Siswi SMK di Jembrana Ngaku Korban Penculikan
Ternyata Karangan, Takut Dimarah Pergi Tanpa Izin
NEGARA, NusaBali
Seorang siswa SMK di wilayah Kecamatan Mendoyo, Jembrana yang mengaku diculik oleh orang bermobil bikin heboh media sosial (Medsos).
Namun setelah diselidiki polisi, kasus tersebut dipastikan bohong alias hoax. Dari penelusuran pihak Kepolisian, siswi bersangkutan ternyata mengarang cerita penculikan karena takut dimarah keluarga dan pacarnya karena pergi tanpa izin.
Dari informasi yang beredar di masyarakat, siswi berinisial NPS,17, ini mengaku telah diculik seorang pria bermobil di sisi Jalan Umum Denpasar-Gilimanuk, depan Kantor Camat Mendoyo, Desa Pergung, Kecamatan Mendoyo pada, Rabu (15/2) sore. Dia mengaku dipaksa masuk ke mobil dan sempat dilarikan ke arah barat atau arah menuju Gilimanuk. Bahkan, dia mengaku sempat mengalami tindakan kekerasan dengan cara dicekik dan ditampar pelaku.
Pengakuannya karena terus berusaha memberontak, akhirnya dia pun diturunkan pelaku di sisi Jalan dekat SPBU di Jalan Jenderal Sudirman, Kelurahan Dauhwaru, Kecamatan Jembrana. Informasi tentang dugaan penculikan ini pun beredar cepat di media sosial. Maklum saja, akhir-akhir ini isu tentang penculikan anak sedang sangat sensitif di masyarakat dengan banyaknya kabar yang belum terverifikasi kebenarannya, terutama di media sosial.
Kapolres Jembrana AKBP I Dewa Gde Juliana saat dikonfirmasi, Kamis (16/2) mengatakan begitu menerima informasi adanya kasus dugaan penculikan, Rabu sore jajaranya sudah langsung turun melakukan penyelidikan. Selain meminta keterangan korban, juga dilakukan upaya penyelidikan di sekitar TKP. Namun dari hasil penyelidikan, petugas sudah curiga korban berbohong. Mengingat keterangan yang diberikan selalu berubah-ubah. Termasuk dalam upaya penyelidikan di lapangan, petugas menemukan sebuah bukti rekaman CCTV yang menunjukan korban saat naik ke dalam mobil.
Dalam rekaman CCTV itu, NPS diketahui naik ke dalam mobil dengan begitu santai tanpa ada paksaan. Setelah ditunjukan bukti rekaman CCTV, korban pun akhirnya mengakui hanya mengarang cerita penculikan tersebut.
"Intinya penculikan itu tidak benar. Korban juga sudah mengaku tidak ada penculikan. Bahkan dia (korban) juga kenal dengan pengendara yang menjemputnya," ucap AKBP Dewa Juliana.
Kepada petugas, yang bersangkutan mengaku mengarang cerita penculikan itu lantaran takut dimarah keluarga karena pergi tanpa izin. Selain itu, dia juga takut pacarnya marah karena telah pergi dengan orang lain.
"Penculikan itu hanya alibi. Jadi dia buat alibi telah diculik agar pacarnya tidak marah. Dia mulai mencerita itu setelah dijemput oleh keluarganya di Sudirman (Jalan Jenderal Sudirman)," ucap AKBP Dewa Juliana.
Terkait rekayasa penculikan tersebut, AKBP Juliana mengaku, tidak sampai melakukan proses hukum dengan pertimbangan masih di bawah umur. Namun, pihaknya memberikan pembinaan kepada yang bersangkutan agar tidak kembali mengulangi perbuatannya.
"Kami juga mengimbau kepada semua masyarakat, jangan sampai menggunakan masalah isu penculikan untuk berbohong karena akan meresahkan. Kepada para orangtua juga agar memberi pemahaman dan tetap memantau anaknya. Dan untuk antisipasi (penculikan), kita harap anak-anak diberi pemahaman agar membatasi komunikasi dengan orang yang tidak dikenal," ucap AKBP Dewa Juliana. *ode
Komentar