Proyek Shortcut Lanjut Lagi Tahun Ini
Titik 7D dan 7E Proses Tender, Titik 9-10 Proses Desain
Shortcut titik 7D dan 7E panjangnya 555 meter, di titik 7D akan ada jembatan sepanjang 150 meter dengan anggaran sebesar Rp 90 M dari APBN.
SINGARAJA, NusaBali
Proyek shortcut Singaraja-Mengwitani titik 7A, 7B, 7C dan 8 telah tuntas dikerjakan sesuai dengan target 31 Desember 2022. Mega proyek yang menelan anggaran total Rp 113.430.320.000 atau Rp 113 miliar lebih ini pun sudah diresmikan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono dan Gubernur Bali Wayan Koster pada, Kamis (2/2) lalu. Pasca rampungnya shortcut ini, rencananya pemerintah akan melanjutkan kembali pembangunan shortcut di titik 7D, 7E serta titik 9 dan titik 10 di tahun 2023 ini.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 3.3 Provinsi Bali Dirjen Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR), I Made Gede Widhiasa, saat ditemui Selasa (7/2) mengatakan seluruh pekerjaan fisik shortcut 7-8 sudah tuntas dikerjakan tepat waktu. Shortcut titik 7 dan 8 ini dibangun dengan panjang total 2.165 meter termasuk 2 jembatan dengan memangkas 17 tikungan.
“Pekerjaan fisik seluruhnya sudah selesai tepat waktu, tetapi sampai saat ini masih ada pekerjaan tambahan di luar kontrak yang masih berlangsung. Ini komitmen dari penyedia proyek dan tanggungjawab mereka agar tidak berdampak kepada masyarakat,” ucap Widhiasa. Sedangkan selain pekerjaan utama, penyedia juga mendapatkan pekerjaan tambahan. Seperti pembersihan material dan penataan daerah aliran sungai di bawah jembatan shortcut.
PT Sinar Bali Bina Karya juga disebut masih terikat masa pemeliharaan hingga dua tahun ke depan. Selama masa pemeliharaan penyedia proyek wajib melakukan perbaikan jika ditemukan kerusakan. Selama masa pengerjaan 420 hari, proyek shortcut titik 7A, 7B, 7C dan titik 8, memang menghadapi kendala berat. Penyedia proyek PT Sinar Bali Bina Karya dalam proses penyelesaian proyek tidak hanya menghadapi kendala cuaca, yakni curah hujan cukup tinggi karena lokasi proyek ada di ketinggian. Kendala lain yang sempat dihadapi, yakni kelangkaan aspal dan kenaikan harga bahan bangunan dampak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
Menurut Widhiasa, Pemerintah Pusat juga telah menyiapkan anggaran untuk melanjutkan pengerjaan proyek shortcut titik 7D, 7E dan titik 9-10. Hanya saja yang sudah pasti masuk dalam proses tender baru proyek titik 7D dan 7E. Sedangkan untuk titik 9 dan 10, masih dalam proses desain. “Yang sudah pasti ada anggaran dan segera akan ditenderkan titik 7D dan 7E, panjangnya 555 meter untuk 2 titik. Lalu di titik 7D juga akan ada jembatan sepanjang 150 meter. Dari dua titik shortcut tambahan ini akan memangkas 8 tikungan menjadi 4 tikungan,” imbuhnya.
Pembangunan dua titik shortcut ini disebutnya sudah disiapkan anggaran yang bersumber dari APBN sebesar Rp 90 miliar. Hanya saja Widhiasa menyebut jumlah anggaran ini masih terus bergerak karena masih akan dilakukan penyesuaian. Sesuai dengan misi pembangunan shortcut Singaraja-Mengwitani, yang menjadi prioritas adalah perbaikan geometrik jalan.
Jalan shortcut baru ini memperbaiki kemiringan jalan menjadi 10 persen, dari semula 27 persen. Sehingga jalan dibuat tidak begitu menanjak maupun menurun tajam. Selain itu radius tikungan juga lebih perbaiki, sehingga kendaraan besar lebih mudah bermanuver. Proyek pembangunan shortcut lanjutan ini akan dikerjakan dengan rentang waktu 12-14 bulan terhitung dari tanda tangan kontrak. Seluruh proses pengerjaan akan kembali dilelang dan akan dikerjakan oleh penyedia pemenang lelang.
Sementara itu setelah shortcut baru difungsikan, Dirjen Bina Marga segera akan melakukan koordinasi dengan Balai Pengelola Transportasi Darat terkait pemanfaatan jalan lama. Apakah akan ditutup total atau masih dimanfaatkan sebagai jalan satu arah seperti di titik shortcut 4 wilayah Baturiti, Tabanan.
“Nanti kami akan koordinasi kembali terkait arus lalin. Tetapi saya rasa dengan lebar jalan baru saat ini sudah bisa layani arus lalu lintas dua arah,” terang dia. Hingga saat ini pembangunan jalan shortcut Mengwitani-Batas Kota Singaraja yang sudah selesai ditangani adalah pada segmen 3,4,5,6,7A,7B,7C, dan 8 dengan panjang 5,68 km. Anggaran pembangunannya bersumber dari APBN senilai Rp396,7 miliar selama tahun 2018-2022.
