Gianyar Rencanakan Tambah SMP Negeri
Siswa SMPN 3 Gianyar overload karena kapasitas siswa melebihi batas maksimal per kelas
GIANYAR, NusaBali
Pemkab Gianyar melakukan berbagai upaya untuk mengakomodasi minat lulusan Sekolah Dasar (SD) masuk SMP negeri. Sejak adanya kebijakan sistem zonasi, masyarakat terlanjur optimis bisa masuk SMP negeri. Padahal belum tentu diterima di SMP negeri karena terbatasnya kapasitas atau daya tampung. Salah satu upaya pemerintah dengan mengubah status sekolah swasta yang sepi peminat menjadi SMP negeri.
Kadis Pendidikan Kabupaten Gianyar, I Made Suradnya, mengatakan telah mengubah status SMP PGRI Ubud jadi SMPN 4 Ubud. Setelah itu, Pemkab Gianyar berencana menambah sekolah negeri di Kecamatan Gianyar. “SMPN 4 Gianyar di Desa Serongga depan sutet (saluran udara tegangan ekstra tinggi),” ungkap Suradnya, Kamis (16/2). Suradnya menjelaskan, mengubah status SMP Swadarma Sastra menjadi SMPN 4 Gianyar. “Hanya perubahan status,” jelasnya.
Perubahan status sekolah swasta menjadi negeri masih dalam proses. Saat ini, ada 27 SMP negeri di Gianyar. “Di Kecamatan Gianyar ada 4 SMP negeri, Kecamatan Blahbatuh 3, Kecamatan Sukawati 5, Kecamatan Ubud 4, Kecamatan Tampaksiring 4, Kecamatan Tegalalang 4, dan Kecamatan Payangan 3,” ujar Suradnya. Rencana menambah SMP negeri disambut baik oleh Komisi Penyelenggaraan Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) Provinsi Bali, I Kadek Ariasa.
Menurut Ariasa, penambahan SMP negeri di Kecamatan Gianyar sangat mendesak. “Kami sangat bersyukur dapat berbagi solusi untuk pendidikan dan perlindungan anak SMP di Gianyar,” ujar Ariasa. Dia juga mengapresiasi Pemkab Gianyar atas respon konstruktifnya untuk memenuhi kebutuhan pendidikan yang lebih layak dan kondusif bagi anak-anak yang jauh lokasi tempat tinggalnya dari SMPN 1 Gianyar maupun SMPN 3 Gianyar.
Awal tahun ajaran baru 2022/2023, siswa di SMPN 3 Gianyar berjejal karena kapasitas siswa melebihi batas maksimal per kelas. Namun tidak sedikit anak dari Desa Temesi justru tidak bisa sekolah di sekolah terdekat dari tempat tinggal mereka. “Berawal dari hal itulah Komisioner KPPAD Provinsi Bali langsung turun mengunjungi dan berkoordinasi ke sekolah. Kami melihat langsung ada siswa duduk berhimpitan dua orang satu kursi dan satu meja ditempati dua siswi,” ungkap Ariasa.
Melihat hal itu, Ariasa koordinasi dengan Kasek SMPN 3 Gianyar dan Perbekel Desa Temesi. Dalam diskusi tersebut tercetuslah wacana untuk menjadikan sekolah swasta di Desa Serongga Gianyar menjadi sekolah negeri seperti yang dilakukan di SMPN 5 Sukawati. “Kami langsung buat laporan kunjungan dan rekomendasi, termasuk berkirim surat ke Pemkab Gianyar agar bisa segera menyikapi dan mempertimbangkan usulan menambah sekolah negeri di wilayah Gianyar bekerja sama dengan sekolah swasta yang kekurangan siswa,” papar Ariasa.
Sampai akhirnya akan dibangun SMPN 4 Gianyar. “Semoga tidak ada halangan, sehingga bisa terwujud dan tahun ajaran baru nanti anak-anak yang kesulitan sekolah karena faktor jarak bisa mendapatkan hak pendidikan yang lebih aman,” harap Ariasa. *nvi
Kadis Pendidikan Kabupaten Gianyar, I Made Suradnya, mengatakan telah mengubah status SMP PGRI Ubud jadi SMPN 4 Ubud. Setelah itu, Pemkab Gianyar berencana menambah sekolah negeri di Kecamatan Gianyar. “SMPN 4 Gianyar di Desa Serongga depan sutet (saluran udara tegangan ekstra tinggi),” ungkap Suradnya, Kamis (16/2). Suradnya menjelaskan, mengubah status SMP Swadarma Sastra menjadi SMPN 4 Gianyar. “Hanya perubahan status,” jelasnya.
Perubahan status sekolah swasta menjadi negeri masih dalam proses. Saat ini, ada 27 SMP negeri di Gianyar. “Di Kecamatan Gianyar ada 4 SMP negeri, Kecamatan Blahbatuh 3, Kecamatan Sukawati 5, Kecamatan Ubud 4, Kecamatan Tampaksiring 4, Kecamatan Tegalalang 4, dan Kecamatan Payangan 3,” ujar Suradnya. Rencana menambah SMP negeri disambut baik oleh Komisi Penyelenggaraan Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) Provinsi Bali, I Kadek Ariasa.
Menurut Ariasa, penambahan SMP negeri di Kecamatan Gianyar sangat mendesak. “Kami sangat bersyukur dapat berbagi solusi untuk pendidikan dan perlindungan anak SMP di Gianyar,” ujar Ariasa. Dia juga mengapresiasi Pemkab Gianyar atas respon konstruktifnya untuk memenuhi kebutuhan pendidikan yang lebih layak dan kondusif bagi anak-anak yang jauh lokasi tempat tinggalnya dari SMPN 1 Gianyar maupun SMPN 3 Gianyar.
Awal tahun ajaran baru 2022/2023, siswa di SMPN 3 Gianyar berjejal karena kapasitas siswa melebihi batas maksimal per kelas. Namun tidak sedikit anak dari Desa Temesi justru tidak bisa sekolah di sekolah terdekat dari tempat tinggal mereka. “Berawal dari hal itulah Komisioner KPPAD Provinsi Bali langsung turun mengunjungi dan berkoordinasi ke sekolah. Kami melihat langsung ada siswa duduk berhimpitan dua orang satu kursi dan satu meja ditempati dua siswi,” ungkap Ariasa.
Melihat hal itu, Ariasa koordinasi dengan Kasek SMPN 3 Gianyar dan Perbekel Desa Temesi. Dalam diskusi tersebut tercetuslah wacana untuk menjadikan sekolah swasta di Desa Serongga Gianyar menjadi sekolah negeri seperti yang dilakukan di SMPN 5 Sukawati. “Kami langsung buat laporan kunjungan dan rekomendasi, termasuk berkirim surat ke Pemkab Gianyar agar bisa segera menyikapi dan mempertimbangkan usulan menambah sekolah negeri di wilayah Gianyar bekerja sama dengan sekolah swasta yang kekurangan siswa,” papar Ariasa.
Sampai akhirnya akan dibangun SMPN 4 Gianyar. “Semoga tidak ada halangan, sehingga bisa terwujud dan tahun ajaran baru nanti anak-anak yang kesulitan sekolah karena faktor jarak bisa mendapatkan hak pendidikan yang lebih aman,” harap Ariasa. *nvi
Komentar