Tembok Kamar Jebol, Pasutri Terjebak 2 Jam di Puing Reruntuhan
Bencana Tanah Longsor di Kelurahan Kendran, Buleleng
Saat kejadian tembok kamar jebol pada Sabtu (11/2) sekitar pukul 02.00 Wita, Luh Marsiki sedang menemani suaminya, Made Artawa, yang sakit stroke.
SINGARAJA, NusaBali
Pasangan suami istri (pasutri) Luh Marsiki, 53, dan Made Artawa, 73, yang tinggal di RT 007 Lingkungan Penataran, Kelurahan Kendran, Kecamatan/Kabupaten Buleleng selamat dari maut. Keduanya sempat terjebak selama dua jam di tengah puing reruntuhan atap kamar tidurnya yang roboh dihantam tembok pagar tetangganya yang jebol, Sabtu (11/2) sekitar pukul 02.00 Wita dini hari.
Korban Marsiki ditemui di lokasi kejadian pada Sabtu pagi kemarin, mengatakan peristiwa jebolnya tembok pagar yang tepat ada di atas bedeng sederhana yang ditinggalinya terjadi begitu saja. Namun sebelumnya, pada Jumat (10/2) malam sekitar pukul 19.00 hingga 24.00 Wita memang hujan deras. Namun saat pagar tersebut jebol dan menimpa bedeng yang ditinggalinya, hujan sudah reda.
Marsiki dan suaminya Made Artawa sudah tinggal di bedeng tersebut sejak 3 tahun terakhir. Pasutri ini mengontrak lahan yang berada tepat di depan Pura Dalem Desa Adat Buleleng sambil berjualan makanan dan kopi. Bedeng yang ditinggali berupa bangunan semi permanen, dengan bilik kayu dan tripleks beratap seng.
“Posisi saya pas kejadian sedang menemani suami saya yang stroke, belum tidur pulas, tiba-tiba bangunan roboh. Saya dan suami sempat terjebak di dalam. Sambil saya pegang kayu rangka atap biar tidak menimpa suami saya, saya cari HP yang sudah jatuh untuk telepon anak-anak,” cerita Marsiki dengan mata berkaca-kaca.
Marsiki mengaku sempat berteriak-teriak minta tolong. Namun karena dini hari, tidak ada yang mendengar teriakannya. Beruntung dia berhasil menghubungi anak-anaknya di tengah kepanikannya terjebak di puing reruntuhan.
Anak menantunya saat tiba di lokasi kejadian pun harus bekerja keras. Sebab pagar besi tergembok dari dalam. Selain itu akses pintu masuk ke kamar tidur juga tertutup puing reruntuhan. Setelah dua jam berupaya akhirnya Marsiki dan Artawa berhasil dikeluarkan anak-anaknya dengan keadaan selamat. Marsiki mengaku hanya mengalami sakit di bagian bahu setelah tertimpa kayu atap.
Artawa yang juga sudah tidak bisa bergerak leluasa karena sakitnya, langsung dipindahkan ke rumahnya di RT 007 Kelurahan Kendran, tidak jauh dari lokasi kejadian. Atas kejadian jebolnya tembok rumah milik Gede Eka Wirajaya sepanjang 10 meter dan tinggi 7 meter, membuat korban Marsiki dan Artawa mengalami kerugian material Rp 5 juta.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng dan Palang Merah Indonesia (PMI) sudah mengecek lokasi kejadian dan memberikan bantuan logistik dan peralatan terdampak bencana.
Camat Buleleng Made Dwi Adnyana ditemui saat memantau lokasi mengatakan, hujan deras dengan intensitas tinggi berdampak bencana di beberapa titik wilayah Kecamatan Buleleng. Dilaporkan, juga terjadi banjir akibat luapan air drainase senderan di tepi pantai jebol dan pohon tumbang.
“Di Kampung Anyar sempat terjadi banjir dan menggenangi rumah warga, tetapi saat subuh sudah surut. Senderan pinggir pantai juga jebol, di Kelurahan Kaliuntu juga ada pohon tumbang. Kami akan koordinasikan ke BPBD untuk assessment dan penanganan,” ucap Dwi Adnyana.
Kepala Pelaksana BPBD Buleleng Putu Ariadi Pribadi dihubungi terpisah mengatakan, bencana alam di Buleleng memang terjadi karena cuaca ekstrem di puncak musim penghujan. Diperkirakan hujan deras masih akan berlangsung hingga akhir Februari mendatang. “Mudah-mudahan di awal Maret situasi sudah kembali normal. Kami terus mengimbau masyarakat untuk selalu waspada,” kata Ariadi.
Data BPBD Buleleng, dampak hujan deras mengakibatkan bencana dalam di 49 titik terhitung sejak Rabu (8/2) sampai Sabtu (11/2). Kerusakan material akibat bencana mencapai Rp 1,3 miliar.
Sementara itu, BPBD Kabupaten Buleleng membersihkan material sisa tanah longsor yang menimpa Bale Gong Pura Lebah di Banjar Dinas Lebah, Desa Suwug, Kecamatan Sawan, Buleleng, Sabtu (11/2) pagi.
Kepala Pelaksana BPBD Buleleng Putu Ariadi Pribadi menyampaikan, pembersihan material longsor itu dilakukan gotong royong bersama warga desa dan aparat TNI-Polri. Pembersihan dilakukan mulai pukul 07.00 hingga 10.00 Wita. Proses pembersihan dilakukan dengan manual tanpa alat berat.
“Pembersihan material tanah longsor dilakukan pada aliran sungai yang tertutup pohon tumbang dan pemotongan dahan kayu yang menimpa Bale Gong Pura Lebah. Kami mengevakuasi material dengan hati-hati, karena senderan longsor cukup tinggi,” ujar Ariadi.
