Yayasan Widya Guna Fasilitasi Anak-Anak Kurang Mampu dan Berkebutuhan Khusus
GIANYAR, NusaBali.com - Yayasan Widya Guna adalah suatu organisasi nirlaba formal Indonesia yang didirikan oleh I Ketut Sadia dan Gill Rijnenberg yang dibuka sejak 2006 di Banjar Batulumbang Bedulu, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar, Bali.
Yayasan bertujuan menampung anak-anak yang kurang mampu maupun anak-anak berkebutuhan khusus.
Saat ini ada 44 orang anak yang berkebutuhan khusus, dan 60 anak kurang mampu belajar bahasa Inggris. Untuk pembagian waktu pembelajarannya, anak-anak berkebutuhan khusus bersekolah pukul 09.00 – 15.00 Wita, sedangkan anak-anak kurang mampu dan belajar bahasa Inggris dibuka pukul 15.00-18.00 Wita.
“Kami ingin menjadi organisasi yang mandiri dan transparan untuk menampung anak-anak yang kurang mampu melalui program sponsor anak, dan di sini juga menciptakan lapangan pekerjaan untuk anak-anak berkebutuhan khusus untuk dapat lebih mandiri,” kata Ni Kadek Suartini, salah satu pengajar vokasi di Yayasan Widya Guna, Jumat (17/2/2023).
Selain menampung dan memberikan pelatihan keterampilan, Yayasan Widya Guna juga memiliki berbagai fasilitas dan tempat yang digunakan untuk fisioterapi bagi anak-anak special needs atau memiliki kebutuhan khusus.
Sebelum berlokasi di tempat saat ini, Jalan Yeh Pulu Gianyar, rumah I Ketut Sadia di kawasan yang sama, dijadikan lokasi yayasan. “Seiring berjalannya waktu, donasi yang sudah terkumpul sudah cukup, begitu juga jumlah anak yang semakin bertambah sehingga tidak memungkinkan lagi untuk menampung,” ungkap Kacu, sapaan akrab dari Kadek Suartini.
Yayasan yang didirikan oleh I Ketut Sadia dan Gill Rijnenberg juga berafiliasi dengan yayasan berasal dari Belanda yaitu Wins. “Awal berdirinya yayasan ini dibantu sarana dan prasarananya oleh Wins, sampai seiring dengan berjalannya waktu kami sudah mampu untuk berdiri sendiri,” begitu papar gadis berusia 23 tahun ini.
Di Yayasan Widya Guna ini terdapat beberapa jenis golongan dari kebutuhan anak. Jenis-jenis dari kebutuhan anak-anak special need, antara lain, autis, cerebral palsy, gangguan mental, hingga gangguan berbicara dan pendengaran.
Adapun syarat anak-anak yang ingin masuk dan bergabung dengan Yayasan Widya Guna yakni berusia 7-10 tahun, patuh, bisa duduk di kursi , dan bisa mengikuti instruksi. Sebelum itu, orangtua harus tahu segala sesuatu yang disukai oleh sang anak, hal itu dilakukan untuk memberikan motivasi pada sang anak, agar pada saat anak tersebut melakukan proses pembelajaraan dan mengalami tantrum, maka guru dapat memberikan motivasi dengan hal yang disukai anak.
“Setelahnya anak baru yang ingin bergabung terlebih dahulu akan dilakukan perkenalan lingkungan pada anak tersebut yang berguna untuk sang anak akan siap bergabung dengan lingkungan di yayasan atau tidak,” kata Kacu yang pada saat duduk di bangku kelas 4 sekolah dasar dibantu yayasan tersebut.
Yayasan Widya Guna ini juga membuka lapangan pekerjaan untuk para anak-anak special need, seperti yang sudah ada yaitu kafé yang memperkerjakan anak-anak special need yang sudah berusia kurang lebih 19 tahun.
“Tidak menutup kemungkinan juga akan ada gagasan baru lainnya atau lapangan pekerjaan yang berbeda sesuai dengan kemampuan dari anak-anak tersebut,” kata Kacu.
Berbagai fasilitas juga didapatkan anak anak di yayasan ini seperti fasilitas antar jemput untuk anak-anak dari daerah Pejeng dan Blahbatuh, selain itu anak-anak juga mendapatkan makanan bernutrisi setiap harinya.
Fasilitas aqua pool dengan air panas untuk terapi juga tersedia karena dirasa bermanfaat untuk anak autis.
Di Yayasan Widya Guna ini anak-anak juga memiliki sponsornya sendiri. “Jadi untuk anak-anak yang kurang mampu, namun memiliki semangat yang tinggi untuk sekolah, maka yayasan akan mencarikan sponsor untuk mereka, dengan kesepakatan yang sudah ditentukan terlebih dahulu dari masing-masing pihak, ” terang Kacu.
