Pantai Gunung Payung Makin Ramai, Shuttle Wisatawan akan Ditambah
MANGUPURA, NusaBali.com – Pantai Gunung Payung yang berlokasi di Desa Kutuh, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, Bali, sempat jadi trending saat boyband asal Korea Selatan ‘TXT’ shooting video musik berjudul Sugar Rise Ride beberapa waktu silam.
Pantai Gunung Payung menjadi lokasi pertama pembuka dari video musik tersebut. Namun, hal ini masih menjadi perdebatan apakah Pantai Gunung Payung memang benar lokasi yang digunakan oleh TXT.
Pelaksana Jabatan Sementara (PJS) Manager Pantai Gunung Payung, I Putu Gede Surya Diarta membenarkan hal tersebut. Bahwa ‘TXT’ melakukan shooting video musik berjudul Sugar Rise Ride di Pantai Gunung Payung pada Desember lalu.
Bahkan lokasi kata De Surya diblok sementara waktu agar TXT dapat melakukan shooting dengan lancar tanpa gangguan dari pengunjung lain.
“Iya mereka shooting di sini. Bahkan sekarang Pantai Gunung Payung rencana akan digunakan lagi untuk lokasi shooting FTV,” ujar De Surya saat ditemui di ruang kerjanya, Sabtu (18/2/2023) siang.
Semenjak landainya Covid-19 pada tahun 2021 silam, De Surya menerangkan tingkat kunjungan merangkak naik sekitar 80 persen. Bahkan saat ini, sebut dia kunjungan bisa mencapai 400 sampai 500 orang per hari.
“Per bulan kira-kira sampai 10.000 pengunjung, kadang pada high season bisa lebih dari 10.000 pengunjung. Saat ini kunjungan masih cenderung wisatawan domestik,” tutur pria asli Desa Kutuh, Kuta Selatan, Badung itu.
Pantai Gunung Payung yang berlokasi jauh di bawah tebing, kata De Surya sebelum tahun 2021 para pengunjung yang ingin menuju pantai harus menuruni sekitar 300 anak tangga.
Sehingga, banyak pengunjung lansia tidak bisa menikmati keindahan Pantai Gunung Payung yang bersih. Oleh sebab itu, pihaknya melakukan pemugaran jalan pada tahun 2020 untuk membuat akses jalan semakin lebih mudah.
Dalam kurun waktu 8 bulan, akses jalan menuju pantai telah rampung dan pada tahun 2021 akhir Pantai Gunung Payung telah memiliki akses untuk kendaraan shuttle yang akan membawa pengunjung turun ke lokasi Pantai Gunung Payung.
Awalnya, kata pria kelahiran 26 September 1990 itu pihaknya hanya menyediakan satu shuttle saja. Namun melihat animo pengunjung yang semakin meningkat akhirnya pihaknya menambah satu unit shuttle lagi.
“Rencana di tahun 2023 ini juga kita akan menambah lagi satu shuttle, sehingga akan ada total 3 shuttle di sini,” terangnya.
Bagi setiap pengunjung yang tak ingin capek turun dan naik anak tangga, bisa menggunakan jasa shuttle seharga Rp 15.000 per orang yang sudah termasuk air minum satu botol.
“Kita sistemnya antar jemput, jadi nanti pengunjung akan kita antar ke Pantai lalu kita beri nomor telepon pengemudi. Kalau dirasa sudah puas di pantai, pengunjung bisa telepon pengemudi untuk dijemput kembali," ujar De Surya.
Namun, sebelum pengunjung bisa masuk ke lokasi pantai, pengunjung harus membayar karcis masuk terlebih dahulu. Bagi wisatawan domestik dikenakan harga Rp 4.000 dan wisatawan asing dikenakan harga Rp 8.000. Tak hanya itu, dikenakan pula karcis parkir kendaraan yakni Rp 2 ribu untuk motor, Rp 5.000 untuk mobil, dan Rp 10.000 untuk bus.
Pantai Gunung Payung yang dikelola oleh Bhaga Utsaha Manunggal (Bumda) Desa Adat Kutuh ini, kata De Surya tenaga kerja di sana menggunakan 100 persen masyarakat lokal.
Sebab, kata dia tujuan dari Bumda Desa Adat Kutuh yakni memberdayakan masyarakatnya sendiri. Sehingga total saat ini ada sebanyak 18 orang warga Desa Adat Kutuh yang bekerja pada bagian operasional hingga bagian keamanan. Bahkan 5 pengusaha perahu kano, 9 UMKM, dan 1 restoran dimiliki oleh warga lokal.
“Kami berharap manajemen Pantai Gunung Payung dan pengusaha di sini selalu mampu memberikan pelayanan yang terbaik kepada wisatawan,” pungkasnya. *ris
1
Komentar