaten Buleleng ini.*k23
Komentar