Krama Bali Deklarasikan 'Bung Karno Bapak Bangsa'
PDIP membuktikan soliditasnya sebagai partai pemenang saat memperingati Hari Lahirnya Pancasila (1 Juni 1945) dan Bulan Bung Karno di panggung terbuka Arda Candra, Taman Budaya Art Centre Denpasar, Kamis (1/6) malam.
DENPASAR, NusaBali
Dalam acara yang dikemas sebagai ‘Malam Gelar Budaya’ tersebut, PDIP hadirkan massa berkekuatan 10.000 orang. Mereka deklarasikan ‘Bung Karno Jadi Bapak Bangsa’.
Acara Malam Gelar Budaya bertema ‘Membangkitkan Memori Kolektif Bung Karno Bapak Bangsa’ yang digelar PDIP di panggung terbuka Arda Candra semalam mengundang sejumlah tokoh masyarakat. Mulai dari lembaga majelis umat, tokoh masyarakat lintas agama, organisasi kemasyarakatan, organisasi pemuda, hingga legiun Veteran Indonesia.
Sekjen DPP PDIP Hasto Kristianto juga hadir bersama Ketua DPD PDIP Bali Wayan Koster, jajaran Fraksi PDIP DPRD Bali, Fraksi PDIP DPRD Kabupaten/Kota se-Bali, dan para kader PDIP yang duduk sebagai pejabat eksekutif termasuk para Bupati. Wayan Koster dan Hasto Kristianto sempat berpidato bergantian di hadapan 10.000 massa tadi malam.
Dalam pidatonya, Wayan Koster selaku Ketua DPD PDIP Bali menyatakan peringatan Hari Lahirnya Pancasila sekaligus dimulainya pelaksanaan Bulan Bung Karno. Disebutkan, pada 1 Juni 1945, Bung Karno mengkumandangkan pidato maha penting di depan sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
“Pidato Bung Karno itu kemudian dirumuskan dalam alinea 4 Pembukaan UUD 1945. Itu merupakan nilai-nilai Pancasila yang digali Bung Karno dari Persada Indonesia,” tandas Koster yang akrab disapa KBS (Koster Bali Satu).
Koster menegaskan, belakangan ini demikian nyata dan terang benderang dapat disaksikan kemunculan kelompok radikalisme, fanatisme sempit, intoleran, mengingkari kebhinnekkaan, bahkan sudah mengarah kepada sikap anti Pancasila dan mengancam keutuhan Negara Kesatuan Replublik Indonesia (NKRI). “Karena itu, kami sebagai komponen bangsa merasa terpanggil untuk bergerak bersama seluruh komponen masyarakat, guna menyadarkan dan mengingatkan kembali agar tetap berdiri tegak dan setia kepada Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika,” tegas Koster.
Politisi militan PDIP asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng ini mengajak seluruh masyarakat untuk kompak memberikan dukungan penuh kepada pemerintahan Presiden Jokowi, yang bersikap tegas terhadap organisasi anti Pancasila di seluruh wilayah NKRI. “Demi terwujudnya persatuan dan kesatuan bangsa yang kokoh, sehingga pemerintah dapat membangun perekonomian demi kesejahteraan masyarakat Bali,” tandas anggota Komisi X DPR RI Dapil Bali tiga kali periode yang juga Calon Gubernur (Cagub) Bali dari PDIP untuk Pilgub 2018 ini.
Dalam acara di panggung terbuka Arda Candra tadi malam, juga dilakukan deklarasi ‘Bung Karno sebagai Bapak Bangsa’ oleh perwakilan komponen masyarakat Bali. Hal ini sebagai penghormatan atas ide dan gagasan, pemikiran, cita-cita, serta perjuangan dan jasa Bung Karno untuk Indonesia Raya.
Selain itu, semalam juga ditayangkan cuplikan pidato Bung Karno mengenai Pancasila 1 Juni 1945. Dalam kesempayan itu, seorang perempuan sepuh, Ni Luh Putu Sugianitri, secara secara khusus memberikan testimoni tentang Bung Karno. Luh Putu Sugianitri merupakan Detasemen Kawal Pibadi Bung Karno 1957-1967.
Ada juga penghargaan kepada 7 lembaga majelis umat yang menjaga dan memelihara toleransi serta kerukunan umat beragama Provinsi Bali. Mereka masing-masing Ida Panglingsir Agung Putra Sukahet, Prof Dr I Gusti Ngurah Sudiana (Ketua PHDI Bali), HM Taufik Ashadi (Ketua MUI Bali), Pandita Eka Widarma (Ketua Walubi Bali), Adhinata (Ketua Matakin Provinsi Bali), Romeo Aventius Dewantoro (Ketua Keuskupan Bali-NTB-NTT), dan Bishop I Nengah Suama (Majelis Persekutuan Antar Gereja).
Bukan hanya itu. Semalam juga penghargaan kepada 11 individu mulai dari seniman, atlet, profesional, hingga sastrawan. Yang tak kalah menarik adalah pemberian penghargaan kepada I Wayan Widana, yang notabene Kepala Desa Batan Nyuh, Kecamatan Marga, Tabanan. Perbekel yang loyalis PDIP ini diberi penghargaan atas perolehan suara rata-rata 95,20 persen untuk partainya di setiap perhelatan politik.