Pada tahun 2019, telah diselesaikan titik 5 dan 6 sepanjang 1.950 meter, titik 3 sepanjang 480 meter, dan titik 4 sepanjang 1.096 meter. Selanjutnya diselesaikan titik 7 yang dibagi 7A sepanjang 182 meter, titik 7B sepanjang 278 meter, dan titik 7C sepanjang 141 meter serta titik 8 dengan panjang jalan 1.404 meter dan dua jembatan masing-masing sepanjang 100 meter dan 60 meter. *k23
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 3.3 Provinsi Bali Dirjen Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR), I Made Gede Widhiasa, saat ditemui Selasa (7/2) mengatakan seluruh pekerjaan fisik shortcut 7-8 sudah tuntas dikerjakan tepat waktu. Shortcut titik 7 dan 8 ini dibangun dengan panjang total 2.165 meter termasuk 2 jembatan dengan memangkas 17 tikungan.
“Pekerjaan fisik seluruhnya sudah selesai tepat waktu, tetapi sampai saat ini masih ada pekerjaan tambahan di luar kontrak yang masih berlangsung. Ini komitmen dari penyedia proyek dan tanggungjawab mereka agar tidak berdampak kepada masyarakat,” ucap Widhiasa. Sedangkan selain pekerjaan utama, penyedia juga mendapatkan pekerjaan tambahan. Seperti pembersihan material dan penataan daerah aliran sungai di bawah jembatan shortcut.
PT Sinar Bali Bina Karya juga disebut masih terikat masa pemeliharaan hingga dua tahun ke depan. Selama masa pemeliharaan penyedia proyek wajib melakukan perbaikan jika ditemukan kerusakan. Selama masa pengerjaan 420 hari, proyek shortcut titik 7A, 7B, 7C dan titik 8, memang menghadapi kendala berat. Penyedia proyek PT Sinar Bali Bina Karya dalam proses penyelesaian proyek tidak hanya menghadapi kendala cuaca, yakni curah hujan cukup tinggi karena lokasi proyek ada di ketinggian. Kendala lain yang sempat dihadapi, yakni kelangkaan aspal dan kenaikan harga bahan bangunan dampak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
Menurut Widhiasa, Pemerintah Pusat juga telah menyiapkan anggaran untuk melanjutkan pengerjaan proyek shortcut titik 7D, 7E dan titik 9-10. Hanya saja yang sudah pasti masuk dalam proses tender baru proyek titik 7D dan 7E. Sedangkan untuk titik 9 dan 10, masih dalam proses desain. “Yang sudah pasti ada anggaran dan segera akan ditenderkan titik 7D dan 7E, panjangnya 555 meter untuk 2 titik. Lalu di titik 7D juga akan ada jembatan sepanjang 150 meter. Dari dua titik shortcut tambahan ini akan memangkas 8 tikungan menjadi 4 tikungan,” imbuhnya.
Pembangunan dua titik shortcut ini disebutnya sudah disiapkan anggaran yang bersumber dari APBN sebesar Rp 90 miliar. Hanya saja Widhiasa menyebut jumlah anggaran ini masih terus bergerak karena masih akan dilakukan penyesuaian. Sesuai dengan misi pembangunan shortcut Singaraja-Mengwitani, yang menjadi prioritas adalah perbaikan geometrik jalan.
Jalan shortcut baru ini memperbaiki kemiringan jalan menjadi 10 persen, dari semula 27 persen. Sehingga jalan dibuat tidak begitu menanjak maupun menurun tajam. Selain itu radius tikungan juga lebih perbaiki, sehingga kendaraan besar lebih mudah bermanuver. Proyek pembangunan shortcut lanjutan ini akan dikerjakan dengan rentang waktu 12-14 bulan terhitung dari tanda tangan kontrak. Seluruh proses pengerjaan akan kembali dilelang dan akan dikerjakan oleh penyedia pemenang lelang.
Sementara itu setelah shortcut baru difungsikan, Dirjen Bina Marga segera akan melakukan koordinasi dengan Balai Pengelola Transportasi Darat terkait pemanfaatan jalan lama. Apakah akan ditutup total atau masih dimanfaatkan sebagai jalan satu arah seperti di titik shortcut 4 wilayah Baturiti, Tabanan.
“Nanti kami akan koordinasi kembali terkait arus lalin. Tetapi saya rasa dengan lebar jalan baru saat ini sudah bisa layani arus lalu lintas dua arah,” terang dia. Hingga saat ini pembangunan jalan shortcut Mengwitani-Batas Kota Singaraja yang sudah selesai ditangani adalah pada segmen 3,4,5,6,7A,7B,7C, dan 8 dengan panjang 5,68 km. Anggaran pembangunannya bersumber dari APBN senilai Rp396,7 miliar selama tahun 2018-2022.
Pada tahun 2019, telah diselesaikan titik 5 dan 6 sepanjang 1.950 meter, titik 3 sepanjang 480 meter, dan titik 4 sepanjang 1.096 meter. Selanjutnya diselesaikan titik 7 yang dibagi 7A sepanjang 182 meter, titik 7B sepanjang 278 meter, dan titik 7C sepanjang 141 meter serta titik 8 dengan panjang jalan 1.404 meter dan dua jembatan masing-masing sepanjang 100 meter dan 60 meter. *k23
Komentar