Pedagang Pasar Rakyat Gianyar Gantung Diri
Sehari sebelum kejadian, korban I Made S masih biasa membuka tokonya nomor 025 di lantai dasar Pasar Rakyat Gianyar.
GIANYAR, NusaBali
Seorang pedagang makanan ringan Pasar Rakyat Gianyar, I Made S, 62, asal Kelurahan Abianbase, Kecamatan Gianyar ditemukan gantung diri di tepi sungai, sebelah timur rumahnya, Kamis (9/2) pukul 06.30 Wita. Belum diketahui motif korban nekat mengakhiri hidup. Apalagi sehari sebelum kejadian, korban I Made S masih biasa membuka tokonya nomor 025 di lantai dasar Pasar Rakyat Gianyar.
Kapolsek Kota Gianyar Kompol I Ketut Tomiyasa mengatakan sudah mendatangi TKP dan mengumpulkan keterangan saksi. Hasil penanganan TKP, korban ditemukan sudah dalam keadaan tergantung dengan mengunakan tali tambang warna biru. Jarak kaki korban sampai air kurang lebih 50 cm. Di bawah korban gantung diri merupakan aliran sungai.
Sementara dari hasil pemeriksaan luar oleh tim medis UPTD Puskesmas Gianyar 1, pada kondisi korban sudah tidak bernafas dalam keadaan sudah kaku. Tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan. Dari hasil pemeriksaan diduga kuat bahwa tanda-tanda pemeriksaan tersebut adalah tanda-tanda yang umum pada korban meninggal dunia karena gantung diri.
"Keterangan dari keluarga, korban tidak pernah mengeluh sakit, tidak pernah ada permasalahan dan orangnya tertutup," jelas Kapolsek. Atas kejadian ini, keluarga korban sudah mengikhlaskan kematian korban sebagai musibah dan tidak melaporkan kasus tersebut.
Sementara itu, anak bungsu korban, I Komang S saat ditemui di rumah duka tak pernah menyangka ayahnya akan mengambil jalan pintas. Sepengetahuan keluarga, korban tidak ada masalah di rumah tangga maupun di pasar. "Kemarin bapak terlihat biasa-biasa saja, tidak ada yang aneh. Cuman tadi pagi tumben tidak barengan pergi ke pasar," ujarnya.
Jika biasanya, korban dan istri Ni Wayan T berangkat membuka lapak dan jualan di pasar mulai pukul 04.00 Wita. Pasutri ini berjualan hingga sekitar Pukul 15.00 Wita. Disela-sela waktu itu, Komang S biasanya pergi ke pasar untuk sekedar bantu-bantu. "Saya biasanya masih tidur saat mereka berangkat ke pasar. Termasuk tadi pagi, ternyata ibu ke pasar sendirian," ungkapnya.
Sementara sang ibu jualan di pasar, Komang S yang masih tidur lelap tiba-tiba dibangunkan oleh teriakan tetangga. Komang S mendengar suara keponakannya yang berumur 8 tahun sedang menangis. Komang S bergegas bangun dan mencari tahu apa yang terjadi. Betapa kagetnya dia mengetahui ayahnya tewas gantung diri di pinggir sungai. Korban gantung diri di tiang beton yang biasa dijadikan tempat jemuran. Jarak rumah dengan TKP sangat dekat, hanya 5 meter. "Saya melihat bapak sudah tergantung," ujarnya. Dia melihat ayahnya gantung diri mengunakan tali tambang plastik berwarna biru yan diikat pada sebuah tiang beton di pinggir sungai dan tubuh korban menempel di pinggir sungai.
Komang S yang kaget spontan berteriak minta tolong kepada warga sekitar untuk membantu mengangkat atau menurunkan korban. Jasad korban langsung dievakuasi untuk kemudian dititipkan di kamar jenazah RSUD Sanjiwani. "Hasil rembuk keluarga, bapak akan diaben pada 15 Februari ini. Sekarang jenazahnya masih dititip di rumah sakit," jelasnya. Mengenai firasat, Komang S tidak merasakan apa-apa. "Tapi ibu saya merasa tidak enak hati saat jualan di pasar sendiri. Jadi ibu gak jadi jualan, lalu pulang. Tiba di rumah sudah ramai," ungkapnya.
Terkait motif korban akhiri hidup diduga depresi kios daganganya sepi, keluarga korban tidak banyak memberikan keterangan. "Bapak tidak pernah mengeluhkan apa-apa, kios setiap hari buka. Biasa saja," ungkapnya.
