Keterangan Korban Pencabulan Tak Konsisten
TABANAN, NusaBali
Kasus dugaan pencabulan melibatkan anak di bawah umur belum dilimpahkan ke kejaksaan.
Polisi masih melengkapi berkas untuk dinyatakan P21. Namun terbaru hasil dari tes psikologi korban DMI, 12, dinyatakan memiliki IQ rendah. Kapolres Tabanan AKBP Ranefli Dian Candra didampingi Kasat Reskrim Polres Tabanan AKP Aji Yoga Sekar mengatakan saat ini polisi masih melengkapi berkas untuk selanjutnya diserahkan ke kejaksaan. "Berkas masih dilengkapi dan sampai saat ini korban memang hanya satu saja tidak ada yang lain," jelasnya, Kamis (16/2).
Kata dia, sejauh ini tidak ada kesulitan dalam pendalam kasus dugaan pencabulan ini. Namun dalam menggali keterangan terhadap korban diperlukan kehati-hatian karena korban ini tak konsisten. Sebab hasil dari tes psikologi korban dinyatakan memiliki IQ rendah. "Karena IQ rendah ini menyebabkan keterangan korban tak konsisten. Ketika ditanya berapa kali pelaku melakukan hal senonoh tidak ingat, harus ditanya berulang kali," katanya.
Bahkan karena kejadian yang dialami korban, korban ini sempat menirukan perilaku tak baik (mencontoh apa yang sempat dialami) kepada sang adik. "Ini hasil dari tes psikologi akibat perbuatan yang sempat dialami sempat melakukan hal aneh ke adiknya," jelasnya.
Sementara untuk hasil tes psikologi dari pelaku hasilnya belum keluar. Hingga saat ini pelaku masih bersikeras tak melakukan hal tersebut. "Pelaku belum mengakui perbuatanya, sempat depresi karena peristiwa ini makanya saat akan digelar press rilis awal tak mau lihat ke publik," terang AKBP Ranefli Dian Candra.
Seperti berita sebelumnya pria blasteran (Manado-Belgia), JS, 66, nekat lakukan pelecehan seksual (sodomi) kepada bocah 12 tahun di kosannya di Kecamatan Tabanan. Kasus terungkap saat orangtua korban menaruh curiga kepada anaknya.
Sebab anaknya ini sering bermain ke kosan pelaku karena mereka bertetanggaan. Akhirnya ibu korban membuntuti anaknya, dilihat dari balik dipan pelaku memperlakukan anaknya tak biasa yakni dicium pada bagian kaki dan membelai pantat korban.
Namun saat anaknya ditanya lebih jauh tak mengakui. Bahkan saking resahnya warga di sekitaran lokasi, pelaku yang keseharianya hidup seorang diri ini dan bekerja sebagai programer ini sempat diminta usir kos oleh aparat desa. *des
1
Komentar