Ada lagi penghargaan kepada tiga tokoh yang dianggap konsisten dalam ideologi. Mereka masing-masing I Made Gorim (tokoh asal Desa Sanur Kauh, Kecamatan Denpasar Selatan), I Ketut Selamet (asal Desa Tajun, Kecamata Kubutambahan, Buleleng), dan I Putu Surata (asal Desa/Kecamatan Kerambitan, Tabanan). *nat
Acara Malam Gelar Budaya bertema ‘Membangkitkan Memori Kolektif Bung Karno Bapak Bangsa’ yang digelar PDIP di panggung terbuka Arda Candra semalam mengundang sejumlah tokoh masyarakat. Mulai dari lembaga majelis umat, tokoh masyarakat lintas agama, organisasi kemasyarakatan, organisasi pemuda, hingga legiun Veteran Indonesia.
Sekjen DPP PDIP Hasto Kristianto juga hadir bersama Ketua DPD PDIP Bali Wayan Koster, jajaran Fraksi PDIP DPRD Bali, Fraksi PDIP DPRD Kabupaten/Kota se-Bali, dan para kader PDIP yang duduk sebagai pejabat eksekutif termasuk para Bupati. Wayan Koster dan Hasto Kristianto sempat berpidato bergantian di hadapan 10.000 massa tadi malam.
Dalam pidatonya, Wayan Koster selaku Ketua DPD PDIP Bali menyatakan peringatan Hari Lahirnya Pancasila sekaligus dimulainya pelaksanaan Bulan Bung Karno. Disebutkan, pada 1 Juni 1945, Bung Karno mengkumandangkan pidato maha penting di depan sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
“Pidato Bung Karno itu kemudian dirumuskan dalam alinea 4 Pembukaan UUD 1945. Itu merupakan nilai-nilai Pancasila yang digali Bung Karno dari Persada Indonesia,” tandas Koster yang akrab disapa KBS (Koster Bali Satu).
Koster menegaskan, belakangan ini demikian nyata dan terang benderang dapat disaksikan kemunculan kelompok radikalisme, fanatisme sempit, intoleran, mengingkari kebhinnekkaan, bahkan sudah mengarah kepada sikap anti Pancasila dan mengancam keutuhan Negara Kesatuan Replublik Indonesia (NKRI). “Karena itu, kami sebagai komponen bangsa merasa terpanggil untuk bergerak bersama seluruh komponen masyarakat, guna menyadarkan dan mengingatkan kembali agar tetap berdiri tegak dan setia kepada Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika,” tegas Koster.
Politisi militan PDIP asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng ini mengajak seluruh masyarakat untuk kompak memberikan dukungan penuh kepada pemerintahan Presiden Jokowi, yang bersikap tegas terhadap organisasi anti Pancasila di seluruh wilayah NKRI. “Demi terwujudnya persatuan dan kesatuan bangsa yang kokoh, sehingga pemerintah dapat membangun perekonomian demi kesejahteraan masyarakat Bali,” tandas anggota Komisi X DPR RI Dapil Bali tiga kali periode yang juga Calon Gubernur (Cagub) Bali dari PDIP untuk Pilgub 2018 ini.
Dalam acara di panggung terbuka Arda Candra tadi malam, juga dilakukan deklarasi ‘Bung Karno sebagai Bapak Bangsa’ oleh perwakilan komponen masyarakat Bali. Hal ini sebagai penghormatan atas ide dan gagasan, pemikiran, cita-cita, serta perjuangan dan jasa Bung Karno untuk Indonesia Raya.
Selain itu, semalam juga ditayangkan cuplikan pidato Bung Karno mengenai Pancasila 1 Juni 1945. Dalam kesempayan itu, seorang perempuan sepuh, Ni Luh Putu Sugianitri, secara secara khusus memberikan testimoni tentang Bung Karno. Luh Putu Sugianitri merupakan Detasemen Kawal Pibadi Bung Karno 1957-1967.
Ada juga penghargaan kepada 7 lembaga majelis umat yang menjaga dan memelihara toleransi serta kerukunan umat beragama Provinsi Bali. Mereka masing-masing Ida Panglingsir Agung Putra Sukahet, Prof Dr I Gusti Ngurah Sudiana (Ketua PHDI Bali), HM Taufik Ashadi (Ketua MUI Bali), Pandita Eka Widarma (Ketua Walubi Bali), Adhinata (Ketua Matakin Provinsi Bali), Romeo Aventius Dewantoro (Ketua Keuskupan Bali-NTB-NTT), dan Bishop I Nengah Suama (Majelis Persekutuan Antar Gereja).
Bukan hanya itu. Semalam juga penghargaan kepada 11 individu mulai dari seniman, atlet, profesional, hingga sastrawan. Yang tak kalah menarik adalah pemberian penghargaan kepada I Wayan Widana, yang notabene Kepala Desa Batan Nyuh, Kecamatan Marga, Tabanan. Perbekel yang loyalis PDIP ini diberi penghargaan atas perolehan suara rata-rata 95,20 persen untuk partainya di setiap perhelatan politik.
Ada lagi penghargaan kepada tiga tokoh yang dianggap konsisten dalam ideologi. Mereka masing-masing I Made Gorim (tokoh asal Desa Sanur Kauh, Kecamatan Denpasar Selatan), I Ketut Selamet (asal Desa Tajun, Kecamata Kubutambahan, Buleleng), dan I Putu Surata (asal Desa/Kecamatan Kerambitan, Tabanan). *nat
Komentar