Prof Dewa Oka Kembali Pimpin Manca Agung Trah Shri Aji Tegal Besung
GIANYAR, NusaBali
Prof Dr Drs I Dewa Nyoman Oka MPd alias Prof Dewa Oka kembali dipilih menjadi Pangageng Ageng (Ketua Umum) Manca Agung Trah Ida Dalem Shri Aji Tegal Besung, masa bhakti 2023 – 2028.
Rektor IKIP Mahasaraswati Tabanan ini dipilih dalam Mahasabha II Manca Agung Trah Ida Dalem Shri Aji Tegal Besung di Wantilan Pura Dalem Samprangan, Kelurahan Samplangan, Kecamatan Gianyar, Redite Umanis Merakih, Minggu (19/2) siang.
Kepengurusan dilengkapi Kerthaning Utama Ida Shri Bhagawan Belebar dari Puri Gianyar, Panglingsir Ageng Dewa Putu Banjar, dibantu 13 Iwa Panglingsir Ageng. Prof Dewa Oka dibantu lima iwa pangageng (ketua) yakni I Dewa Gede Mayun, I Dewa Putu Gede Suarjaya SH MH, Ir I Dewa Putu Raka Adnyana MSi, Ida Mangku Wayan Yasa SE, Drs I Dewa Ketut Artadiana MPd. Posisi Panyarikan Ageng (Sekretaris Umum) dipercayakan kepada Sang Putu Eka Pertama SE MM CAM Tr Par alias Sang Tu Eka. Dia dibantu oleh lima Iwa Panyarikan. Pangraksa Ageng (Bendahara Umum) dipercayakan kepada I Dewa Putu Putra Adnyana, dibantu lima iwa pangraksa. Kepengurusan dilengkapi tiga bhaga (bidang) yakni Bhaga Parhyangan (koordinator) Dewa Made Putra Gunarsa SSn, Bhaga Pawongan Sang Ketut Murna, dan Baga Palemahan Dewa Gede Anom Banjar.
Prof Dewa Oka mengatakan, program kerja kepengurusan Manca Agung I lebih berfokus pada konsolidasi ke jati diri pasemetonan. Bentuknya, penyusuran dan penggalian data-data lanjut menyeminarkan lalintihan (garis keturunan) trah Manca Agung. Maka, diterbitkan dua jilid buku berjudul ‘Dinamika Kepemimpinan Dinasti Ida Dhalem Shri Aji Kresna Kepakisan di Balidwipa 1352 – 1560’. Selanjutnya, program berupa ritual baik karya hingga pawalian atau piodalan khususnya di Pura Dalem Samprangan, Gianyar, dan Pura Padharman di Pura Besakih, Karangasem.
Jelasnya, program-program tersebut juga untuk menjaga kasemuyuban (persatuan) antarsameton, sekaligus menerapkan salah satu bhisama Ida Bhatara Kawitan, aja kali ring bhtara lalangit (jangan kita lupa dengan pusat kawitan). “Jika kami hubungkan dengan program Pak Gubernur Bali sekarang, Sat Kerthi Loka Bali, ini bagian dari penerapan Jagat Kerthi dan Jana Kerthi,” ujarnya.
Prof Dewa Oka menjelaskan program utama kepengurusan Manca Agung II atau lima tahun ke depan, antara lain nangiang linggih (mewujudkan bangunan suci) Meru Tumpang II, stana Ida Dalem Shri Aji Tegal Besung, di Pura Dalem Samprangan, Gianyar, lokasi Mahasabha II kini. Terkait program ini, pihaknya akan berkoordinasi dengan prajuru Desa Adat Samplangan selaku pangempon Pura Dalem Samprangan. Rencana ini juga akan dimohonkan restu kepada panglingsir Puri Gianyar.
Pimpinan Sidang Mahasabha II Manca Agung Sang Tu Eka menyampaikan terima kasih dan kebanggaannya kepada para sameton Manca Agung se-Bali karena sangat kompak hingga terbentuk kepengurusan Manca Agung II ini. Menurutnya, kepercayaan menjadi pengurus selain panggilan diri untuk ngayah, juga sebuah kesempatan emas. Karena pengurus akan banyak dapat ngayah mencurahkan pikiran, perkataan, dan tindakan lebih intens. Selain itu, pasti lebih banyak bisa bergulat dengan sameton hingga dapat menyelesaikan pelbagai persoalan baik tingkat dadia hingga ke skup lebih besar.
Mahasabha II dihadiri sejumlah sulinggih/bhagawan dari Manca Agung, perwakilan Pemprov Bali, Pemkab Gianyar, panglingsir sameton Manca Agung, kalangan puri, perwakilan trah di Bali yang terkait keberadaan Manca Agung, dan lain-lain. Acara Pembukaan Mahasabha II diisi persembahan Tari Topeng Arsha Wijaya, ikon Manca Agung Trah Ida Dalem Shri Aji Tegal Besung, dan pembacaan Lontar Babad Trah Ida Dalem Shri Aji Tegal Besung. *lsa
Komentar