Banjir Bandang Rendam Puluhan Rumah
Air Berlumpur Datang Tiba-tiba, Warga Kalibukbuk Pasrah
Hujan deras turun pada, Rabu malam sejak pukul 19.00 Wita, tak berselang lama sekitar pukul 20.00 Wita, banjir disertai lumpur datang dengan tiba-tiba.
SINGARAJA, NusaBali
Sebanyak 40 rumah warga di RT 15 Banjar Dinas/Desa Kalibukbuk, Kecamatan/Kabupaten Buleleng terendam lumpur pasca diterjang banjir bandang, Rabu (8/2) malam. Banjir bandang datang secara tiba-tiba tidak lama setelah hujan deras mengguyur Buleleng disertai kilat dan guntur.
Masyarakat setempat terlihat sibuk membersihkan lumpur setinggi betis pada, Kamis (8/2). Bahkan lumpur yang sangat tebal itu hampir mustahil dibersihkan menggunakan sekop dan cangkul. Meski demikian, warga dengan sabar menyekop dengan sabar lumpur yang masuk ke halaman rumah hingga ke dalam kamar tidur.
Wayan Resmi,49, salah satu korban banjir bandang mengatakan hujan deras turun sejak pukul 19.00 Wita. Tidak berselang lama sekitar pukul 20.00 Wita, banjir disertai lumpur datang dengan tiba-tiba dan menjebol pagar depan rumahnya.
“Kalau kemarin airnya sampai sepinggang. Tiba-tiba saja air besar datang. Pagar saya sampai jebol karena air terlalu besar. Sudah tidak bisa dihindari dan masuk ke dalam rumah. Perabotan kompor, mesin cuci sampai kasur semuanya berenang,” ucap Resmi. Saat kejadian dia bersama anak dan suaminya sudah pasrah. Dan memilih bertahan di dalam kamar tidur sebagai tempat paling tinggi di rumahnya.
“Sudah bingung kemarin mau bagaimana, anak-anak sudah pada menangis semua, tetapi kami tetap di dalam rumah. Karena kalau keluar air lebih tinggi sudah sepinggang, di dapur saya lagi sampai sedada karena lebih rendah posisinya,” imbuh dia. Resmi dan warga sekitarnya pun begadang semalaman suntuk. Air disebutnya baru mereda pada, Kamis sekitar pukul 04.00 Wita. Menurutnya peristiwa banjir di kawasan itu pernah terjadi pada tahun 2015 lalu, namun paling parah terjadi tahun ini.
Perbekel Kalibukbuk, Ketut Suka yang juga menjadi korban banjir bandang ini mengatakan bencana itu terjadi secara tiba-tiba. “Hitungannya menit, memang ada beberapa potongan kayu besar yang menyumbat jalan air di sisi barat perumahan, sehingga air meluap. Kami dalam posisi terjebak tidak bisa keluar dan akhirnya menunggu banjir reda,” jelas Perbekel Suka. Sejumlah mobil dan sepeda motor milik warga pun terendam banjir bandang ini. Dia pun mengimbau kepada warganya jika merasa situasi belum aman, untuk mengungsi sementara di rumah kerabat dekat. Terutama saat cuaca ekstrim kembali terjadi pasca banjir bandang.
Sementara itu Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Kalakhar BPBD) Buleleng, Putu Ariadi Pribadi mengatakan untuk penanganan banjir bandang di Desa Kalibukbuk dilakukan dengan penurunan alat berat. Pembersihan lumpur juga dibantu Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Buleleng.
“Kami sudah sewakan alat berat untuk mempercepat penanganan dan pembersihan lumpur di jalan dan rumah warga. Penyebab banjir bandang ini karena memang di bulan Januari-Februari ini sesuai prediksi kita masih mengalami puncak musim hujan,” jelas Ariadi.
Mantan Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Buleleng ini pun mengatakan hujan deras tidak hanya berdampak banjir bandang di Desa Kalibukbuk. Kondisi rumah terendam banjir juga terjadi di Desa Anturan, Desa Baktiseraga dan Desa Pemaron, Kecamatan/Kabupaten Buleleng. BPBD Buleleng juga disebut Ariadi sedang melakukan pendataan dan asesmen langsung ke lokasi kejadian.