Kacu juga berpesan kepada para orangtua yang juga memiliki anak special need agar sekiranya para orangtua mampu mengajarkan anak dari usia sedini mungkin agar sang anak lebih memiliki keterampilan dan mampu menjadi pribadi yang mandiri, dikarenakan untuk masa depanya kemandirian itu sangatlah penting untuk mereka. *m01
Berita ini merupakan hasil liputan AA Istri Kinanti, mahasiswa Praktek Kerja Lapangan di NusaBali.com
Saat ini ada 44 orang anak yang berkebutuhan khusus, dan 60 anak kurang mampu belajar bahasa Inggris. Untuk pembagian waktu pembelajarannya, anak-anak berkebutuhan khusus bersekolah pukul 09.00 – 15.00 Wita, sedangkan anak-anak kurang mampu dan belajar bahasa Inggris dibuka pukul 15.00-18.00 Wita.
“Kami ingin menjadi organisasi yang mandiri dan transparan untuk menampung anak-anak yang kurang mampu melalui program sponsor anak, dan di sini juga menciptakan lapangan pekerjaan untuk anak-anak berkebutuhan khusus untuk dapat lebih mandiri,” kata Ni Kadek Suartini, salah satu pengajar vokasi di Yayasan Widya Guna, Jumat (17/2/2023).
Selain menampung dan memberikan pelatihan keterampilan, Yayasan Widya Guna juga memiliki berbagai fasilitas dan tempat yang digunakan untuk fisioterapi bagi anak-anak special needs atau memiliki kebutuhan khusus.
Sebelum berlokasi di tempat saat ini, Jalan Yeh Pulu Gianyar, rumah I Ketut Sadia di kawasan yang sama, dijadikan lokasi yayasan. “Seiring berjalannya waktu, donasi yang sudah terkumpul sudah cukup, begitu juga jumlah anak yang semakin bertambah sehingga tidak memungkinkan lagi untuk menampung,” ungkap Kacu, sapaan akrab dari Kadek Suartini.
Yayasan yang didirikan oleh I Ketut Sadia dan Gill Rijnenberg juga berafiliasi dengan yayasan berasal dari Belanda yaitu Wins. “Awal berdirinya yayasan ini dibantu sarana dan prasarananya oleh Wins, sampai seiring dengan berjalannya waktu kami sudah mampu untuk berdiri sendiri,” begitu papar gadis berusia 23 tahun ini.
Di Yayasan Widya Guna ini terdapat beberapa jenis golongan dari kebutuhan anak. Jenis-jenis dari kebutuhan anak-anak special need, antara lain, autis, cerebral palsy, gangguan mental, hingga gangguan berbicara dan pendengaran.
Adapun syarat anak-anak yang ingin masuk dan bergabung dengan Yayasan Widya Guna yakni berusia 7-10 tahun, patuh, bisa duduk di kursi , dan bisa mengikuti instruksi. Sebelum itu, orangtua harus tahu segala sesuatu yang disukai oleh sang anak, hal itu dilakukan untuk memberikan motivasi pada sang anak, agar pada saat anak tersebut melakukan proses pembelajaraan dan mengalami tantrum, maka guru dapat memberikan motivasi dengan hal yang disukai anak.
“Setelahnya anak baru yang ingin bergabung terlebih dahulu akan dilakukan perkenalan lingkungan pada anak tersebut yang berguna untuk sang anak akan siap bergabung dengan lingkungan di yayasan atau tidak,” kata Kacu yang pada saat duduk di bangku kelas 4 sekolah dasar dibantu yayasan tersebut.
Yayasan Widya Guna ini juga membuka lapangan pekerjaan untuk para anak-anak special need, seperti yang sudah ada yaitu kafé yang memperkerjakan anak-anak special need yang sudah berusia kurang lebih 19 tahun.
“Tidak menutup kemungkinan juga akan ada gagasan baru lainnya atau lapangan pekerjaan yang berbeda sesuai dengan kemampuan dari anak-anak tersebut,” kata Kacu.
Berbagai fasilitas juga didapatkan anak anak di yayasan ini seperti fasilitas antar jemput untuk anak-anak dari daerah Pejeng dan Blahbatuh, selain itu anak-anak juga mendapatkan makanan bernutrisi setiap harinya.
Fasilitas aqua pool dengan air panas untuk terapi juga tersedia karena dirasa bermanfaat untuk anak autis.
Di Yayasan Widya Guna ini anak-anak juga memiliki sponsornya sendiri. “Jadi untuk anak-anak yang kurang mampu, namun memiliki semangat yang tinggi untuk sekolah, maka yayasan akan mencarikan sponsor untuk mereka, dengan kesepakatan yang sudah ditentukan terlebih dahulu dari masing-masing pihak, ” terang Kacu.
Kacu juga berpesan kepada para orangtua yang juga memiliki anak special need agar sekiranya para orangtua mampu mengajarkan anak dari usia sedini mungkin agar sang anak lebih memiliki keterampilan dan mampu menjadi pribadi yang mandiri, dikarenakan untuk masa depanya kemandirian itu sangatlah penting untuk mereka. *m01
Berita ini merupakan hasil liputan AA Istri Kinanti, mahasiswa Praktek Kerja Lapangan di NusaBali.com
Komentar