Krisis Pangan, Ibu-ibu Hemat Beras! Bisa Olah Singkong Jadi Pengganti
DENPASAR, NusaBali.com - Krisis pangan mulai nyata di depan mata. Ibu-ibu harus kreatif mengolah bahan-bahan pangan di sekitar seperti singkong yang bisa dijadikan pengganti beras.
Beras memang sudah menjadi makanan pokok sebagian besar penduduk Indonesia. Namun, karena kebutuhan yang tinggi, produksi dalam negeri sering kali kewalahan memenuhi permintaan pasar.
Badan Pusat Statistik RI mencatat produksi beras pada tahun 2022 di kisaran 32 juta ton. Kementerian Pertanian RI menyebut produksi beras di tahun 2022 itu sudah melebihi target nasional. Namun, akhir tahun 2022 hingga awal 2023 ini impor beras kembali dilakukan hingga 300 ribu ton.
Oleh karena itu, antisipasi dinamika krisis pangan perlu dilakukan mulai dari tingkat rumah tangga. Salah satu caranya adalah mencari alternatif beras sebagai sumber karbohidrat. Ada enam alternatif sumber karbohidrat menurut Kementan yakni singkong, talas, sagu, jagung, pisang, dan kentang.
Langkah awal yang baik ini sudah dilakukan oleh Desa Dauh Puri Kaja, Kecamatan Denpasar Utara. Sebab, pemerintah desa bersama TP PKK Dusun Wanasari pada Minggu (19/2/2023) melakukan lomba kreativitas olahan singkong di SD No 4 Dauh Puri.
Perbekel Dauh Puri Kaja, IG Ketut Sucipta menjelaskan bahwa lomba diadakan untuk ajang edukasi dan pelatihan pengolahan pangan non beras. Selain bermanfaat untuk antisipasi krisis pangan, olahan non beras ini juga bernilai ekonomi.
“Tujuannya agar TP PKK mampu kreatif dalam mengelola pangan khususnya dari bahan non beras,” ujar Sucipta di sela meninjau lomba.
Kata Sucipta, selama ini singkong hanya diolah menjadi jajanan seperti keripik. Cara pengolahannya pun hanya direbus atau digoreng seadanya. Padahal singkong sebagai alternatif beras bisa diolah menjadi sangat variatif.
Dessert, snack, maupun main course bisa diolah dari singkong seperti hasil karya ibu-ibu TP PKK Dusun Wanasari atau Kampung Jawa ini. Ada ibu-ibu yang mengolah singkong menjadi kue, puding, dan berbagai hidangan lainnya.
Sucipta berharap giat pengolahan singkong ini bisa menjadi awal kesadaran warganya untuk mulai mencoba pangan alternatif beras. Seperti arahan Pemkot Denpasar dan juga Kementerian Pertanian RI.
“Dalam pengolahan pangan non beras tentu memiliki kesulitan tersendiri. Namun, kandungan gizi adalah yang utama saat mengolah makanan,” tandas Sucipta. *rat
Komentar