Kapal Oleng, 4 Truk Terjungkal
Truk L 8620 UC yang terjungkal menimpa bagian belakang mobil Honda Mobilio P 1904 V. Truk lainnya menimpa 1 motor.
NEGARA, NusaBali
Kapal Motor Penumpang (KMP) Prathita IV diterjang gelombang tinggi saat berlayar dari Pelabuhan Ketapang, Jawa Timur menuju Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana, Kamis (1/6). Dampaknya empat truk yang diangkyt KPM Prathita IV terjungkal akibat kapal oleng. Tak ada korban jiwa maupun luka dalam insiden di tengah laut itu.
Insiden yang dialami KP Prathita IV itu terjadi sekitar pukul 11.20 Wita. Kapal milik PT ASDP Ferry Indonesia itu berangkat dari Pelabuhan Ketapang menuju Pelabuhan Gilimanuk dengan mengangkut 1 truk tronton, 2 truk besar, 4 truk sedang, 12 sepeda motor, dan 100 orang penumpang. Sekitar 500 meter dari Pelabuhan Gilimanuk, kapal yang dinakhodai Zaelani asal Banyuwangi, Jawa Timur itu dihantam gelombang tinggi.
Dampaknya, kemudi tidak dapat diarahkan ke kiri sehingga kapal terapung dengan posisi agak miring ke kiri. Akibatnya kapal hanya mengikuti arah arus disertai angin kencang dari arah tenggara ke selatan. Saat itulah, lambung kanan kapal berulang kali dihantam gelombang hingga kapal oleng ke kiri. Bersamaan itu, secara berurutan 4 truk di dalam car deck kapal, di antaranya truk box nopol L 8620 UC, truk box nopol B 9299 KRU, truk sedang nopol DK 9660 WL memuat genteng, dan truk sedang nopol DK 9475 WI memuat gabah, terjungkal ke kiri.
Saat terjungkal, truk box nopol L 8620 UC menimpa bagian belakang mobil Honda Mobilio nopol P 1904 V. Selain itu, satu unit sepeda motor juga tertimpa truk lainnya. Beruntung, kekacauan di dalam car deck kapal tidak menyebkan korban manusia. Sejumlah penumpang dilaporkan dilanda kepanikan. Sekitar 15 menit kemudian, kapal baru bisa ke posisi normal. Setelah dipastikan tidak ada gangguan cuaca, termasuk kemudi sudah dapat berjalan normal, pihak Otoritas Pelabuhan Penyeberangan (OPP) yang berkoordinasi dengan Syahbandar mengizinkan KMP Prathita IV bersandar di Dermaga Mobile Brigde (MB) I Pelabuhan Gilimanuk.
Truk yang terjungkal dan muatan lainnya dievakuasi bersama seluruh penumpang lainnya. Setelah melakukan bongkar muatan, KMP Prathita IV diarahkan menjalani pemeriksaan di Pelabuhan Ketapang tanpa mengangkut penumpang dari Pelabuhan Gilimanuk. Kepala Syahbandar Ketapang, Isprianto saat dikonfirmasi membenarkan insiden itu. Menurutnya, truk terjungkal di dalam deck kapal akibat gangguan cuaca buruk. “Tidak ada faktor human error dalam insiden ini,” terang Isprianto.
Dikatakan, sebelum diberangkatan dari Pelabuhan Ketapang, sejumlah muatan kendaraan berat dipastikan sudah dileashing. “Beberapa kali dihantam gelombang, akhirnya tidak kuat talinya sehingga truk terjungkal. Penumpang semua selamat,” terangnya. Kerugian material akibat insiden ini ditanggung asuransi. Menurut Isprianto, dari prakirakan cuaca BMKG, tinggi maksimal gelombang laut hanya 0,8 meter. Kenyataannya, berdasar pengamatan dari Pelabuhan Ketapang, terlihat beberapa kali riak-riak ombak berwarna putih di tengah perairan Selat Bali yang menandakan gelombang tinggi. “Biasanya, kalau sudah ada riak-riak ombak di tengah, gelombangnya bisa sampai 2 meter. Kami minta nakhoda berhati-hati,” ujarnya. *ode
Insiden yang dialami KP Prathita IV itu terjadi sekitar pukul 11.20 Wita. Kapal milik PT ASDP Ferry Indonesia itu berangkat dari Pelabuhan Ketapang menuju Pelabuhan Gilimanuk dengan mengangkut 1 truk tronton, 2 truk besar, 4 truk sedang, 12 sepeda motor, dan 100 orang penumpang. Sekitar 500 meter dari Pelabuhan Gilimanuk, kapal yang dinakhodai Zaelani asal Banyuwangi, Jawa Timur itu dihantam gelombang tinggi.
Dampaknya, kemudi tidak dapat diarahkan ke kiri sehingga kapal terapung dengan posisi agak miring ke kiri. Akibatnya kapal hanya mengikuti arah arus disertai angin kencang dari arah tenggara ke selatan. Saat itulah, lambung kanan kapal berulang kali dihantam gelombang hingga kapal oleng ke kiri. Bersamaan itu, secara berurutan 4 truk di dalam car deck kapal, di antaranya truk box nopol L 8620 UC, truk box nopol B 9299 KRU, truk sedang nopol DK 9660 WL memuat genteng, dan truk sedang nopol DK 9475 WI memuat gabah, terjungkal ke kiri.
Saat terjungkal, truk box nopol L 8620 UC menimpa bagian belakang mobil Honda Mobilio nopol P 1904 V. Selain itu, satu unit sepeda motor juga tertimpa truk lainnya. Beruntung, kekacauan di dalam car deck kapal tidak menyebkan korban manusia. Sejumlah penumpang dilaporkan dilanda kepanikan. Sekitar 15 menit kemudian, kapal baru bisa ke posisi normal. Setelah dipastikan tidak ada gangguan cuaca, termasuk kemudi sudah dapat berjalan normal, pihak Otoritas Pelabuhan Penyeberangan (OPP) yang berkoordinasi dengan Syahbandar mengizinkan KMP Prathita IV bersandar di Dermaga Mobile Brigde (MB) I Pelabuhan Gilimanuk.
Truk yang terjungkal dan muatan lainnya dievakuasi bersama seluruh penumpang lainnya. Setelah melakukan bongkar muatan, KMP Prathita IV diarahkan menjalani pemeriksaan di Pelabuhan Ketapang tanpa mengangkut penumpang dari Pelabuhan Gilimanuk. Kepala Syahbandar Ketapang, Isprianto saat dikonfirmasi membenarkan insiden itu. Menurutnya, truk terjungkal di dalam deck kapal akibat gangguan cuaca buruk. “Tidak ada faktor human error dalam insiden ini,” terang Isprianto.
Dikatakan, sebelum diberangkatan dari Pelabuhan Ketapang, sejumlah muatan kendaraan berat dipastikan sudah dileashing. “Beberapa kali dihantam gelombang, akhirnya tidak kuat talinya sehingga truk terjungkal. Penumpang semua selamat,” terangnya. Kerugian material akibat insiden ini ditanggung asuransi. Menurut Isprianto, dari prakirakan cuaca BMKG, tinggi maksimal gelombang laut hanya 0,8 meter. Kenyataannya, berdasar pengamatan dari Pelabuhan Ketapang, terlihat beberapa kali riak-riak ombak berwarna putih di tengah perairan Selat Bali yang menandakan gelombang tinggi. “Biasanya, kalau sudah ada riak-riak ombak di tengah, gelombangnya bisa sampai 2 meter. Kami minta nakhoda berhati-hati,” ujarnya. *ode
Komentar