Hutan Manistutu Terindikasi Kawasan Situs Cagar Budaya
Penelusuran Batu Diduga Sarkofagus di Kawasan Desa Manistutu, Jembrana
Sambil menunggu penelitian atau pengkajian lebih lanjut, dari pihak Kepolisian memasang police line di titik batu yang diduga benda cagar budaya itu.
NEGARA, NusaBali
Petugas Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Parbud) Jembrana turun mengecek sejumlah temuan batu yang diduga peninggalan prasejarah di wilayah hutan Manistutu, utara Bendungan Benel, Desa Manistutu, Kecamatan Melaya, Jembrana, Jumat (24/2). Sejumlah batu itu pun diyakini merupakan sarkofagus atau tempat penyimpanan jenazah orang zaman dulu. Selain di tengah hutan, juga diketahui ada beberapa sarkofagus di pekarangan rumah warga.
Dalam penelusuran kemarin, petugas Dinas Parbud Jembrana turun bersama Tim Kader Pelestari Budaya Provinsi Bali, Polsek Melaya, Perbekel Manistutu dan didampingi beberapa aparat desa setempat. Penelusuran untuk mengecek sejumlah benda diduga peninggalan prasejarah di wilayah Manistutu itu dilakukan mulai pukul 10.00 Wita hingga pukul 15.00 Wita. Pamong Budaya Ahli Pratama pada Dinas Parbud Jembrana, Putu Ayu Surya Andari yang turun dalam penelusuran tersebut mengatakan ditemukan ada 9 buah batu yang diyakini merupakan sarkofagus.
Lokasi 9 batu itu, di antaranya ada 4 batu di dua pekarangan rumah warga Banjar Mekar Sari, Desa Manistutu, dan 5 batu di kawasan hutan Manistutu. “Yang di pekarangan dua rumah warga, lokasinya sebelum bendungan (Bendungan Benel). Di masing-masing pekarangan itu ada 2 batu,” ujar Ayu Surya, seizin Kepala Dinas Parbud Jembrana, Anak Agung Komang Sapta Negara.
Sementara 5 batu yang ada di kawasan hutan Manistutu, kata Ayu Surya, juga terjadi di beberapa lokasi. Di antaranya ada 2 batu di bagian sisi barat sungai, dan 3 batu di bagian sisi timur sungai. “Dua batu yang di barat sungai, jaraknya berdekatan sekitar 800 meter ke utara bendungan. Sedangkan yang 3 baru di timur sungai, agak sedikit berjauhan. Jaraknya sekitar 3-4 kilometer dari bendungan,” ucap Ayu Surya.
Dari 9 batu yang diyakini adalah sarkofagus itu, kata Ayu Surya, juga ada salah satu batu di salah satu rumah warga yang masih berisi benda dari batu yang diduga adalah benda bekal kubur. Benda itu ada menyerupai kursi kecil, menyerupai pengulekan, dan ada batu bentuk oval. “Cuman di satu lokasi itu saja yang ada benda diduga bekal kubur. Kalau yang lainnya kosong. Dari keterangan pemilik rumah, benda-benda itu sudah ajak sejak lama,” ungkap Ayu Surya.
Menurut Ayu Surya, dari pengecekan kemarin, meski tim sudah yakin bahwa batu itu merupakan sarkofagus atau termasuk benda cagar budaya, masih perlu dilakukan penelitian. Dengan temuan sejumlah benda diduga sarkofagus itu mengindikasikan kawasan di Manistutu merupakan situs cagar budaya. “Sekarang masih indikasi. Tetapi untuk memastikan kebenarannya, harus ada penelitian lebih lanjut. Nanti kami juga akan segera mengusulkan agar bisa diteliti. Kami laporkan nanti ke Balai Pelestarian Cagar Budaya Bali,” ujarnya.
