Terekam CCTV Bersitegang Saat Kujugan Kerja ke Bangli
Dua Anggota DPRD Buleleng Akui Hanya Salah Paham
SINGARAJA, NusaBali
Dua anggota DPRD Buleleng mengklarifikasi ketegangan yang sempat terjadi di gedung DPRD Bangli, Selasa (28/2).
Keduanya mengakui hanya salah paham atas diskusi yang dibahas saat itu. Mereka pun memastikan tidak ada masalah yang terjadi dan semuanya baik-baik saja. Nyoman Gede Wandira Adi dan Kadek Sumardika sebelumnya disebutkan berinisial NGW dan KS pun dihadirkan di ruang kerja Ketua DPRD Buleleng Gede Supriatna, Rabu (1/3) untuk menjelaskan duduk perkara kejadian tersebut. Ketua DPRD Buleleng Gede Supriatna mengatakan tidak ada persoalan yang krusial. Dia pun mengatakan ada penilaian berbeda saat keduanya berdiskusi menggunakan dialek Buleleng yang dikenal agak keras dan kasar.
“Biasalah kalau bercanda kita di Buleleng kalau ngomongnya agak keras yang memang karakter begitu. Itu mungkin dianggap teman-teman di Bangli terjadi perselisihan serius. Dari tadi mereka ketawa-ketawa saja,” ungkap Supriatna.
Ketua Fraksi Golkar DPRD Buleleng Nyoman Gede Wandira Adi menjelaskan kronologis kejadian itu bermula saat Ketua Fraksi Demokrat-Perindo DPRD Buleleng menanyakan hasil koordinasi penarikan anggota DPRD dari Partai Perindo Buleleng. Persoalan itu pun sebenarnya sudah klir dibahas sebelumnya. Namun saat usai kunjungan kerja, persoalan itu diangkat kembali menjadi diskusi non formal.
“Karena hasil konsultasi ke Biro Hukum Pemprov Bali sudah tidak ada masalah, saya goda Kadek Sumardika yang wajahnya serius, memang berlebihan saya bercandanya di sana. Biasa kita bercandaan di Buleleng ada kata-kata pergaulan kasar, tetapi karena di Bangli dinilai ribut,” papar Wandira yang juga Ketua Badan Pembentukan Peraturan Daerah (Bapemperda) DPRD Buleleng ini.
Sementara itu Ketua Fraksi Demokrat-Perindo, Kadek Sumardika pun membenarkan hal tersebut. Meski memang candaan yang dilontarkan Wandira memang berlebihan baginya. Wandira yang mengajak berdiskusi lagi di luar ruangan pun memicu ketegangan dan persepsi yang berbeda. “Prinsipnya yang didengar teman di Bangli karena bahasa pergaulan kita yang berbeda, sehingga menimbulkan persepsi lain. Saya juga sangat menjaga nama baik lembaga, tidak mungkin sampai seperti itu,” terang Sumardika.
Atas kejadian ini DPRD Buleleng mengaku tidak akan mengambil langkah apa-apa. Sebab tidak ada pelanggaran tata tertib atau masalah krusial yang melibatkan keduanya. “Tidak ada pelanggaran, apa yang harus kami tindak. Semuanya baik-baik saja, jadi tidak usah diperpanjang,” tegas Ketua DPRD Buleleng, Gede Supriatna.
Seperti diberitakan sebelumnya dua anggota DPRD Buleleng dikabarkan bersitegang saat melakukan kunjungan kerja (Kunker) ke DPRD Bangli, Selasa (28/2). Kedua anggota dewan beda partai ini sempat adu mulut, namun sebelum ketegangan berlanjut keduanya dilerai oleh staf DPRD Buleleng. Kejadian tersebut terekam kamera pengawas (CCTV) di kantor DPRD Bangli dan kemudian beredar.
Informasi yang dihimpun, DPRD Buleleng melakukan Kunker ke DPRD Bangli dalam rangka koordinasi dan konsultasi Pokok-pokok Pikiran DPRD dalam penyusunan RKPD tahun 2024, Selasa kemarin. Berdasarkan jadwal, kunker dilakukan pukul 08.00 Wita dan diikuti oleh 40 anggota dewan dan sejumlah staf. Sementara itu, video CCTV yang beredar kejadian itu diketahui pukul 10.14 Wita. Dua oknum anggota dewan tersebut diduga berinisial KS dan NGW terlihat adu mulut di lobi kantor DPRD Bangli. *k23
1
Komentar