Wakil Rakyat Usul LP Dipindah
Pasek Suardika ngaku banyak ditanya soal bentrok ormas, ketika dirinya berada di Swedia dan Denmark.
Bagi Pasek sendiri, berkelahi atau bentrok bukanlah jatidiri masyarakat Bali. Justru masyarakat Bali menjadikan konflik sebagai sebuah karya seni dan tari-tarian seperti yang terdapat dalam ritual ‘Perang Pandan’ di Desa Pakraman Tenganan Pagringsingan, Kecamatan Manggis, Karangasem. Dengan begitu, energi yang ada dialihkan ke hal-hal positif.
Menurut Pasek, bentrok ormas yang berawal dari rusuh di LP Kerobokan ini bisa menjadi renungan bersama. Terlebih, ada ormas yang menggunakan lambang Senjata Dewa, namun tetap melakukan konflik. Pasek pun meminta Pemrov Bali memperhatikan keamanan Pulau Dewata, sesuai slogan Bali Mandara.
Ketika disinggung apakah perlu ormas dibubarkan, menurut Pasek, itu merupakan kewenangan pemerintah. Sedangkan Putu Sudiartana menyatakan ormas di Bali se-baiknya jangan dibubarkan. Sebab, mereka juga adalah masyarakat, di mana kebebasan berserikat dan berkumpul dijamin konstitusi.
Di sisi lain, terungkap LP Kerobokan selama ini hanya memiliki 50 petugas pengamanan. Mereka harus menangani warga binaan yang jumlahnya mencapai 1.100 orang. Menurut Kepala Kantor Wilayah Kemenkum HAM Provinsi Bali, Sulistiono, setiap harinya ada satu regu yang berjumlah 14 orang petugas LP Kerobokan yang berdinas.
Mereka dibagi tugas di sejumlah titik, antara lain, di blok, pos, menara, dan pintu depan. "Lima blok itu hanya diawasi satu orang," jelas Kepala LP (Kalapas) Kerobokan, Sunarto, dilansir Antara secara terpisah di Denpasar, Minggu kemarin. Belum lagi, bila ada tahanan yang akan keluar menjalani persidangan, juga membutuhkan pengamanan dan pengawasan petugas LP.
Sunarto menyebutkan, di LP Kerobokan secara keseluruhan terdapat 140 petugas. Selain 50 petugas keamanan, juga termasuk di dalamnya pejabat struktural, dan staf LP Kerobokan. Akibatnya, jumlah petugas tidak sebanding dengan jumlah warga binaan (napi dan tahanan) yang mencapai 1.100 orang.
Padahal, kata Sunarto, kapasitas LP Kerobokan sesungguhnya hanya untuk 360 orang, tapi malah dihuni 1.100 orang. Tak pelak, kurangnya petugas pengamanan di dalam lapas menjadikan pengawasan tidak optimal. Ini pula yang diduga jadi penyebab mudahnya barang berbahaya seperti narkoba, senjata api, dan senjata tajam masuk ke LP Kerobokan. 7 k22
Komentar