Peragaan Busana Adat Awali Kegiatan Bulan Bahasa Bali di SLBN 2 Denpasar
DENPASAR, NusaBali
Puluhan murid SLB Negeri 2 Denpasar penuh percaya diri bergaya bak model pada kegiatan lomba busana adat Bali berpasangan, Rabu (8/2).
Lomba yang digelar di halaman sekolah yang berlokasi di Jalan Pendidikan, Desa Sidakarya, Kecamatan Denpasar Selatan, merupakan bagian dari penyelenggaraan Bulan Bahasa Bali (BBB) ke-5 Tahun 2023 di sekolah ini.
Meskipun memiliki keterbatasan, para siswa perwakilan masing-masing kelas tersebut terlihat antusias mengikuti lomba. Adapun perayaan BBB di SLBN 2 Denpasar digelar selama tiga hari, 8 – 10 Februari 2023.
“Kegiatan berlangsung tiga hari, 8 – 10 Februari. Hari pertama lomba peragaan busana adat, hari kedua lomba mewarnai, mewarnai komik, dan menyalin aksara Bali. Dan hari terakhir lomba mesatua Bali untuk guru-guru,” ujar Kepala Sekolah SLBN 2 Denpasar Ni Wayan Rapiyanti SPd, di sela kegiatan hari pertama.
Rapiyanti mengatakan, lomba-lomba yang digelar memang menyesuaikan dengan keterbatasan dan kemampuan yang dimiliki para siswanya, yang terdiri dari difabel rungu dan mental (grahita).
Lomba pakaian adat diikuti oleh seluruh perwakilan kelas mulai dari tingkat SDLB, SMPLB, dan SMALB, lomba mewarnai diikuti siswa SDLB, sementara lomba menyalin aksara Bali diikuti murid SMPLB dan SMALB.
Rapiyanti menuturkan, sejalan dengan Peraturan Daerah Nomor 80 Tahun 2018 tentang Pelindungan dan Penggunaan Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali Serta Penyelenggaraan Bulan Bahasa Bali, kegiatan Bulan Bahasa Bali di sekolahnya bertujuan untuk ikut melestarikan aksara, bahasa, dan sastra Bali.
“Kegiatan bulan bahasa Bali yang kami laksanakan untuk ikut melestarikan budaya Bali pada anak-anak terutama siswa kami SLBN 2 Denpasar,” sebut Rapiyanti.
Dia menambahkan, sebagai sekolah penggerak pihaknya juga berusaha mengimplementasikan salah satu tema Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila yaitu kearifan lokal.
Dikatakannya, Bahasa Bali merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di SLBN 2 Denpasar, yakni pada jenjang SMPLB dan SMALB. Meski hanya memiliki satu guru Bahasa Bali, Rapiyanti mengatakan proses pembelajaran tidak terhambat. *cr78
1
Komentar