Full Kardus! Ogoh-Ogoh 'Amurkaning Pertiwi' ST Dharma Gargitha Terapkan Sistem Mekanik
DENPASAR, NusaBali.com - Ogoh-ogoh yang dirancang ST Dharma Garghita menerapkan sistem mekanik dengan gerakan keluar-masuk dan naik-turun. Pengerjaan ogoh-ogoh sekaa teruna Banjar Suwung Batan Kendal, Desa Adat Sesetan, Denpasar Selatan ini pun siap tampil mempesona pada lomba dan malam pangerupukan menyambut Hari Suci Nyepi Tahun Baru 1945 Saka.
Bukan hanya mengandalkan sistem mekanik, ogoh-ogoh ini komitmen menggunakan bahan ramah lingkungan berupa kardus bekas. Alhasil ogoh-ogoh ini berbeda dengan kebanyakan ogoh-ogoh yang menggunakan bambu atau ulatan.
Tema dari ogoh-ogoh ini adalah Amurkaning Pertiwi, di mana terdapat tokoh sepasang harimau, orang hutan dan badak serta di bagian bawahnya terdapat tokoh bedawang nala atau kura-kura raksasa yang menyimbolkan terjadinya gempa bumi pada saat bedawang tersebut bergerak.
“Amurkaning Pertiwi menceritakan atau menggambarkan kerusakan ekosistem yang ada di alam semesta ini yang digambarkan dengan punahnya hewan-hewan langka seperti harimau, badak, dan orang utan yang mengakibatkan kerusakan lingkungan ekosistem pencemaran dan keasrian yang berbalik menjadi musibah bagi kehidupan manusia,” ulas I Wayan Pasek Aristawan, sang arsitek.
Tokoh ogoh ogoh badak ditutupi karung goni, tokoh orang utan dilapisi serabut kelapa dan sambuk, serta sepasang harimaunya menggunakan full kardus bekas.
Dalam proses penggarapan ogoh-ogoh ini sudah memasuki 40-50 persen dengan total anggaran Rp 40 jutaan. “Kami tidak hanya menggunakan kardus, melainkan juga menggunakan sistem teknologi,” kata Aris yang menjadi arsitek ogoh-ogoh sejak 2004.
Pemanfaatan teknologi mekanik juga terbantukan oleh anggota ST Dharma Gargitha yang kuliah di Fakultas Teknik Jurusan Elektro Robotik. Sementara untuk bahan-bahan seperti kardus diperolehnya di sekitar lingkungan banjar seperti di minimarket dan warung-warung terdekat.
Pengerjaan ogoh-ogoh ini sudah digeber sejak pertengahan Januari lalu. Aris sendiri biasa ‘mroyek’ pada pukul 17.00 – 22.00 Wita, dan setelah itu dilanjutkan oleh sekaa teruna hingga dini hari. *m03
Berita ini merupakan hasil liputan Ngurah Arya Dinata, mahasiswa Praktek Kerja Lapangan di NusaBali.com
1
Komentar