Sambil menunggu penelitian atau pengkajian lebih lanjut, dari pihak Kepolisian yang dipimpin langsung Kapolsek Melaya, AKP I Putu Raka Wirama juga melakukan pengamanan dengan memasang police line di titik batu yang diduga benda cagar budaya itu. “Ya dipasangi police line. Itu untuk sterilisasi sambil menunggu pengecekan lebih lanjut,” pungkas Ayu Surya. Seperti diberitakan, sejumlah batu diduga peninggalan prasejarah ditemukan warga di kawasan hutan sekitar aliran sungai sebelah utara Bendungan Benel, Desa Manistutu, Kecamatan Melaya, Jembrana, Rabu (22/2). *ode
Dalam penelusuran kemarin, petugas Dinas Parbud Jembrana turun bersama Tim Kader Pelestari Budaya Provinsi Bali, Polsek Melaya, Perbekel Manistutu dan didampingi beberapa aparat desa setempat. Penelusuran untuk mengecek sejumlah benda diduga peninggalan prasejarah di wilayah Manistutu itu dilakukan mulai pukul 10.00 Wita hingga pukul 15.00 Wita. Pamong Budaya Ahli Pratama pada Dinas Parbud Jembrana, Putu Ayu Surya Andari yang turun dalam penelusuran tersebut mengatakan ditemukan ada 9 buah batu yang diyakini merupakan sarkofagus.
Lokasi 9 batu itu, di antaranya ada 4 batu di dua pekarangan rumah warga Banjar Mekar Sari, Desa Manistutu, dan 5 batu di kawasan hutan Manistutu. “Yang di pekarangan dua rumah warga, lokasinya sebelum bendungan (Bendungan Benel). Di masing-masing pekarangan itu ada 2 batu,” ujar Ayu Surya, seizin Kepala Dinas Parbud Jembrana, Anak Agung Komang Sapta Negara.
Sementara 5 batu yang ada di kawasan hutan Manistutu, kata Ayu Surya, juga terjadi di beberapa lokasi. Di antaranya ada 2 batu di bagian sisi barat sungai, dan 3 batu di bagian sisi timur sungai. “Dua batu yang di barat sungai, jaraknya berdekatan sekitar 800 meter ke utara bendungan. Sedangkan yang 3 baru di timur sungai, agak sedikit berjauhan. Jaraknya sekitar 3-4 kilometer dari bendungan,” ucap Ayu Surya.
Dari 9 batu yang diyakini adalah sarkofagus itu, kata Ayu Surya, juga ada salah satu batu di salah satu rumah warga yang masih berisi benda dari batu yang diduga adalah benda bekal kubur. Benda itu ada menyerupai kursi kecil, menyerupai pengulekan, dan ada batu bentuk oval. “Cuman di satu lokasi itu saja yang ada benda diduga bekal kubur. Kalau yang lainnya kosong. Dari keterangan pemilik rumah, benda-benda itu sudah ajak sejak lama,” ungkap Ayu Surya.
Menurut Ayu Surya, dari pengecekan kemarin, meski tim sudah yakin bahwa batu itu merupakan sarkofagus atau termasuk benda cagar budaya, masih perlu dilakukan penelitian. Dengan temuan sejumlah benda diduga sarkofagus itu mengindikasikan kawasan di Manistutu merupakan situs cagar budaya. “Sekarang masih indikasi. Tetapi untuk memastikan kebenarannya, harus ada penelitian lebih lanjut. Nanti kami juga akan segera mengusulkan agar bisa diteliti. Kami laporkan nanti ke Balai Pelestarian Cagar Budaya Bali,” ujarnya.
Sambil menunggu penelitian atau pengkajian lebih lanjut, dari pihak Kepolisian yang dipimpin langsung Kapolsek Melaya, AKP I Putu Raka Wirama juga melakukan pengamanan dengan memasang police line di titik batu yang diduga benda cagar budaya itu. “Ya dipasangi police line. Itu untuk sterilisasi sambil menunggu pengecekan lebih lanjut,” pungkas Ayu Surya. Seperti diberitakan, sejumlah batu diduga peninggalan prasejarah ditemukan warga di kawasan hutan sekitar aliran sungai sebelah utara Bendungan Benel, Desa Manistutu, Kecamatan Melaya, Jembrana, Rabu (22/2). *ode
1
Komentar