Pertanian Masih Penyumbang PDRB Tertinggi di Buleleng
SINGARAJA, NusaBali
Sektor pertanian masih menjadi penyumbang tertinggi Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) Buleleng.
Karena itu, Pemkab Buleleng kembali memprioritaskan pertanian dalam strategi pembangunan hingga tahun 2024. Hal itu dibahas dalam Forum Konsultasi Publik 2023 dilaksanakan Badan Perencanaan Pembangunan (Bappeda) Buleleng, di Gedung Mr I Gusti Ketut Pudja, Selasa (7/2). Kepala Bappeda Buleleng Ni Putu Ayu Reika Nurhaeni mengatakan, pembangunan Buleleng tahun 2024 mendatang masih memprioritaskan sektor pertanian. Menurutnya, penekanan dan poin penting yang dibahas dalam forum ini akan dilanjutkan dengan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) yang dibagi dalam tiga tahap di sembilan kecamatan.
Soal fokus pembangunan di sektor pertanian, menurut Reika, masih sangat relevan hingga saat ini. Walaupun fokus pembangunan di sektor ini sudah dilakukan sejak tahun 2017. Sebab, PDRB Buleleng terbesar yakni 22,57 persen dari sektor pertanian. Kemudian 13,2 persen sektor akomodasi pariwisata dan 11,89 persen dari sektor perdagangan besar.
“Kenapa fokusnya di sektor pertanian, karena potensi Buleleng di Sembilan kecamatan, ya pertanian. Saat pandemi Covid-19, Buleleng masih bisa eksis karena ada sektor pertaniannya. Walaupun memang ada kontraksi tetapi masih bisa dikendalikan,” ungkap Reika.
Meski memfokuskan sektor pertanian sebagai prioritas pembangunan, dia menyebut tidak akan mengesampingkan sektor lain. Pengembangan sektor pertanian kedepannya akan menjadi motor dan pengimbas pada sektor lainnya. Seperti, sektor pariwisata, perdagangan, hingga pendidikan.
Penjabat (Pj) Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana menyebutkan ada delapan poin pembangunan Buleleng yang menjadi fokus. Diantaranya, peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), peningkatan perekonomian daerah berbasis potensi unggulan, peningkatan kualitas infrastruktur pelayanan dasar, penurunan kemiskinan dan peningkatan perlindungan sosial, pemantapan stabilitas keamanan dan kenyamanan masyarakat, pelestarian adat dan budaya lokal, peningkatan kualitas lingkungan hidup, peningkatan tata kelola pemerintahan yang efektif dan efisien.
“Saya harap delapan prioritas pembangunan dapat membuka peluang kerja dan mengurangi pengangguran dengan memberdayakan ekonomi lokal yang berbasis potensi unggulan. Meningkatkan keterampilan para pelaku usaha dan masyarakat, menggerakkan dan menguatkan UMKM melalui peningkatan investasi dan nilai tambah produksi hasil pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan dan industri kreatif, serta didukung dengan infrastruktur penunjang perekonomian yang memadai,” tegas Lihadnyana.*k23
Soal fokus pembangunan di sektor pertanian, menurut Reika, masih sangat relevan hingga saat ini. Walaupun fokus pembangunan di sektor ini sudah dilakukan sejak tahun 2017. Sebab, PDRB Buleleng terbesar yakni 22,57 persen dari sektor pertanian. Kemudian 13,2 persen sektor akomodasi pariwisata dan 11,89 persen dari sektor perdagangan besar.
“Kenapa fokusnya di sektor pertanian, karena potensi Buleleng di Sembilan kecamatan, ya pertanian. Saat pandemi Covid-19, Buleleng masih bisa eksis karena ada sektor pertaniannya. Walaupun memang ada kontraksi tetapi masih bisa dikendalikan,” ungkap Reika.
Meski memfokuskan sektor pertanian sebagai prioritas pembangunan, dia menyebut tidak akan mengesampingkan sektor lain. Pengembangan sektor pertanian kedepannya akan menjadi motor dan pengimbas pada sektor lainnya. Seperti, sektor pariwisata, perdagangan, hingga pendidikan.
Penjabat (Pj) Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana menyebutkan ada delapan poin pembangunan Buleleng yang menjadi fokus. Diantaranya, peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), peningkatan perekonomian daerah berbasis potensi unggulan, peningkatan kualitas infrastruktur pelayanan dasar, penurunan kemiskinan dan peningkatan perlindungan sosial, pemantapan stabilitas keamanan dan kenyamanan masyarakat, pelestarian adat dan budaya lokal, peningkatan kualitas lingkungan hidup, peningkatan tata kelola pemerintahan yang efektif dan efisien.
“Saya harap delapan prioritas pembangunan dapat membuka peluang kerja dan mengurangi pengangguran dengan memberdayakan ekonomi lokal yang berbasis potensi unggulan. Meningkatkan keterampilan para pelaku usaha dan masyarakat, menggerakkan dan menguatkan UMKM melalui peningkatan investasi dan nilai tambah produksi hasil pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan dan industri kreatif, serta didukung dengan infrastruktur penunjang perekonomian yang memadai,” tegas Lihadnyana.*k23
Komentar