Parta Tegur Dirut PLN, Pertanyakan Nusa Penida Mati Listrik Saat Jam Puncak
JAKARTA, NusaBali
Anggota Komisi VI DPR RI Nyoman Parta menegur Dirut PLN Darmawan Prasodjo. Lantaran PLN mematikan listrik pada jam-jam yang sangat dibutuhkan di kawasan Pulau Nusa Penida, Kabupaten Klungkung.
Parta berharap, hal tersebut tidak terulang kembali. "Nusa Penida adalah daerah yang mulai berkembang, khususnya pariwisatanya. Harusnya ini tidak terjadi," ujar Parta saat bicara dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VI DPR RI dengan Dirut PLN Darmawan Prasodjo di Gedung Nusantara I, Kompleks Parlemen, Rabu (15/2).
Parta sendiri mengetahui permasalahan listrik di Nusa Penida, karena salah satu kepala desa di sana menghubunginya. Menurut Parta, sebenarnya dia gembira saat ini pasokan listrik PLN berlimpah. Namun setelah mendapat kabar seperti itu, dia prihatin.
"Di pulau itu, per 14 Februari kemarin PLN Klungkung mengeluarkan surat akan terjadi persoalan listrik pada jam puncak, jam 19.00-22.00 WITA. Ini justru kontradiktif," tegas pria dari Fraksi PDI Perjuangan ini. Dalam kesempatan tersebut, Parta juga menyoroti tentang anak perusahaan PLN group.
Parta mendapat informasi, PT Haleyora Power dan PT Haleyora Powerindo banyak dikeluhkan. Sebab, sekarang banyak diisi oleh para pensiunan PLN. Mereka mengambil pekerjaaan-pekerjaan di Pulau Sulewesi, Jawa dan Bali.
Padahal, pekerjaan-pekerjaan tersebut, pada umumnya biasa diambil oleh pengusaha lokal. Pengusaha lokal pun, merasa tidak sanggup bersaing karena anak perusahaan PLN itu mendapat pekerjaan berdasarkan penunjukan direksi PLN.
"Ini apakah betul bapak lakukan?seharusnya bapak memberi ruang untuk berkompetisi. Bila bapak tunjuk langsung, semua di daerah tidak mendapat peluang. Menariknya, PT Haleyora Power maupun Powerindo mengambil pekerjaan outsourcing di bidang pengamanan," kata Parta.
Menurut Parta, Menteri BUMN Erick Thohir sudah menyatakan agar BUMN yang ada kembali kepada kor bisnisnya. Tapi, mereka justru masuk kor outsourcing pengamanan dan cleaning service yang bukan bidang mereka. Parta pun, sangat menyanyangkan itu.
"Kenapa itu diambil semua. Padahal, PLN adalah perusahaan yang begitu besar di Indonesia. Saya harus sampaikan ini, karena ingin ini tidak menjadi keterusan," tegas Parta. *K22
1
Komentar