Terapis Spa asal Klungkung Jadi Korban Gempa Turki
Ditemukan di Reruntuhan Apartemen Tempat Tinggal Korban
Jenazah Ni Wayan Supini rencananya dipulangkan dari Turki pada, Rabu (22/2), untuk sementara waktu jenazahnya akan dititipkan di RSUD Klungkung.
DENPASAR, NusaBali
Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Bali mengkonfirmasi seorang Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Bali menjadi salah satu korban gempa dahsyat berkekuatan magnitudo 7,8 di Turki yang terjadi pada, Senin (6/2) lalu. Ni Wayan Supini,45, dilaporkan merupakan pekerja migran asal Dusun/Banjar Tegal Besar, Desa Negari, Kecamatan Banjarangkan, Kabupaten Klungkung.
Jenazah Wayan Supini yang bekerja sebagai terapis spa ini baru ditemukan pada, Jumat (16/2) di bawah reruntuhan tempat tinggalnya di Apartemen Galeria yang terletak di Kota Dyarbakir, Turki. Jenazahnya ditemukan bersamaan dengan jenazah pekerja migran asal Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), Irma Lestari oleh tim gabungan KBRI Ankara-Inasar (Basarnas). Keduanya diketahui telah hilang kontak sejak gempa di dekat perbatasan Turki dan Suriah ini.
Kepala BP3MI Bali, Anak Agung Gde Indra Hardiawan menyatakan BP3MI Bali, Dinas Ketenagakerjaan ESDM Provinsi Bali, Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Klungkung, KBRI Ankara Turki, dan BP2MI (Badan Pelindungan Pekerja Migran) Indonesia telah melakukan koordinasi perihal musibah tersebut.
"Diperoleh keterangan almarhum tinggal di Banjar Tegal Besar, Desa Negari, Klungkung. Tim BP3MI Bali menemui langsung suami korban yang didampingi kakak ipar korban dan memastikan bahwa memang benar PMI korban gempa di Turki atas nama Ni Wayan Supini adalah keluarga mereka," terang Agung Hardiawan kepada NusaBali, Minggu (19/2). Lebih lanjut Agung Hardiawan mengungkapkan, bahwa Ni Wayan Supini berangkat ke Turki pada bulan Juli 2022. Namun demikian keberangkatan Supini pada saat itu tidak terdaftar pada SISKOP2MI (Sistem Komputerisasi untuk Pelayanan Penempatan dan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia) BP2MI.
Dikatakannya lagi keberangkatan Ni Wayan Supini untuk bekerja di Turki adalah untuk pertama kalinya. Supini mengikuti ajakan temannya yang sudah terlebih dahulu bekerja di sana. "Almarhum berangkat pada bulan Juli 2022 dan tidak terdaftar di SISKOP2MI BP2MI, besar kemungkinan almarhum menggunakan visa visit atau holiday," ujar Agung Hardiawan. Jenazah Ni Wayan Supini rencananya akan dipulangkan dari Turki pada, Rabu (22/2). Nantinya untuk sementara waktu jenazahnya akan dititipkan di ruang jenazah RSUD Klungkung. "Rencananya akan dititipkan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Klungkung, dikarenakan masih ada upacara (odalan)," kata Agung Hardiawan.
Dengan ditemukannya jenazah Ni Wayan Supini dan Irma Lestari total sudah ada empat WNI yang menjadi korban tewas gempa dahsyat Turki yang terjadi pada dinihari. Sebelumnya WNI warga asal Bali Nia Marlinda bersama putranya, hasil perkawinannya dengan pria Turki, ditemukan di bawah reruntuhan apartemen mereka di Provinsi Kahramanmaras. Jenazah mereka telah dikebumikan pada, Kamis (9/2) lalu di Kahramanmaras, Turki.
