ASEPHI Optimistis Ekspor Kerajinan Membaik
Keyakinan eksportir setelah mendapat respon positif saat gelar pameran di Jerman.
DENPASAR,NusaBali
Ketua Asosiasi Ekspor dan Produsen Handycraft Indonesia (ASEPHI) Bali Bali I Ketut Darma Siadja, mengatakan ada harapan bisnis handycraft khususnya ekspor produk kerajinan Bali membaik dalam 2023 ke depan.
Indikasi tersebut berdasarkan informasi positif dari kalangan perajin Bali yang menjadi bagian dari rombongan Indonesia, yang berpartisipasi pada Pameran Ambiante 2023 di Frankfurt, Jerman (3-7 Februari).
Disampaikan Darma Siadja, ada enam pelaku ekspor dan produsen handycraft Bali yang ikut di Pameran Ambiante 2023 yang merupakan salah satu pameran terbesar untuk produk kerajinan, peralatan rumah tangga dan peralatan dapur.
“Dari teman- teman yang ikut, menyatakan dapat respon positif,” ungkapnya. Respon positif dimaksud, ada pembelian dan rencana orderan. Karena indikasi itulah, Darma Siadja mengaku ada prospek positif untuk perdagangan luar negeri produk handycraft Bali.
Selain itu, dari pengalamannya sendiri di Eropa, dia melihat pusat perbelanjaan ramai, aktivitas masyarakat mulai normal. “Mudah-mudahan ini memang tanda positif,” ujarnya.
Dengan demikian kekhawatiran terjadinya resesi global, diharapkan tidak terjadi. Tentu saja harapannya bisnis handycraft bangkit dan ramai kembali, sehingga diharapkan sebagai salah satu sumber devisa.
“Bahan baku, tidak ada masalah. Kita perajin membuat desain produk sesuai dengan selera pasar,” kata Ketua ASEPHI Bali asal Desa Mas, Kecamatan Ubud, Gianyar.
Data dari Dinas Perdagangan dan Perindustrian Provinsi Bali, nilai ekspor kerajinan Bali pada Januari-Desember 2022 lalu 115,4 juta dollar AS (Rp 1,7 triliun).
Nilai tersebut 32,31 persen dari total nilai ekspor Bali pada periode Januari- Desember 2022 sebesar 357,4 juta dollar AS (Rp5,4 triliun).
Komoditas ekspor kerajinan Bali terdiri dari 17 jenis. Mulai kerajinan alat musik, anyaman, kerajinan kayu sampai kerajinan tulang.
Diantara 17 jenis tersebut, ekspor kerajinan kayu yang nilai ekspornya paling besar yakni 15,8 juta dollar(Rp241,6 miliar) , disusul kerajinan kerang 5,8 juta dollar (Rp 89,6 miliar) dan posisi ketiga kerajinan perak 2,6 juta dollar (Rp4,0 miliar). *k17
Indikasi tersebut berdasarkan informasi positif dari kalangan perajin Bali yang menjadi bagian dari rombongan Indonesia, yang berpartisipasi pada Pameran Ambiante 2023 di Frankfurt, Jerman (3-7 Februari).
Disampaikan Darma Siadja, ada enam pelaku ekspor dan produsen handycraft Bali yang ikut di Pameran Ambiante 2023 yang merupakan salah satu pameran terbesar untuk produk kerajinan, peralatan rumah tangga dan peralatan dapur.
“Dari teman- teman yang ikut, menyatakan dapat respon positif,” ungkapnya. Respon positif dimaksud, ada pembelian dan rencana orderan. Karena indikasi itulah, Darma Siadja mengaku ada prospek positif untuk perdagangan luar negeri produk handycraft Bali.
Selain itu, dari pengalamannya sendiri di Eropa, dia melihat pusat perbelanjaan ramai, aktivitas masyarakat mulai normal. “Mudah-mudahan ini memang tanda positif,” ujarnya.
Dengan demikian kekhawatiran terjadinya resesi global, diharapkan tidak terjadi. Tentu saja harapannya bisnis handycraft bangkit dan ramai kembali, sehingga diharapkan sebagai salah satu sumber devisa.
“Bahan baku, tidak ada masalah. Kita perajin membuat desain produk sesuai dengan selera pasar,” kata Ketua ASEPHI Bali asal Desa Mas, Kecamatan Ubud, Gianyar.
Data dari Dinas Perdagangan dan Perindustrian Provinsi Bali, nilai ekspor kerajinan Bali pada Januari-Desember 2022 lalu 115,4 juta dollar AS (Rp 1,7 triliun).
Nilai tersebut 32,31 persen dari total nilai ekspor Bali pada periode Januari- Desember 2022 sebesar 357,4 juta dollar AS (Rp5,4 triliun).
Komoditas ekspor kerajinan Bali terdiri dari 17 jenis. Mulai kerajinan alat musik, anyaman, kerajinan kayu sampai kerajinan tulang.
Diantara 17 jenis tersebut, ekspor kerajinan kayu yang nilai ekspornya paling besar yakni 15,8 juta dollar(Rp241,6 miliar) , disusul kerajinan kerang 5,8 juta dollar (Rp 89,6 miliar) dan posisi ketiga kerajinan perak 2,6 juta dollar (Rp4,0 miliar). *k17
Komentar