Sementara penelurusan ke kiosnya yang terletak di lantai dasar, kios korban di nomor 25 pasar rakyat Gianyar berada di pojok sisi barat. Pedagang di samping korban mengatakan korban berjualan snack makan ringan sama seperti yang lainya. Keluhan pedagang rata-rata sama, yakni sepinya pembeli. "Tidak ada mengeluh apa kayak sakit atau gimana, tidak, cuma keluhannya sama sepi disini, coba liat sendiri, berapa orang berbelanja kesini. Ya mau gimana lagi," ujarnya. *nvi
Kapolsek Kota Gianyar Kompol I Ketut Tomiyasa mengatakan sudah mendatangi TKP dan mengumpulkan keterangan saksi. Hasil penanganan TKP, korban ditemukan sudah dalam keadaan tergantung dengan mengunakan tali tambang warna biru. Jarak kaki korban sampai air kurang lebih 50 cm. Di bawah korban gantung diri merupakan aliran sungai.
Sementara dari hasil pemeriksaan luar oleh tim medis UPTD Puskesmas Gianyar 1, pada kondisi korban sudah tidak bernafas dalam keadaan sudah kaku. Tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan. Dari hasil pemeriksaan diduga kuat bahwa tanda-tanda pemeriksaan tersebut adalah tanda-tanda yang umum pada korban meninggal dunia karena gantung diri.
"Keterangan dari keluarga, korban tidak pernah mengeluh sakit, tidak pernah ada permasalahan dan orangnya tertutup," jelas Kapolsek. Atas kejadian ini, keluarga korban sudah mengikhlaskan kematian korban sebagai musibah dan tidak melaporkan kasus tersebut.
Sementara itu, anak bungsu korban, I Komang S saat ditemui di rumah duka tak pernah menyangka ayahnya akan mengambil jalan pintas. Sepengetahuan keluarga, korban tidak ada masalah di rumah tangga maupun di pasar. "Kemarin bapak terlihat biasa-biasa saja, tidak ada yang aneh. Cuman tadi pagi tumben tidak barengan pergi ke pasar," ujarnya.
Jika biasanya, korban dan istri Ni Wayan T berangkat membuka lapak dan jualan di pasar mulai pukul 04.00 Wita. Pasutri ini berjualan hingga sekitar Pukul 15.00 Wita. Disela-sela waktu itu, Komang S biasanya pergi ke pasar untuk sekedar bantu-bantu. "Saya biasanya masih tidur saat mereka berangkat ke pasar. Termasuk tadi pagi, ternyata ibu ke pasar sendirian," ungkapnya.
Sementara sang ibu jualan di pasar, Komang S yang masih tidur lelap tiba-tiba dibangunkan oleh teriakan tetangga. Komang S mendengar suara keponakannya yang berumur 8 tahun sedang menangis. Komang S bergegas bangun dan mencari tahu apa yang terjadi. Betapa kagetnya dia mengetahui ayahnya tewas gantung diri di pinggir sungai. Korban gantung diri di tiang beton yang biasa dijadikan tempat jemuran. Jarak rumah dengan TKP sangat dekat, hanya 5 meter. "Saya melihat bapak sudah tergantung," ujarnya. Dia melihat ayahnya gantung diri mengunakan tali tambang plastik berwarna biru yan diikat pada sebuah tiang beton di pinggir sungai dan tubuh korban menempel di pinggir sungai.
Komang S yang kaget spontan berteriak minta tolong kepada warga sekitar untuk membantu mengangkat atau menurunkan korban. Jasad korban langsung dievakuasi untuk kemudian dititipkan di kamar jenazah RSUD Sanjiwani. "Hasil rembuk keluarga, bapak akan diaben pada 15 Februari ini. Sekarang jenazahnya masih dititip di rumah sakit," jelasnya. Mengenai firasat, Komang S tidak merasakan apa-apa. "Tapi ibu saya merasa tidak enak hati saat jualan di pasar sendiri. Jadi ibu gak jadi jualan, lalu pulang. Tiba di rumah sudah ramai," ungkapnya.
Terkait motif korban akhiri hidup diduga depresi kios daganganya sepi, keluarga korban tidak banyak memberikan keterangan. "Bapak tidak pernah mengeluhkan apa-apa, kios setiap hari buka. Biasa saja," ungkapnya.
Sementara penelurusan ke kiosnya yang terletak di lantai dasar, kios korban di nomor 25 pasar rakyat Gianyar berada di pojok sisi barat. Pedagang di samping korban mengatakan korban berjualan snack makan ringan sama seperti yang lainya. Keluhan pedagang rata-rata sama, yakni sepinya pembeli. "Tidak ada mengeluh apa kayak sakit atau gimana, tidak, cuma keluhannya sama sepi disini, coba liat sendiri, berapa orang berbelanja kesini. Ya mau gimana lagi," ujarnya. *nvi
1
Komentar