Sementara suami Ni Wayan Supini, yakni I Nyoman Ranten,50, saat ditemui di rumahnya Dusun Tegal Besar, Desa Negari, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung, Minggu kemarin menceritakan terakhir dirinya komunikasi dengan istri tercinta pada 5 Februari 2023 lalu atau sehari sebelum musibah gempa bumi itu terjadi via video call.
"Saya menanyakan kabar istri, namun tidak sempat berbincang lama karena anak-anak yang minta bicara dengan ibunya. Biasa mereka kangen ibunya," ujar Ranten. Sehari setelahnya, Ranten menerima kabar dari keluarga telah terjadi musibah gempa bumi dasyat di Turki. Nyoman Ranten pun berkali-kali berusaha menghubungi istrinya, namun tidak kunjung berhasil. "Saya terus hubungi tapi tidak bisa tersambung baik via messenger dan WhatsApp," kata Ranten.
Sampai akhirnya dua hari lalu, Nyoman Ranten diminta untuk cek DNA di RS oleh kepolisian. Kemudian pada, Sabtu (18/2) KBRI di Turki menginformasikan bahwa Ni Wayan Supini menjadi korban meninggal dalam musibah gempa bumi di Turki. Jenazah Wayan Supini rencananya akan dipulangkan ke tanah air pada, Rabu mendatang, rencananya akan dititipkan sementara di RSUD Klungkung. Ni Wayan Supini meninggalkan seorang suami dan 3 orang anak.
Ranten sendiri mengaku kerabatnya ada yang mendapatkan firasat mimpi gigi tanggal sebelumnya. Informasi yang dihimpun korban berangkat pada bulan Juli 2022 dan korban berangkat bekerja ke luar negeri untuk pertama kali, diajak oleh temannya yang berada di Turki. Kepala Dinas Ketenagakerjaan Klungkung, I Wayan Sumarta mengaku masih koordinasi mengenai almarhum karena tidak terdata di sistem. "Nanti saya info lagi hasil koordinasinya," kata Sumarta.
Adapun dari 17 orang PMI (Pekerja Migran Indonesia) asal Kabupaten Klungkung yang terdata di sistem dan bekerja di Turki saat gempa dahsyat pada Senin (6/2) lalu semuanya dinyatakan selamat. Mereka bekerja sebagai terapis spa dan sudah berangkat sejak tahun 2022 lalu. Kadisnaker Wayan Sumarta mengatakan setelah mendapatkan informasi gempa tersebut, dia langsung melakukan koordinasi dengan menghubungi pihak agen dari PMI tersebut via telepon. "17 warga Klungkung itu dipastikan dalam keadaan selamat dan baik-baik saja," kata Sumarta.
Sementara seperti dilansir antara, Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri berhasil mengidentifikasi dua jenazah warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban gempa bumi di Turki, keduanya bernama Irma Lestari,33, asal Lombok, NTB dan Ni Wayan Supini,45, asal Klungkung, Bali.
"Selanjutnya kedua jenazah akan dipulangkan ke Tanah Air oleh pemerintah melalui KBRI Ankara dan Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia yang direncanakan akan didampingi Atpol KBRI Ankara," kata Kasatgas Misi Kemanusiaan Turki 2023 Brigjen Pol Gatot Tri Suryanta dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu kemarin. Gatot menerangkan awalnya pada, Kamis (16/2), tim INASAR beserta petugas setempat telah menemukan dua jenazah dengan jenis kelamin perempuan di daerah Dyarbakir.
Tim DVI Polri kemudian mendapat permintaan dari Kedutaan Besar Indonesia untuk Turki guna melakukan pemeriksaan 2 jenazah diduga WNI yang dinyatakan hilang kontak di Dyarbakir akibat bencana gempa bumi yang menimpa Turki pada, Senin (6/2) lalu. "Tim langsung membantu melakukan tindakan proses identifikasi," kata Gatot.
