Siswa SMPN 4 Singaraja Ciptakan Antiseptik Lidah Buaya
Tiga siswa SMPN 4 Singaraja, berhasil menciptakan antiseptik dari lidah buaya.
SINGARAJA, NusaBali
Mereka yang tergabung dalam ekstra Karya Tulis Ilmiah (KIR) berhasil menelorkan ide kreatif yang kemudian diteliti sebagai hasil karya ilmiah.
Ketiganya adalah Putu Oki Wiradita, 14, Kadek Bagastia Sanjaya,14, Ketut Gopala Pandu Rangga,14, yang kini duduk di bangku kelas VIII SMPN 4 Singaraja. Antiseptik yang kini sudah diproduksi di lokalan sekolah berkhasiat dapat menyembuhkan berbagai macam luka, seperti luka bakar, luka gores termasuk luka lecet.
Oky yang ditemui di stand pameran SMPN 4 Singaraja saat pelaksanaan Buleleng Education Expo (BEE), Jumat (2/6) siang, mengatakan bahwa awalnya mereka memiliki ide membuat gagasan tersebut saat obat luka berbentuk cair dianggap tidak nyaman. Selain perih saat digunakan, penyembuhan pada luka pun cukup lama. Atas dasar pemikiran itulah mereka menemukan ide untuk membuat antiseptik lidah buaya.
Setelah menyetorkan judul kepada Guru Pembina, judul mereka pun dianggap layak, hingga akhirnya mendapatkan izin untuk melanjutkan penelitian. Dalam menghasilkan antiseptik lidah buaya yang benar-benar manjur, ketiga siswa ini juga dibantu oleh seorang guru pembina ekstra KIR, Ketut Sri Kusuma Wardani.
Dalam penelitian pembuatan antiseptik lidah buaya ini pun sempat mengalami kendala dari segi takaran. Meski bahan dan cara pembuatan sangat sederhana. Untuk membuat antiseptik lidah buaya hanya diperlukan daging lidah buaya yang kemudian diekstrak, rendaman air mawar sebagai campuran aroma dan alkohol untuk memastikan antiseptik mereka benar-benar higienis.
“Dalam skala takaran sempat uji coba beberapa kali, sebelum kami menetapkan perbandingan 1:2 untuk alkohol dan ekstrak daging lidah buaya, sempat mencoba dengan 1:1 yang hasilnya kurang maksimal,” ujar Sri Kusuma.
Penelitian yang dilakukan sejak awal 2016 ini kemudian berhasil dengan uji coba pada beberapa relawan. Dari hasil uji coba rata-rata mereka memberikan komentar yang positif. Kini di UKS termasuk di kotak obat yang ada di masing-masing kelas SMPN 4 Singaraja, antiseptik lidah buaya sebagai obat luka sepenuhnya menggantikan cairan antiseptik.
Antiseptik buatan mereka juga dikatakan memiliki keunggulan dan lebih mujarab dibandingkan dengan obat luka yang lainnya. Selain terasa dingin saat dioleskan, antiseptik lidah buaya ini juga dikenal sangat cepat mengeringkan dan menyembuhkan luka. Obat penyembuh luka tanpa bahan pengawet ni pun dikatakan bisa tahan hingga waktu 6-8 bulan.
Hanya saja saat ini yang menjadi hambatan, antiseptik ini belum dapat diproduksi secara masal. Karena belum mengantongi Depkes dan kemasan. “Sebenarnya untuk produksi anak-anak tidak masalah, tetapi untuk kemasannya yang belum ada, sebelumnya kami mendapat sumbangan dari Puskesmas. Mungkin kalau nanti ada kerjasama dari dinas terkait baru bisa diproduksi masal. Sementara hanya untuk konsumsi lokal,” imbuh Sri Kusuma.
Sementara aitu pihaknya juga berencana akan menyempurnakan hasil penelitian antiseptik lidah buaya menjadi antiseptik pencuci tangan. Sejumlah penelitian lainnya juga sudah siap menanti untuk menghasilkan makanan atau obat-obatan yang lebih inovatif dan bermanfaat bagi masyarakat luas. *k23
1
Komentar