Rela Tinggalkan 'Kursi Empuk'
Dua Perbekel di Kintamani Tarung di Pileg 2024
‘Saya mengundurkan diri selaku Perbekel Kintamani jika sudah masuk dalam daftar calon tetap (DCT)’
BANGLI, NusaBali
Suhu politik di Kabupaten Bangli menghangat jelang kontestasi Pemilu 2024. Dua perbekel di Kecamatan Kintamani, Bangli menyatakan siap tarung sebagai caleg (calon legislatif) DPRD Bangli. Mereka siap meninggalkan jabatan empuk kursi perbekel.
Perbekel yang bersiap tarung adalah Perbekel Kintamani, I Wayan Sutama dan Perbekel Abang Batu Dingding, I Made Diksa. Sutama bakal maju dari Partai Golkar, sementara Made Diksa akan bertarung melalui kendaraan PDI Perjuangan. Kedua akan bersaing di daerah pemilihan (dapil) Kintamani Timur, memperebutkan 7 kursi dari 30 kursi di DPRD Bangli.
Perbekel Kintamani, Sutama dikonfirmasi NusaBali, Rabu (15/) tidak menampik jika dirinya memang ada niatan untuk maju dalam Pileg 2024.
Keputusan tarung di Pileg ini, karena adanya dorongan masyarakat. Atas dukungan tersebut Sutama mantap untuk bersaing dengan para calon lainnya.
Sutama sejatinya akan mengakhir masa jabatan sebagai Perbekel Kintamani pada tahun 2027 mendatang. Masa jabatan yang masih tergolong lama. Namun, dia menyatakan siap meninggalkan kursi empuk perbekel. “Saya mengundurkan diri selaku Perbekel Kintamani jika sudah masuk dalam daftar calon tetap (DCT),” ujar Sutama.
Sutama menegaskan tidak mempersoalkan harus melepaskan sisa masa jabatan lagi 3 tahun. Lanjut dia, saat ini kepastian kendaraan politik untuk maju Pileg sudah pasti melalui Partai Golkar. Versi Sutama, berdasarkan informasi dari Ketua DPD Golkar Bangli, namanya masuk dalam kuota caleg di 200 persen. Artinya, dari 7 kursi yang diperebutkan di dapil Kintamani Timur, Partai Golkar menyiapkan 14 nama-nama calon. “Memang yang menentukan nama-nama calon yang akan bertarung pada Pileg nanti merupakan hak dari DPD dan DPP Golkar,” ujar Sutama.
Informasi yang dihimpun NusaBali, di dapil Kintamani Timur ada 7 kursi DPRD Bangli akan diperebutkan di Pileg 2024. Pada Pileg 2019 lalu, 7 caleg yang lolos ke DPRD Bangli dan kemungkinan akan berstatus incumbent di Pileg 2024 mendatang yakni I Nyoman Basma politisi Golkar asal Desa Suter, Komang Carles politisi Demokrat asal Desa Batur Utara, Putu Arya Astawa politisi PDI Perjuangan asal Desa Kintamani, I Nengah Wasana politisi PDIP asal Desa Kintamani, I Gede Tindih politisi NasDem asal Desa Songan, I Wayan Nekayasa politisi Hanura asal Desa Kintamani dan Joko Arnawa politisi Gerindra asal Desa Songan. Saat ini, baru Gede Tindih yang menyatakan tidak maju di DPRD Bangli dengan alasan regenerasi.
Nah, Sutama sendiri adalah ‘perbekel digjaya’ saat pemilihan perbekel (Pilkel) di Desa Kintamani. Pada Pilkel lalu, Sutama adalah calon tunggal. Dia meraup dukungan hampir 3/4 dari jumlah pemilih di Desa Kintamani yang jumlahnya mencapai 5.100 pemilih. Meski begitu, Sutama tidak mau jumawa, karena hajatan Pileg dan Pilkel petanya berbeda. “Dalam Pileg tidak hanya bersaing dengan lawan partai, namun juga mampu bertahan di internal partai. Selain itu juga banyak imcumbent yang akan ikut dalam Pileg 2024,” ujar Sutama.
Berbeda dengan Wayan Sutama, Perbekel Abang Batu Dingding I Made Diksa mengaku belum berani memberikan jawaban yang pasti, karena masih bersatus sebagi perbekel. Diksa mengaku untuk menjadi calon tentu harus melalui mekanisme, yakni muncul usulan dari ranting, anak cabang dan diusulkan ke DPC. Namun demikian Made Diksa tidak menampik kalau namanya masuk di daftar calon sementara.