Gatot mengungkapkan kedua jenazah tersebut ditemukan di bawah reruntuhan Gedung Apartemen Galeria di Kota Dyarbakir setelah tertimbun selama kurang lebih dua minggu. Kondisi jenazah yang sulit dikenali secara visual membuat Tim DVI melakukan identifikasi yang lebih akurat secara saintifik. Tim berhasil mengidentifikasi korban bernama Irma berdasarkan catatan medis dan properti. Sementara untuk korban Ni Wayan Supini teridentifikasi berdasarkan catatan medis, gigi, dan properti. *cr78, wan
Jenazah Wayan Supini yang bekerja sebagai terapis spa ini baru ditemukan pada, Jumat (16/2) di bawah reruntuhan tempat tinggalnya di Apartemen Galeria yang terletak di Kota Dyarbakir, Turki. Jenazahnya ditemukan bersamaan dengan jenazah pekerja migran asal Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), Irma Lestari oleh tim gabungan KBRI Ankara-Inasar (Basarnas). Keduanya diketahui telah hilang kontak sejak gempa di dekat perbatasan Turki dan Suriah ini.
Kepala BP3MI Bali, Anak Agung Gde Indra Hardiawan menyatakan BP3MI Bali, Dinas Ketenagakerjaan ESDM Provinsi Bali, Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Klungkung, KBRI Ankara Turki, dan BP2MI (Badan Pelindungan Pekerja Migran) Indonesia telah melakukan koordinasi perihal musibah tersebut.
"Diperoleh keterangan almarhum tinggal di Banjar Tegal Besar, Desa Negari, Klungkung. Tim BP3MI Bali menemui langsung suami korban yang didampingi kakak ipar korban dan memastikan bahwa memang benar PMI korban gempa di Turki atas nama Ni Wayan Supini adalah keluarga mereka," terang Agung Hardiawan kepada NusaBali, Minggu (19/2). Lebih lanjut Agung Hardiawan mengungkapkan, bahwa Ni Wayan Supini berangkat ke Turki pada bulan Juli 2022. Namun demikian keberangkatan Supini pada saat itu tidak terdaftar pada SISKOP2MI (Sistem Komputerisasi untuk Pelayanan Penempatan dan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia) BP2MI.
Dikatakannya lagi keberangkatan Ni Wayan Supini untuk bekerja di Turki adalah untuk pertama kalinya. Supini mengikuti ajakan temannya yang sudah terlebih dahulu bekerja di sana. "Almarhum berangkat pada bulan Juli 2022 dan tidak terdaftar di SISKOP2MI BP2MI, besar kemungkinan almarhum menggunakan visa visit atau holiday," ujar Agung Hardiawan. Jenazah Ni Wayan Supini rencananya akan dipulangkan dari Turki pada, Rabu (22/2). Nantinya untuk sementara waktu jenazahnya akan dititipkan di ruang jenazah RSUD Klungkung. "Rencananya akan dititipkan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Klungkung, dikarenakan masih ada upacara (odalan)," kata Agung Hardiawan.
Dengan ditemukannya jenazah Ni Wayan Supini dan Irma Lestari total sudah ada empat WNI yang menjadi korban tewas gempa dahsyat Turki yang terjadi pada dinihari. Sebelumnya WNI warga asal Bali Nia Marlinda bersama putranya, hasil perkawinannya dengan pria Turki, ditemukan di bawah reruntuhan apartemen mereka di Provinsi Kahramanmaras. Jenazah mereka telah dikebumikan pada, Kamis (9/2) lalu di Kahramanmaras, Turki.
Sementara suami Ni Wayan Supini, yakni I Nyoman Ranten,50, saat ditemui di rumahnya Dusun Tegal Besar, Desa Negari, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung, Minggu kemarin menceritakan terakhir dirinya komunikasi dengan istri tercinta pada 5 Februari 2023 lalu atau sehari sebelum musibah gempa bumi itu terjadi via video call.