Sementara itu BPBD Buleleng sejak Rabu malam hingga Kamis kemarin juga menerima laporan dan melakukan penanganan tanah longsor di Desa Tajun, Kecamatan Kubutambahan. Bencana yang sama juga terjadi di Desa Ambengan dan di Desa Pegadungan di wilayah Kecamatan Sukasada. “Sejauh ini yang baru masuk laporannya ke BPBD baru di 8 titik, TRC (Tim Reaksi Cepat) kami sedang melakukan pengecekan dan penanganan seluruh tim regu diturunkan, sembari mengecek kerusakan dan kerugian material akibat bencana ini,” terang Ariadi. *k23
Masyarakat setempat terlihat sibuk membersihkan lumpur setinggi betis pada, Kamis (8/2). Bahkan lumpur yang sangat tebal itu hampir mustahil dibersihkan menggunakan sekop dan cangkul. Meski demikian, warga dengan sabar menyekop dengan sabar lumpur yang masuk ke halaman rumah hingga ke dalam kamar tidur.
Wayan Resmi,49, salah satu korban banjir bandang mengatakan hujan deras turun sejak pukul 19.00 Wita. Tidak berselang lama sekitar pukul 20.00 Wita, banjir disertai lumpur datang dengan tiba-tiba dan menjebol pagar depan rumahnya.
“Kalau kemarin airnya sampai sepinggang. Tiba-tiba saja air besar datang. Pagar saya sampai jebol karena air terlalu besar. Sudah tidak bisa dihindari dan masuk ke dalam rumah. Perabotan kompor, mesin cuci sampai kasur semuanya berenang,” ucap Resmi. Saat kejadian dia bersama anak dan suaminya sudah pasrah. Dan memilih bertahan di dalam kamar tidur sebagai tempat paling tinggi di rumahnya.
“Sudah bingung kemarin mau bagaimana, anak-anak sudah pada menangis semua, tetapi kami tetap di dalam rumah. Karena kalau keluar air lebih tinggi sudah sepinggang, di dapur saya lagi sampai sedada karena lebih rendah posisinya,” imbuh dia. Resmi dan warga sekitarnya pun begadang semalaman suntuk. Air disebutnya baru mereda pada, Kamis sekitar pukul 04.00 Wita. Menurutnya peristiwa banjir di kawasan itu pernah terjadi pada tahun 2015 lalu, namun paling parah terjadi tahun ini.
Perbekel Kalibukbuk, Ketut Suka yang juga menjadi korban banjir bandang ini mengatakan bencana itu terjadi secara tiba-tiba. “Hitungannya menit, memang ada beberapa potongan kayu besar yang menyumbat jalan air di sisi barat perumahan, sehingga air meluap. Kami dalam posisi terjebak tidak bisa keluar dan akhirnya menunggu banjir reda,” jelas Perbekel Suka. Sejumlah mobil dan sepeda motor milik warga pun terendam banjir bandang ini. Dia pun mengimbau kepada warganya jika merasa situasi belum aman, untuk mengungsi sementara di rumah kerabat dekat. Terutama saat cuaca ekstrim kembali terjadi pasca banjir bandang.
Sementara itu Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Kalakhar BPBD) Buleleng, Putu Ariadi Pribadi mengatakan untuk penanganan banjir bandang di Desa Kalibukbuk dilakukan dengan penurunan alat berat. Pembersihan lumpur juga dibantu Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Buleleng.
“Kami sudah sewakan alat berat untuk mempercepat penanganan dan pembersihan lumpur di jalan dan rumah warga. Penyebab banjir bandang ini karena memang di bulan Januari-Februari ini sesuai prediksi kita masih mengalami puncak musim hujan,” jelas Ariadi.
Mantan Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Buleleng ini pun mengatakan hujan deras tidak hanya berdampak banjir bandang di Desa Kalibukbuk. Kondisi rumah terendam banjir juga terjadi di Desa Anturan, Desa Baktiseraga dan Desa Pemaron, Kecamatan/Kabupaten Buleleng. BPBD Buleleng juga disebut Ariadi sedang melakukan pendataan dan asesmen langsung ke lokasi kejadian.
Sementara itu BPBD Buleleng sejak Rabu malam hingga Kamis kemarin juga menerima laporan dan melakukan penanganan tanah longsor di Desa Tajun, Kecamatan Kubutambahan. Bencana yang sama juga terjadi di Desa Ambengan dan di Desa Pegadungan di wilayah Kecamatan Sukasada. “Sejauh ini yang baru masuk laporannya ke BPBD baru di 8 titik, TRC (Tim Reaksi Cepat) kami sedang melakukan pengecekan dan penanganan seluruh tim regu diturunkan, sembari mengecek kerusakan dan kerugian material akibat bencana ini,” terang Ariadi. *k23
Komentar