Kata Diksa, masa jabatannya sebagai perbekel masih tersisa 28 bulan. Jika aspirasi dan keinginan masyarakat agar dirinya maju pada Pileg, tentu dirinya siap menjalankan dan mengamankan amanah tersebut. “Jika itu merupakan aspirasi dan keinginan masyarakat harus siap mengemban amanah masyarakat, dengan mundur selaku perbekel,” ujar Diksa. *esa
Perbekel yang bersiap tarung adalah Perbekel Kintamani, I Wayan Sutama dan Perbekel Abang Batu Dingding, I Made Diksa. Sutama bakal maju dari Partai Golkar, sementara Made Diksa akan bertarung melalui kendaraan PDI Perjuangan. Kedua akan bersaing di daerah pemilihan (dapil) Kintamani Timur, memperebutkan 7 kursi dari 30 kursi di DPRD Bangli.
Perbekel Kintamani, Sutama dikonfirmasi NusaBali, Rabu (15/) tidak menampik jika dirinya memang ada niatan untuk maju dalam Pileg 2024.
Keputusan tarung di Pileg ini, karena adanya dorongan masyarakat. Atas dukungan tersebut Sutama mantap untuk bersaing dengan para calon lainnya.
Sutama sejatinya akan mengakhir masa jabatan sebagai Perbekel Kintamani pada tahun 2027 mendatang. Masa jabatan yang masih tergolong lama. Namun, dia menyatakan siap meninggalkan kursi empuk perbekel. “Saya mengundurkan diri selaku Perbekel Kintamani jika sudah masuk dalam daftar calon tetap (DCT),” ujar Sutama.
Sutama menegaskan tidak mempersoalkan harus melepaskan sisa masa jabatan lagi 3 tahun. Lanjut dia, saat ini kepastian kendaraan politik untuk maju Pileg sudah pasti melalui Partai Golkar. Versi Sutama, berdasarkan informasi dari Ketua DPD Golkar Bangli, namanya masuk dalam kuota caleg di 200 persen. Artinya, dari 7 kursi yang diperebutkan di dapil Kintamani Timur, Partai Golkar menyiapkan 14 nama-nama calon. “Memang yang menentukan nama-nama calon yang akan bertarung pada Pileg nanti merupakan hak dari DPD dan DPP Golkar,” ujar Sutama.
Informasi yang dihimpun NusaBali, di dapil Kintamani Timur ada 7 kursi DPRD Bangli akan diperebutkan di Pileg 2024. Pada Pileg 2019 lalu, 7 caleg yang lolos ke DPRD Bangli dan kemungkinan akan berstatus incumbent di Pileg 2024 mendatang yakni I Nyoman Basma politisi Golkar asal Desa Suter, Komang Carles politisi Demokrat asal Desa Batur Utara, Putu Arya Astawa politisi PDI Perjuangan asal Desa Kintamani, I Nengah Wasana politisi PDIP asal Desa Kintamani, I Gede Tindih politisi NasDem asal Desa Songan, I Wayan Nekayasa politisi Hanura asal Desa Kintamani dan Joko Arnawa politisi Gerindra asal Desa Songan. Saat ini, baru Gede Tindih yang menyatakan tidak maju di DPRD Bangli dengan alasan regenerasi.
Nah, Sutama sendiri adalah ‘perbekel digjaya’ saat pemilihan perbekel (Pilkel) di Desa Kintamani. Pada Pilkel lalu, Sutama adalah calon tunggal. Dia meraup dukungan hampir 3/4 dari jumlah pemilih di Desa Kintamani yang jumlahnya mencapai 5.100 pemilih. Meski begitu, Sutama tidak mau jumawa, karena hajatan Pileg dan Pilkel petanya berbeda. “Dalam Pileg tidak hanya bersaing dengan lawan partai, namun juga mampu bertahan di internal partai. Selain itu juga banyak imcumbent yang akan ikut dalam Pileg 2024,” ujar Sutama.
Berbeda dengan Wayan Sutama, Perbekel Abang Batu Dingding I Made Diksa mengaku belum berani memberikan jawaban yang pasti, karena masih bersatus sebagi perbekel. Diksa mengaku untuk menjadi calon tentu harus melalui mekanisme, yakni muncul usulan dari ranting, anak cabang dan diusulkan ke DPC. Namun demikian Made Diksa tidak menampik kalau namanya masuk di daftar calon sementara.
Kata Diksa, masa jabatannya sebagai perbekel masih tersisa 28 bulan. Jika aspirasi dan keinginan masyarakat agar dirinya maju pada Pileg, tentu dirinya siap menjalankan dan mengamankan amanah tersebut. “Jika itu merupakan aspirasi dan keinginan masyarakat harus siap mengemban amanah masyarakat, dengan mundur selaku perbekel,” ujar Diksa. *esa
1
Komentar