Scream Island Nusa Penida Gaet Anak Punk
Sebuah komunitas musik asal Nusa Penida, Klungkung, Scream Island Nusa Penida, mencoba pergerakan sosialnya ke Kota Denpasar.
DENPASAR, NusaBali
Komunitas musik asal surga terpendamnya pulau Bali ini bakal menggandeng punkers dalam acara Bali Punk Solidarity di Antida Sound Garden, Jalan Waribang, Denpasar, Sabtu (26/12).
Ketua panitia acara, Kaka mengaku menggandeng punkers untuk mengenalkan kepada masyarakat tentang punk di Bali. Menurut Kaka, anak punk tidak selalu identik dengan kriminal atau bebas tanpa aturan. Baginya, anak punk terutama di Bali adalah kebebasan untuk berkarya, namun tetap menyesuaikan budaya di mana dia berada.
“Kita banyak berbicara dengan narasumber dari anak-anak punk. Banyak sisi baiknya kok. Punk di sini diartikan pada genre musik, dan masih menyesuaikan dengan budaya Bali,” ujar Kaka usai menggelar diskusi bersama anak punk di kantor NusaBali, Jalan Hayam Wuruk, Minggu (20/12) malam.
Dikatakan, dengan memanfaatkan atau melibatkan punkers dalam kegiatan-kegiatan sosial, maka tidak akan ada sekat antara masyarakat dengan ada punk. Seperti yang telah dilakukan anak punk yakni menyalurkan sembako kepada keluarga kurang mampu di Nusa Penida, 2 Desember lalu. “Ke depan hal-hal seperti ini bisa tambah mendekatkan keberadaan punk di tengah-tengah masyarakat,” imbuhnya.
Kaka menjelaskan, dalam kegiatan nanti dikenalkan pernak-pernik punk, mulai merchandise hingga grup band. Di acara tersebut diselipkan juga perjalanan Scream Island Nusa Penida yang berdiri tahun 2013. Kaka menambahkan, kegiatan menggandeng anak punk merupakan kegiatan musik yang rutin dilaksanakan oleh Scream Island Nusa Penida. Tidak hanya punk, kegiatan komunitas musik ini juga difokuskan ke bidang aksi sosial.
Kaka menjelaskan, selama 2 tahun berdirinya Scream Island Nusa Penida, banyak kegiatan sosial positif yang telah dilakukan seperti penanaman hutan gundul di Nusa Penida dengan menggaet 15 band untuk konser di Nusa Penida, bakti sosial ke panti asuhan, dan penggalangan dana untuk korban longsor Jogjakarta.
“Kami membangun komunitas ini untuk musik dan sosial. Jadi tidak hanya untuk kita senang-senang, tapi biar ada manfaatnya juga bagi orang lain. Sekarang jumlah kami ada 15 orang dari berbagai daerah di Bali,” terang Kaka. 7 i
Komentar