Terdampak Shortcut, Pasar Candikuning Mati Suri
Omzet pedagang sebelum adanya shortcut mencapai Rp 15 juta per bulan, kini tinggal Rp 1,5 juta per bulan.
TABANAN, NusaBali
Pasar Candikuning, di Kecamatan Baturiti, Tabanan kini mati suri. Sejak adanya shortcut, pendapatan tiap bulannya terjun bebas. Biasanya per bulan bisa mendapatkan omzet sampai Rp 15 juta, kini maksimal pendapatan hanya didapat Rp 1,5 juta per bulan.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tabanan sudah berulang kali melakukan pengecekan ke lokasi namun tak kunjung ada solusi. Di sisi lain karena tak ada yang belanja, sebagian besar pedagang pilih tutup dan mencari tempat berjualan di pinggir jalan.
Kepala Pasar Candikuning I Ketut Jaya Semara Putra mengatakan, kendala Pasar Candikuning pendapatan anjlok karena adanya shortcut. Sebab lalu lintas dari arah Singaraja yang hendak ke Denpasar maupun ke kota Tabanan menuju Pasar Candikuning ditutup dan dijadikan satu arah ke arah shortcut.
"Pangsa pasar kita 90 persen ini dari arah utara. Karena jika hendak ke Denpasar maupun ke Tabanan pulang beli oleh-oleh. Kalau sekarang mereka (pembeli) enggan putar balik, dan lebih memilih berbelanja di pinggir jalan," terangnya, Minggu (19/2).
Kondisi ini pun diakuinya membuat pendapatan di Pasar Candikuning hancur-hancuran. Biasanya pendapatan setiap bulannya didapat sampai Rp 15-20 juta. Kini maksimal hanya didapat Rp 1,5 juta. Itu pun mereka membayar karena kewajiban padahal pembeli sangatlah sepi.
"Memang tim dari Dinas Perdagangan sudah turun berkali-kali sudah dicek sampai bosan. Namun belum ada solusi. Kami ingin biar benar-benar diperhatikan, biar tidak hak saja diminta kewajiban tidak ada. Itu pedagang yang dipinggir jalan dibiarkan sampai terlihat kumuh kondisinya, nah sedangkan kami seolah-olah tak diurus," sesal Semara Putra.
Dengan kondisi tersebut dia berharap solusinya agar Pasar Candikuning jalan ke arah barat menuju Pasar Candikuning dibuka. "Dibiarkan saja dua arah, kalau bikin macet bukan dari Pasar Candikuning tetapi dari objek wisata. Artinya ditutup jangan ditutup permanen. Itu saja permintaan kami," harapnya.
Dia menambahkan dampak dari sepinya Pasar Candikuning, pedagang di Pasar Candikuning 80 persennya tutup. Mereka memilih berdagang ngontrak di pinggir jalan. "Total pedagang di Candikuning saat ini 158-161 orang, hampir 80 persennya memang sudah tutup. Itu dilihat dari pendataan untuk diberlakukan retribusi elektronik, sebab saat ini belum semua pedagang menerapkan retribusi elektronik," tandas Semara Putra.
Sementara itu belum lama ini, atau Kamis (16/2) Dinas Perdagangan dan Perindustrian Tabanan sudah turun cek ke lapangan untuk mencari kendala. Sebab pendapatan di Pasar Candikuning hanya 7 persen. "Baru 7 persen capaian pendapatan retribusi, kami cek dulu dan gali apa kendalanya disana, agar bisa nantinya dicarikan solusi lebih lanjut, hasil turun ke lapangan ini nanti disampaikan ke Pimpinan,” ujar Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Tabanan Ni Made Murjani. *des
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tabanan sudah berulang kali melakukan pengecekan ke lokasi namun tak kunjung ada solusi. Di sisi lain karena tak ada yang belanja, sebagian besar pedagang pilih tutup dan mencari tempat berjualan di pinggir jalan.
Kepala Pasar Candikuning I Ketut Jaya Semara Putra mengatakan, kendala Pasar Candikuning pendapatan anjlok karena adanya shortcut. Sebab lalu lintas dari arah Singaraja yang hendak ke Denpasar maupun ke kota Tabanan menuju Pasar Candikuning ditutup dan dijadikan satu arah ke arah shortcut.
"Pangsa pasar kita 90 persen ini dari arah utara. Karena jika hendak ke Denpasar maupun ke Tabanan pulang beli oleh-oleh. Kalau sekarang mereka (pembeli) enggan putar balik, dan lebih memilih berbelanja di pinggir jalan," terangnya, Minggu (19/2).
Kondisi ini pun diakuinya membuat pendapatan di Pasar Candikuning hancur-hancuran. Biasanya pendapatan setiap bulannya didapat sampai Rp 15-20 juta. Kini maksimal hanya didapat Rp 1,5 juta. Itu pun mereka membayar karena kewajiban padahal pembeli sangatlah sepi.
"Memang tim dari Dinas Perdagangan sudah turun berkali-kali sudah dicek sampai bosan. Namun belum ada solusi. Kami ingin biar benar-benar diperhatikan, biar tidak hak saja diminta kewajiban tidak ada. Itu pedagang yang dipinggir jalan dibiarkan sampai terlihat kumuh kondisinya, nah sedangkan kami seolah-olah tak diurus," sesal Semara Putra.
Dengan kondisi tersebut dia berharap solusinya agar Pasar Candikuning jalan ke arah barat menuju Pasar Candikuning dibuka. "Dibiarkan saja dua arah, kalau bikin macet bukan dari Pasar Candikuning tetapi dari objek wisata. Artinya ditutup jangan ditutup permanen. Itu saja permintaan kami," harapnya.
Dia menambahkan dampak dari sepinya Pasar Candikuning, pedagang di Pasar Candikuning 80 persennya tutup. Mereka memilih berdagang ngontrak di pinggir jalan. "Total pedagang di Candikuning saat ini 158-161 orang, hampir 80 persennya memang sudah tutup. Itu dilihat dari pendataan untuk diberlakukan retribusi elektronik, sebab saat ini belum semua pedagang menerapkan retribusi elektronik," tandas Semara Putra.
Sementara itu belum lama ini, atau Kamis (16/2) Dinas Perdagangan dan Perindustrian Tabanan sudah turun cek ke lapangan untuk mencari kendala. Sebab pendapatan di Pasar Candikuning hanya 7 persen. "Baru 7 persen capaian pendapatan retribusi, kami cek dulu dan gali apa kendalanya disana, agar bisa nantinya dicarikan solusi lebih lanjut, hasil turun ke lapangan ini nanti disampaikan ke Pimpinan,” ujar Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Tabanan Ni Made Murjani. *des
Komentar