Dia menambahkan, longsor itu terjadi pada Kamis (9/2) malam. Tanah longsor menimpa Bale Gong Pura Lebah di Banjar Dinas Lebah, Desa Suwug akibat hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut. Material longsor berupa tanah dan batang pohon menutupi sebagian bale gong dan aliran sungai di sebelahnya. *k23, mzk
Korban Marsiki ditemui di lokasi kejadian pada Sabtu pagi kemarin, mengatakan peristiwa jebolnya tembok pagar yang tepat ada di atas bedeng sederhana yang ditinggalinya terjadi begitu saja. Namun sebelumnya, pada Jumat (10/2) malam sekitar pukul 19.00 hingga 24.00 Wita memang hujan deras. Namun saat pagar tersebut jebol dan menimpa bedeng yang ditinggalinya, hujan sudah reda.
Marsiki dan suaminya Made Artawa sudah tinggal di bedeng tersebut sejak 3 tahun terakhir. Pasutri ini mengontrak lahan yang berada tepat di depan Pura Dalem Desa Adat Buleleng sambil berjualan makanan dan kopi. Bedeng yang ditinggali berupa bangunan semi permanen, dengan bilik kayu dan tripleks beratap seng.
“Posisi saya pas kejadian sedang menemani suami saya yang stroke, belum tidur pulas, tiba-tiba bangunan roboh. Saya dan suami sempat terjebak di dalam. Sambil saya pegang kayu rangka atap biar tidak menimpa suami saya, saya cari HP yang sudah jatuh untuk telepon anak-anak,” cerita Marsiki dengan mata berkaca-kaca.
Marsiki mengaku sempat berteriak-teriak minta tolong. Namun karena dini hari, tidak ada yang mendengar teriakannya. Beruntung dia berhasil menghubungi anak-anaknya di tengah kepanikannya terjebak di puing reruntuhan.
Anak menantunya saat tiba di lokasi kejadian pun harus bekerja keras. Sebab pagar besi tergembok dari dalam. Selain itu akses pintu masuk ke kamar tidur juga tertutup puing reruntuhan. Setelah dua jam berupaya akhirnya Marsiki dan Artawa berhasil dikeluarkan anak-anaknya dengan keadaan selamat. Marsiki mengaku hanya mengalami sakit di bagian bahu setelah tertimpa kayu atap.
Artawa yang juga sudah tidak bisa bergerak leluasa karena sakitnya, langsung dipindahkan ke rumahnya di RT 007 Kelurahan Kendran, tidak jauh dari lokasi kejadian. Atas kejadian jebolnya tembok rumah milik Gede Eka Wirajaya sepanjang 10 meter dan tinggi 7 meter, membuat korban Marsiki dan Artawa mengalami kerugian material Rp 5 juta.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng dan Palang Merah Indonesia (PMI) sudah mengecek lokasi kejadian dan memberikan bantuan logistik dan peralatan terdampak bencana.
Camat Buleleng Made Dwi Adnyana ditemui saat memantau lokasi mengatakan, hujan deras dengan intensitas tinggi berdampak bencana di beberapa titik wilayah Kecamatan Buleleng. Dilaporkan, juga terjadi banjir akibat luapan air drainase senderan di tepi pantai jebol dan pohon tumbang.
“Di Kampung Anyar sempat terjadi banjir dan menggenangi rumah warga, tetapi saat subuh sudah surut. Senderan pinggir pantai juga jebol, di Kelurahan Kaliuntu juga ada pohon tumbang. Kami akan koordinasikan ke BPBD untuk assessment dan penanganan,” ucap Dwi Adnyana.
Kepala Pelaksana BPBD Buleleng Putu Ariadi Pribadi dihubungi terpisah mengatakan, bencana alam di Buleleng memang terjadi karena cuaca ekstrem di puncak musim penghujan. Diperkirakan hujan deras masih akan berlangsung hingga akhir Februari mendatang. “Mudah-mudahan di awal Maret situasi sudah kembali normal. Kami terus mengimbau masyarakat untuk selalu waspada,” kata Ariadi.
Data BPBD Buleleng, dampak hujan deras mengakibatkan bencana dalam di 49 titik terhitung sejak Rabu (8/2) sampai Sabtu (11/2). Kerusakan material akibat bencana mencapai Rp 1,3 miliar.
Sementara itu, BPBD Kabupaten Buleleng membersihkan material sisa tanah longsor yang menimpa Bale Gong Pura Lebah di Banjar Dinas Lebah, Desa Suwug, Kecamatan Sawan, Buleleng, Sabtu (11/2) pagi.
Kepala Pelaksana BPBD Buleleng Putu Ariadi Pribadi menyampaikan, pembersihan material longsor itu dilakukan gotong royong bersama warga desa dan aparat TNI-Polri. Pembersihan dilakukan mulai pukul 07.00 hingga 10.00 Wita. Proses pembersihan dilakukan dengan manual tanpa alat berat.
“Pembersihan material tanah longsor dilakukan pada aliran sungai yang tertutup pohon tumbang dan pemotongan dahan kayu yang menimpa Bale Gong Pura Lebah. Kami mengevakuasi material dengan hati-hati, karena senderan longsor cukup tinggi,” ujar Ariadi.
Dia menambahkan, longsor itu terjadi pada Kamis (9/2) malam. Tanah longsor menimpa Bale Gong Pura Lebah di Banjar Dinas Lebah, Desa Suwug akibat hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut. Material longsor berupa tanah dan batang pohon menutupi sebagian bale gong dan aliran sungai di sebelahnya. *k23, mzk
1
Komentar