SMPN 1 Gianyar Kejar Prestasi Internasional
GIANYAR, NusaBali
Beluarga besar SMPN 1 Gianyar kian tertantang untuk meningkatkan pelbagai prestasi baik akademis dan non.
Tantangan ini karena kerja keras kepala sekolah, para guru, dan staf TU dalam membina dan mendidik siswa, menjadikan sekolah ini telah meraih prestasi baik tingkat kabupatan hingga internasional. Hal itu terungkap dalam acara Penilaian Kinerja Kepala Sekolah (PKKS) di sekolah berjuluk Spensagi tersebut, Jumat (24/2). Acara dihadiri Kabid Dikdas Dinas Pendidikan Gianyar I Wayan Mawa, mewakli kepala dinas, Kepala Bidang Sarana Prasarana Dinas Pendidikan Gianyar I Wayan Susila, Koordinator Pengawas I Made Rinda, dan Ketua Komite Dewa Made Suwardana, paguyuban orangtua siswa, para guru, dan perwakilan siswa.
Untuk diketahui, tahun 2022 sekolah dibarat Kantor Bupati Gianyar ini meraih 3 kejuaraan tingkat internasional, 50 nasional, dan 102 Provinsi Bali. Tahun 2023, sekolah ini memenangkan 30 kejuaraan tingkat Provinsi Bali dan 5 nasional. Beberapa di antaranya, Gold Medals Female tingkat Internasional, Perisai Diri Internasional Championship 2022 di Denpasar, atas nama Ni Putu Arista Putri Wijaya dan Desak Nyoman Sriyunita Suyani. Juara I Kejurnas Finswimming di Surabaya atas nama Kadek Permata Gading Pekerti. Juara tingkat nasional Lomba Story Telling atas nama Anak Agung Istri Mahisa Gangga Dewi, diselenggarakan SMK Negeri 1 Sukawati. Olimpiade Sains Akbar Nasional atas nama Putu Widika Ayudya Manik Apsari (Medali Perunggu tingkat Nasional) secara daring. Juara III tingkat nasional SSRI National Competition Kategori Karikatur atas nama I Wayan Gede Suarta Darma, diselenggarakan SMK Negeri 1 Sukawati.
Medali Perak tingkat Nasional DIVYA Competition 3.0 di Balikpapan atas nama I Dewa Ayu Rianti Yogi Swari. Juara Harapan III tingkat nasional Olimpiade Matematika atas nama I Dewa Ayu Rianti Yogi Swari. Medali Perak tingkat nasional Kompetisi Sains Nasional Matematika atas nama I Gusti Ayu Rai Chanda Narayani. Harapan III tingkat nasional Lomba Vlog atas nama Anak Agung Gde Anom Mega W. Juara I Kejuaraan Nasional Tenis Lapangan Banyuwangi Open Yunior 2022 atas nama Gede Putra Jati Senjaya, dan lain-lainnya.
Kasek SMPN 1 Gianyar Ni Made Irma Wulandari SE SPd MPd mengatakan, karena kebetasan waktu, dalam PPKS tersebut pihaknya hanya menampilkan 20 persen dari seluruh bakat dan prestasi siswa. Tampilan ini
penting bahwa sekolah tak harus hebat dalam administrasi, namun juga hebat dengan praktik kenyataan. ‘’Intinya, pang saje pang patut pang beneh (agar nyata, agar patut, dan sebenarnya),’’ jelas mahasiswa doktoral bidang kependidikan di Undiksha, Singaraja ini.
Mantan Kasek SMPN 1 Ubud ini mengaku wajib melanjutkan kepemimpinan sekolah yang ada sejak jaman dulu hingga terakhir. Dengan paduan kepemimpinan tersebut, sekolah berupaya merengkuh prestasi sesuai visi Spensagi; Mewujudkan Sekolah yang Unggul Berlandaskan THK dan Berprofil Pancasila. Dengan visi ini prestasi tidak hanya untuk siswa, namun juga para guru, dan kelembagaan sekolah. Mulai dari guru lulus program guru penggerak, pembina OSN IPA, hingga hampir 100 persen guru menyelesaikan 80 persen PMM dari platform aplikasi Merdeka Belajar Kemendikbud.
Jelas dia, Spensagi memiliki 13 guru baru sebagai guru model. Menurutnya, hal ini sangat riskan. Namun dengan pembinaan dan supervisi yang intens, maka guru model ini dapat tampil baik dan nyata. Keyakinannya, guru yang baru mengajar dua bulan pun jika di lingkungan yang hebat, maka akan jadi guru hebat. Menurutnya, ada tiga model guru, yakni guru berprestasi tapi muridnya 0 prestasi, guru berprestasi dan muridnya 100 persen prestasi. Terburuk, yakni guru dan muridnya sama-sama tidak berprestasi. ‘’Kami pastikan di sekolah ini, tidak ada guru model tiga ini,’’ jelas mantan peragawati asal Desa Medahan, Kecamatan Blahbatuh, yang menikah di Puri Batubulan, Kecamatan Sukawati ini.
Prestasi guru dimaksud, bebernya, terbukti dari makin banyak guru di sekolah ini berprestasi. Bahkan, ada guru yang meraih Beasiswa Program ke Beijing, China, September 2022. Namun, guru dimaksud tidak jadi ke China dan program ini dilakukan secara daring. Karena China sedang lockdown akibat pandemi. Beberapa guru juga lolos sebagai pembicara tingkat nasional. ‘’Kami membuat target, sekolah ini bukan hanya menjadi sekolah penggerak unggulan di tingkat kabupaten dan provinsi, tapi ke tingkat nasional bahkan internasional. I am a dreamer and a visioner (saya seorang pemimpi dan punya visi),’’ tegas Irma Wulandari.*lsa
Komentar