Saluran Irigasi Dihantam Banjir, 25 Hektare Sawah Tak Teraliri
Krama subak melakukan gotong royong membangun saluran irigasi sementara sembari melaporkan kerusakan ini ke instansi terkait.
SINGARAJA, NusaBali
Hujan deras yang terjadi beberapa hari belakangan ini menyebabkan kerusakan saluran irigasi di Desa Baktiseraga, Kecamatan/Kabupaten Buleleng. Imbas kerusakan ini, 25 hektare sawah di Subak Lobong, Desa Baktiseraga, tak teraliri air.
Perbekel Desa Baktiseraga, Gusti Putu Armada menyampaikan, kerusakan saluran irigasi ini diketahui, Kamis (9/2) pagi dan disampaikan dalam pertemuan, Jumat (10/2). Sebelumnya, hujan deras mengguyur wilayah tersebut dan menimbulkan banjir besar. Arus banjir tersebut menjebol saluran irigasi yang difungsikan sebagai pembagi air ke sawah milik krama Subak Lobong dan Subak Uma Panji.
"Kejadiannya saat ada banjir besar. Pembagi air ke sawah Subak Lobong dan Subak Uma Panji jebol, sehingga air hanya bisa mengalir ke Subak Uma Panji, Subak Lobong tidak teraliri air karena saluran irigasinya rusak. Lokasinya memang di daerah yang lebih tinggi," ujar Gusti Armada, Minggu (12/2).
Krama dua subak tersebut pun gotong royong melakukan perbaikan saluran irigasi sementara, Minggu kemarin. Adapun saluran irigasi yang rusak itu memiliki panjang sekitar 15 meter. "Hari ini warga gotong royong membangun saluran sementara. Kerugian materil belum bisa kami perkirakan. Panjang sandaran pembagi airnya sekitar 15 meter," ujar Gusti Armada.
Menurut dia, ini merupakan kejadian pertama kerusakan saluran subak tersebut. Padahal dalam kejadian banjir sebelumnya tak sampai menjebol saluran irigasi itu. "Kelian subak juga kaget, dulu banjir sebesar apapun tidak pernah sampai rusak. Ini mungkin karena sudah lama sehingga rusak dan jebol," ungkapnya.
Pasca jebolnya saluran irigasi itu, sebanyak 25 hektare sawah yang sedang musim tanam di Subak Lobong pun tak teraliri air. "Yang rusak tidak hanya sandaran pembatas, ada juga saluran irigasi karena tersambung dengan pembatasnya. Selama beberapa hari sawah tidak terairi karena kerusakan pembagi airnya. Namun saat ini musim hujan jadi masih mendapat air," imbuh dia.
Kerusakan ini mesti ditangani secepatnya mengingat saluran irigasi itu menjadi infrastruktur pengairan puluhan hektare sawah. Pihaknya sendiri akan menyurati instansi terkait untuk bantuan perbaikan permanen. "Ini membutuhkan perhatian dinas terkait, ke BWS (Balai Wilayah Sungai). Kami akan menulis surat ke para pihak terkait untuk pemberitahuan, dan bagaimana penyelesaiannya," tandasnya. *mz
Perbekel Desa Baktiseraga, Gusti Putu Armada menyampaikan, kerusakan saluran irigasi ini diketahui, Kamis (9/2) pagi dan disampaikan dalam pertemuan, Jumat (10/2). Sebelumnya, hujan deras mengguyur wilayah tersebut dan menimbulkan banjir besar. Arus banjir tersebut menjebol saluran irigasi yang difungsikan sebagai pembagi air ke sawah milik krama Subak Lobong dan Subak Uma Panji.
"Kejadiannya saat ada banjir besar. Pembagi air ke sawah Subak Lobong dan Subak Uma Panji jebol, sehingga air hanya bisa mengalir ke Subak Uma Panji, Subak Lobong tidak teraliri air karena saluran irigasinya rusak. Lokasinya memang di daerah yang lebih tinggi," ujar Gusti Armada, Minggu (12/2).
Krama dua subak tersebut pun gotong royong melakukan perbaikan saluran irigasi sementara, Minggu kemarin. Adapun saluran irigasi yang rusak itu memiliki panjang sekitar 15 meter. "Hari ini warga gotong royong membangun saluran sementara. Kerugian materil belum bisa kami perkirakan. Panjang sandaran pembagi airnya sekitar 15 meter," ujar Gusti Armada.
Menurut dia, ini merupakan kejadian pertama kerusakan saluran subak tersebut. Padahal dalam kejadian banjir sebelumnya tak sampai menjebol saluran irigasi itu. "Kelian subak juga kaget, dulu banjir sebesar apapun tidak pernah sampai rusak. Ini mungkin karena sudah lama sehingga rusak dan jebol," ungkapnya.
Pasca jebolnya saluran irigasi itu, sebanyak 25 hektare sawah yang sedang musim tanam di Subak Lobong pun tak teraliri air. "Yang rusak tidak hanya sandaran pembatas, ada juga saluran irigasi karena tersambung dengan pembatasnya. Selama beberapa hari sawah tidak terairi karena kerusakan pembagi airnya. Namun saat ini musim hujan jadi masih mendapat air," imbuh dia.
Kerusakan ini mesti ditangani secepatnya mengingat saluran irigasi itu menjadi infrastruktur pengairan puluhan hektare sawah. Pihaknya sendiri akan menyurati instansi terkait untuk bantuan perbaikan permanen. "Ini membutuhkan perhatian dinas terkait, ke BWS (Balai Wilayah Sungai). Kami akan menulis surat ke para pihak terkait untuk pemberitahuan, dan bagaimana penyelesaiannya," tandasnya. *mz
1
Komentar