"Saya menanyakan kabar istri, namun tidak sempat berbincang lama karena anak-anak yang minta bicara dengan ibunya. Biasa mereka kangen ibunya," ujar Ranten. Sehari setelahnya, Ranten menerima kabar dari keluarga telah terjadi musibah gempa bumi dasyat di Turki. Nyoman Ranten pun berkali-kali berusaha menghubungi istrinya, namun tidak kunjung berhasil. "Saya terus hubungi tapi tidak bisa tersambung baik via messenger dan WhatsApp," kata Ranten.
Sampai akhirnya dua hari lalu, Nyoman Ranten diminta untuk cek DNA di RS oleh kepolisian. Kemudian pada, Sabtu (18/2) KBRI di Turki menginformasikan bahwa Ni Wayan Supini menjadi korban meninggal dalam musibah gempa bumi di Turki. Jenazah Wayan Supini rencananya akan dipulangkan ke tanah air pada, Rabu mendatang, rencananya akan dititipkan sementara di RSUD Klungkung. Ni Wayan Supini meninggalkan seorang suami dan 3 orang anak.
Ranten sendiri mengaku kerabatnya ada yang mendapatkan firasat mimpi gigi tanggal sebelumnya. Informasi yang dihimpun korban berangkat pada bulan Juli 2022 dan korban berangkat bekerja ke luar negeri untuk pertama kali, diajak oleh temannya yang berada di Turki. Kepala Dinas Ketenagakerjaan Klungkung, I Wayan Sumarta mengaku masih koordinasi mengenai almarhum karena tidak terdata di sistem. "Nanti saya info lagi hasil koordinasinya," kata Sumarta.
Adapun dari 17 orang PMI (Pekerja Migran Indonesia) asal Kabupaten Klungkung yang terdata di sistem dan bekerja di Turki saat gempa dahsyat pada Senin (6/2) lalu semuanya dinyatakan selamat. Mereka bekerja sebagai terapis spa dan sudah berangkat sejak tahun 2022 lalu. Kadisnaker Wayan Sumarta mengatakan setelah mendapatkan informasi gempa tersebut, dia langsung melakukan koordinasi dengan menghubungi pihak agen dari PMI tersebut via telepon. "17 warga Klungkung itu dipastikan dalam keadaan selamat dan baik-baik saja," kata Sumarta.
Sementara seperti dilansir antara, Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri berhasil mengidentifikasi dua jenazah warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban gempa bumi di Turki, keduanya bernama Irma Lestari,33, asal Lombok, NTB dan Ni Wayan Supini,45, asal Klungkung, Bali.
"Selanjutnya kedua jenazah akan dipulangkan ke Tanah Air oleh pemerintah melalui KBRI Ankara dan Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia yang direncanakan akan didampingi Atpol KBRI Ankara," kata Kasatgas Misi Kemanusiaan Turki 2023 Brigjen Pol Gatot Tri Suryanta dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu kemarin. Gatot menerangkan awalnya pada, Kamis (16/2), tim INASAR beserta petugas setempat telah menemukan dua jenazah dengan jenis kelamin perempuan di daerah Dyarbakir.
Tim DVI Polri kemudian mendapat permintaan dari Kedutaan Besar Indonesia untuk Turki guna melakukan pemeriksaan 2 jenazah diduga WNI yang dinyatakan hilang kontak di Dyarbakir akibat bencana gempa bumi yang menimpa Turki pada, Senin (6/2) lalu. "Tim langsung membantu melakukan tindakan proses identifikasi," kata Gatot.
Gatot mengungkapkan kedua jenazah tersebut ditemukan di bawah reruntuhan Gedung Apartemen Galeria di Kota Dyarbakir setelah tertimbun selama kurang lebih dua minggu. Kondisi jenazah yang sulit dikenali secara visual membuat Tim DVI melakukan identifikasi yang lebih akurat secara saintifik. Tim berhasil mengidentifikasi korban bernama Irma berdasarkan catatan medis dan properti. Sementara untuk korban Ni Wayan Supini teridentifikasi berdasarkan catatan medis, gigi, dan properti. *cr78, wan
Komentar