Tanah Aji dan Abang Jeroan Klaim Bebas Stunting
AMLAPURA, NusaBali
Banjar Tanah Aji dan Banjar Abang Jeroan, Desa/Kecamatan Abang, Karangasem, merupakan banjar pertama di Karangasem, bebas stunting (anak kerdil).
Sebelumnya terungkap ada 5 balita stunting dan tuntas tertangani tahun 2022. Kini, tahun 2023 sudah bebas stunting.
Kelian Banjar Dinas Tanah Aji Sang Nyoman Ariawan menegaskan hal itu di Banjar Tanah Aji, Desa/Kecamatan Abang, Karangasem, Selasa (21/2). Dia menerangkan, di Banjar Tanah Aji berpenduduk 67 KK, mulanya ada sepasang balita stunting tahun 2021. Balita tersebut laki-laki, anak dari pasangan Sang Nyoman Dita - Ni Nyoman Juliartini, dan balita wanita anak dari pasangan Sang Nyoman Suardana - Sang Ayu Made Mukianawati. Keduanya berumur 1,5 tahun.
"Kami berikan makanan tambahan atas batuan dari Pemerintah Desa Abang. Kemudian cek secara rutin di Posyandu Banjar Tanah Aji, sehingga tuntas penanganannya selama tahun 2022, dan tahun 2023 kedua balita bebas dari stunting," jelasnya.
Meski demikian, kata dia, pembinaan di tingkat usia remaja, hingga ibu-ibu terus berjalan, mencegah munculnya balita stunting. "Dari 67 KK warga Banjar Tanah Aji, sementara belum ada ibu hamil, tetapi pembinaan tetap berjalan, salah satunya memanfaatkan kegiatan Posyandu dengan memberdayakan 5 kader," tambahnya.
Perbekel Abang I Nyoman Sutirtayana mengatakan, selain di Banjar Tanah Aji, bebas stunting juga di Banjar Abang Jeroan. Sebab, mulanya di Banjar Abang Jeroan ada 3 balita status stunting, setelah penanganan selama tahun 2022, maka tiga balita keluar dari status stunting. "Maka di Desa Abang, sementara di Banjar Tanah Aji dan Banjar Abang Jeroan, bebas stunting," jelas Sutirtayana.
Sutirtayana menyebutkan, mulanya di Desa Abang terdata 48 balita stunting, setelah penanganan sejak tahun 2020, balita stunting tinggal 26 balita tersebar di 4 banjar, yakni Abang Kaler, Abang Kelod, Kihkian dan Waliang.
Penyuluh Keluarga Berencana Kecamatan Abang I Ketut Astawa mengapresiasi peran serta Kelian Banjar Tanah Aji, tokoh masyarakat dan kesadaran masyarakat setempat secara aktif memerangi stunting. Kelian Banjar Abang Jeroan dan tokoh masyarakat juga memerangi stanting di Banjar Abang Jeroan. Sesuai amanat Perpres Nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting yang Holistik, Integratif dan Berkualitas melalui Koordinasi dan Sinkronisasi di antara Pemangku Kepentingan.
Astawa mengingatkan, paling tidak agar masyarakat mampu menghindari empat ketentuan, jangan melahirkan di usia terlalu muda umur 21 tahun, jangan melahirkan di usia terlalu tua umur 35 tahun, jangan pula melahirkan terlalu sering, dan jangan melahirkan dengan jarak terlalu dekat.
"Stunting menyebabkan, perkembangan otak dan fisik anak balita kurang optimal, rentan terserang penyakit. Saat dewasa anak stunting lebih rentan terserang penyakit jantung, diabetes dan yang lainnya," kata Astawa.
Kadis Kesehatan I Gusti Bagus Putra Pertama juga mengapresiasi peran serta masyarakat di tingkat banjar dinas, yang antusias memberantas stunting. Apalagi Karangasem sebelumnya stunting tertinggi di Bali, mulanya tahun 2022 stunting 22,9 persen, telah turun drastis di tahun 2023 jadi 9,2 persen. *k16
"Kami berikan makanan tambahan atas batuan dari Pemerintah Desa Abang. Kemudian cek secara rutin di Posyandu Banjar Tanah Aji, sehingga tuntas penanganannya selama tahun 2022, dan tahun 2023 kedua balita bebas dari stunting," jelasnya.
Meski demikian, kata dia, pembinaan di tingkat usia remaja, hingga ibu-ibu terus berjalan, mencegah munculnya balita stunting. "Dari 67 KK warga Banjar Tanah Aji, sementara belum ada ibu hamil, tetapi pembinaan tetap berjalan, salah satunya memanfaatkan kegiatan Posyandu dengan memberdayakan 5 kader," tambahnya.
Perbekel Abang I Nyoman Sutirtayana mengatakan, selain di Banjar Tanah Aji, bebas stunting juga di Banjar Abang Jeroan. Sebab, mulanya di Banjar Abang Jeroan ada 3 balita status stunting, setelah penanganan selama tahun 2022, maka tiga balita keluar dari status stunting. "Maka di Desa Abang, sementara di Banjar Tanah Aji dan Banjar Abang Jeroan, bebas stunting," jelas Sutirtayana.
Sutirtayana menyebutkan, mulanya di Desa Abang terdata 48 balita stunting, setelah penanganan sejak tahun 2020, balita stunting tinggal 26 balita tersebar di 4 banjar, yakni Abang Kaler, Abang Kelod, Kihkian dan Waliang.
Penyuluh Keluarga Berencana Kecamatan Abang I Ketut Astawa mengapresiasi peran serta Kelian Banjar Tanah Aji, tokoh masyarakat dan kesadaran masyarakat setempat secara aktif memerangi stunting. Kelian Banjar Abang Jeroan dan tokoh masyarakat juga memerangi stanting di Banjar Abang Jeroan. Sesuai amanat Perpres Nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting yang Holistik, Integratif dan Berkualitas melalui Koordinasi dan Sinkronisasi di antara Pemangku Kepentingan.
Astawa mengingatkan, paling tidak agar masyarakat mampu menghindari empat ketentuan, jangan melahirkan di usia terlalu muda umur 21 tahun, jangan melahirkan di usia terlalu tua umur 35 tahun, jangan pula melahirkan terlalu sering, dan jangan melahirkan dengan jarak terlalu dekat.
"Stunting menyebabkan, perkembangan otak dan fisik anak balita kurang optimal, rentan terserang penyakit. Saat dewasa anak stunting lebih rentan terserang penyakit jantung, diabetes dan yang lainnya," kata Astawa.
Kadis Kesehatan I Gusti Bagus Putra Pertama juga mengapresiasi peran serta masyarakat di tingkat banjar dinas, yang antusias memberantas stunting. Apalagi Karangasem sebelumnya stunting tertinggi di Bali, mulanya tahun 2022 stunting 22,9 persen, telah turun drastis di tahun 2023 jadi 9,2 persen. *k16
1
Komentar