Ciptakan Lulusan Anti Nganggur, SMPN 4 Abiansemal Siapkan Bekal Kewirausahaan
MANGUPURA, NusaBali
SMPN 4 Abiansemal ingin mencetak lulusan yang anti nganggur lewat ekstrakurikuler kewirausahaan hasil kerja sama dengan pihak swasta.
Sekolah menengah pertama yang berlokasi di Banjar Pengembungan, Desa Bongkasa, Kecamatan Abiansemal, Badung ini menjalin kerja sama dengan Yellow Garden Community (YGC). Sebuah komunitas ekowisata yang bermarkas di Banjar Tegal Kuning, Desa Bongkasa Pertiwi.
Kepala SMPN 4 Abiansemal, I Made Antara, 57, menuturkan bahwa kerja sama ekstrakurikuler kewirausahaan ini sebagai ancang-ancang untuk peserta didiknya pasca lulus nanti. Antara tidak ingin lulusan yang belum bisa melanjutkan pendidikan luntang-lantung begitu saja.
“Tujuannya agar anak-anak memiliki skill kewirausahaan. Apabila nanti belum bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, skill yang sudah didapatkan bisa bermanfaat,” ujar Antara ketika dihubungi pada Sabtu (25/2) sore.
Peserta didik yang mengikuti ekstrakurikuler bersama YGC dilatih menguasai empat skill yakni musik, kuliner, seni rupa, dan social media content creator. Masing-masing kurikulum skill ini dipelajari oleh siswa selama satu semester.
Untuk memeroleh pembelajaran yang optimal, pihak YGC membatasi jumlah siswa dalam setiap kelas kewirausahaan. Namun demikian, pendaftaran dibuka setiap pergantian semester sehingga siswa yang belum mendapatkan kesempatan bisa ambil bagian pada gelombang berikutnya.
Pembina YGC Peni Cameron, 56, menerangkan bahwa antusias siswa dalam mengikuti gebrakan ekstrakurikuler ini cukup tinggi. Sejauh ini target 15-20 peserta per kelas sudah terbilang terpenuhi. Total jumlah siswa yang terlibat dalam keempat kelas tersebut sebanyak 66 orang.
“Kurikulum yang kami terapkan di sini tidak hanya soal teorinya namun 75 persen kegiatan akan berupa praktik langsung termasuk dasar marketing dan kewirausahaan,” terang Peni ketika dihubungi pada Minggu (26/2) sore.
Misalnya dalam kelas kuliner, siswa tidak hanya diajarkan resep dan etika kebersihan dapur. Mereka juga diberikan pengetahuan mengenai penghitungan modal, laba dan rugi, strategi promosi dan pemasaran, juga tur restoran untuk melihat dapur yang dikelola profesional.
Begitu pula dengan musik yang nantinya digabungkan menjadi grup band untuk tampil dalam sebuah acara. Sementara skill seni rupa berupa kegiatan melukis tidak semata-mata seni murni melainkan diaplikasikan ke atas baju, tas, dan lainnya sehingga nanti bisa bernilai bisnis.
Sementara untuk kelas social media content creator, siswa diajarkan cara merekam dan mengambil foto dengan profesional. Apabila nantinya berhadapan dengan TikTok misalnya, tidak sekadar untuk kesenangan tetapi bisa dilihat sebagai peluang cuan bermedia sosial.
Kata Antara selaku Kepala SMPN 4 Abiansemal, ekstrakurikuler ini dilakukan secara tentatif usai jam pelajaran sekolah. Namun kegiatan yang lebih intensif dilakukan pada akhir pekan. Antara sendiri pun mengakui ekstrakurikuler ini memberikan pengetahuan yang holistik.
Menariknya lagi, siswa yang mengikuti ekstrakurikuler ini wajib ‘membayar’ YGC dengan 2 kilogram sampah yang sudah dipilah, pada setiap pertemuan. Sampah pilahan tersebut ditabung di Yellow Rubbish. Setelah enam bulan, tabungan hasil penjualan sampah itu bisa ditarik.
“Cara ‘pembayaran’ semacam ini dilakukan untuk memberi kesadaran kepada siswa pentingnya pemilahan sampah. Selain itu, dari sampah yang terpilah itu juga bernilai ekonomi,” papar Peni selaku Pembina YGC.
Tidak berhenti di sana, hasil karya para peserta ekstrakurikuler akan dipasarkan oleh YGC. Di samping itu, sekolah juga bakal menampilkan karya siswa pada akhir tahun pelajaran dalam pameran pendidikan sehingga mampu menggugah siswa lain berpartisipasi.
“Skill yang sudah dikuasai oleh anak-anak tidak hanya bermanfaat nanti setelah lulus. Skill itu pun akan bermanfaat saat masih di sekolah, misalnya bisa mengisi penampilan musik pada acara perpisahan atau mengisi stand pameran pendidikan,” tandas Antara. *ol1
1
Komentar