Bale Sakanem Pura Bukit Buluh Roboh Diterjang Angin
Bangunan suci Bale Sakanem yang terjungkal akibat angin kencang ini baru 3 bulan dibangun, sebagai bagian renovasi pasca kebakaran dahsyat di Pura Bukit Buluh, Desa Pakraman Gunaksa, 7 Agustus 2012 .
Tiga Tahun Pasca Kebakaran Hebat yang Ludeskan Seluruh Palinggih Pura
SEMARAPURA, NusaBali
Musibah kembali terjadi di Pura Bukit Buluh, Banjar Buayang, Desa Pakraman Gunaksa, Kecamatan Dawan, Klungkung. Berselang 3 tahun pasca musibah kebakaran hebat yang menghanguskan seluruh palinggih, kini bangunan suci Bale Sakanem (bertiang 6) di Pura Bukit Buluh justru roboh akibat hujan lebat disertai angin kencang, Sabtu (19/12) sore. Padahal, Bale Sakanem ini baru selesai dibangun 3 bulan lalu.
Bencana robohnya bangunan suci Bale Sakanem di Pura Bukit Buluh terjadi Sabtu sore pukul 15.30 Wita, ketika hujan lebat disertai angin kencang melanda kawasan Desa Gunaksa dan sekitarnya. Adalah saksi I Nengah Lolik yang melihat langsung peristiwa terjungkalnya Bale Sakanem Pura Bukit Buluh, pura yang berlokasi di puncak Bukit Buluh.
Kala itu, Nengah Lolik, krama asal Banjar Buayang, Desa Pakraman Gunaksa sedang ngayah memasang plat beton di Utama Mandala Pura Bukit Buluh. Nengah Lolik selaku krama pangempon Pura Bukit Buluh sore itu ngayah bersama rekannya, I Nyoman Mangkok.
Mereka berdua ngayah sejak pagi. Karena terjadi hujan lebat, saksi Nengah Lolik dan Nyoman Mangkok kemudian berteduh di bawah palinggih Meru Tumpang Solas (tingkat 11) yang berada di Utama Mandala Pura Bukit Buluh. Sedangkan Bangunan Bale Sakanem berjarak sekitar 20 meter arah timur laut dari Meru Tumpang Solas di mana kedua berteduh.
Nah, saat Nengah Lolik dan Nyoman Mangkok berteduh sore itulah, mereka menyaksikan Bale Sakanem di Pura Bukit Buluh terjungkal akibat diterjang angin kencang. “Saat itu, angin berembus kencang dari arah barat daya. Beruntung, kami berdua yang berteduh di bawah Meru Tumpang Solas bisa selamat,” tutur Ketut Lolik kepada NusaBali di Pura Bukit Buluh, Minggu (20/12).
Begitu Bale Sakanem terjunkal, Ketut Lolik langsung melaporkan bencana tersebut kepada prajuru pangempon Pura Bukit Buluh. Prajuru pun terjun ke lokasi Pura Bukit Buluh. Namun, krama pangempon Pura Bukit Buluh baru terjun gotong royong membersihkan puing Bale Sakanem yang ambruk, Minggu kemarin.
Bangunan Bale Sakanem di Pura Bukit Buluih yang ambruk tampak hancur. Bagian putrus saka (tiang) sudah patah, demikian pula kerangka atap, ige-ige, paksi, dan lambangnya. Bagian-bagian yang masih relatif utuh, antara lain, tatakan sendi berupa Patung Garuda dan jalinan atap dari ijuk.
Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPPD) Klungkung juga sempat terjun ke lokasi Pura Bukit Buluh, Minggu kemarin. “Kami melakukan pengecekan lapangan,” ujar Sekretaris BPPD Klungkung, Dewa Gede Wisata.
Sedangkan salah seorang prajuru pangempon Pura Bukit Buluh, I Wayan Mardana, menyatakan kerugian material akibat ambruknya Bale Sakanem ditaksir mencapai sekitar Rp 250 juta. Ini belum termasuk biaya upakara.
Menurut Wayan Muardana, pihaknya segera akan tangkil ke sulinggih untuk meminta petunjuk niskala terkait musibah ambruknya Bale Sakanem Pura Bukit Buluh. “Kami segera akan nunasang (minta petunjuk) kepada Ida Pedanda, pertanda apa ini dan apa yang mesti kami lakukan ke depan,” ungkap Mardana yang juga anggota DPRD Klungkung, Minggu kemarin.
Selanjutnya...
1
2
Komentar