Pariwisata Bali Cermati Isu Flu Burung
DENPASAR, NusaBali
Insan pariwisata di Bali mencermati potensi penyakit flu burung clade baru 2.3.4.4b bisa mengganggu pariwisata Bali.
Industri pariwisata merupakan sektor yang sangat sensitif dengan berbagai isu termasuk isu kesehatan seperti flu burung. Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Tjokorda Bagus Pemayun menyatakan pihaknya sangat memberi perhatian dengan perkembangan kasus flu burung yang dikabarkan sudah masuk ke Indonesia. "Sangat atensi karena pariwisata sangat rentan terhadap isu-isu (kesehatan)," ujar Tjok Pemayun ditemui di kantornya, Jalan S Parman, Niti Mandala Denpasar, Selasa (28/2).
Dia menyebut Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali mengambil langkah cepat mengantisipasi kemungkinan virus flu burung kembali hadir di Pulau Dewata seperti terakhir tahun 2017. Gubernur Bali telah berkoordinasi dengan dinas terkait, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Bali serta Dinas Kesehatan Bali.
Tjok Pemayun menambahkan, selain mengantisipasi bahaya virus, pihaknya juga mengantisipasi para pesaing destinasi internasional yang menggunakan isu penyakit flu burung untuk menarik pasar wisatawan. "Isu flu burung sangat rentan karena persaingan destinasi di samping memang untuk menjaga Bali dari hal-hal yang tidak diinginkan," sebut Tjok Pemayun. Dalam hal ini Tjok Pemayun meminta para insan pariwisata Bali tetap berhati-hati dalam mengambil kebijakan di tengah isu penyakit flu burung yang masih menunggu penelitian para ahli.
"Saya imbau kemarin dengan teman-teman di pariwisata hati-hati memberikan statement karena statement itu memberikan impact (dampak) yang luar biasa," tambahnya. Sementara itu Ketua Harian PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restoran) Kabupaten Badung, I Gusti Ngurah Rai Suryawijaya ditemui pada saat yang sama juga menyatakan bahwa bisnis pariwisata adalah bisnis yang sangat sensitif dan rentan dengan sejumlah isu yang berkembang.
"Bisa terkait dengan tiga hal, pertama keamanan misalnya ada kerusuhan, bom, dan lain sebagainya. Kedua adalah kesehatan jadi ada penyakit seperti Covid, flu burung dan sebagainya. Ketiga adalah masalah bencana alam jadi erupsi, banjir, dan tsunami," ujarnya. Namun demikian, Ketua PHRI Badung ini yakin pemerintah telah melakukan langkah-langkah preventif agar industri pariwisata yang baru saja bangkit tidak terimbas isu penyakit flu burung.
Diketahui, untuk mengantisipasi masuknya satwa unggas pembawa penyakit flu burung ke Bali, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Distan Pangan) Provinsi Bali telah mengintensifkan penjagaan di pintu masuk Bali. Berkoordinasi dengan Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar, satwa unggas dilarang masuk Bali. Sementara itu Dinas Kesehatan Provinsi Bali juga menyatakan kesiapan fasilitas kesehatan termasuk laboratorium di Bali dalam mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, yaitu munculnya kasus flu burung yang menginfeksi manusia. *cr78
Komentar