Serunya Siswa TK di Abiansemal Unjuk Gigi Parade Ogoh-ogoh Mini
MANGUPURA, NusaBali.com – Riuh dan seru! Ratusan siswa taman kanak-kanak se-Kecamatan Abiansemal berunjuk gigi dalam parade ogoh-ogoh mini pada Kamis (2/3/2023) pagi.
Ratusan siswa berusia belia ini berasal dari 38 lembaga pendidikan dari empat gugus TK di Kecamatan Abiansemal. Wajah ceria dan polos ratusan anak-anak ini memenuhi Lapangan Kopral I Wayan Surem, Banjar Delodpasar, Desa Blahkiuh ketika sang surya menyingsing.
IB Ketut Muliya, Ketua Ikatan Guru TK Indonesia (IGTKI) menuturkan kegiatan parade ogoh-ogoh mini merupakan bentuk pengembangan karakter generasi belia yang berbudaya. Jelas Gustut, melalui kegiatan ini, anak-anak dikenalkan dengan tradisi dan budaya Bali sejak dini.
“Parade ogoh-ogoh ini sudah pernah diadakan pada sekitar tahun 2019 lalu namun kali ini yang pertama setelah pandemi. Jumlah ogoh-ogoh yang diparadekan juga lebih banyak yakni 15 dari sebelumnya hanya lima,” tutur Gustut Muliya ketika dijumpai di sela kegiatan.
Tidak hanya mengarak ogoh-ogoh, para siswa TK ini pun berunjuk gigi menarikan barong, menabuh gamelan baleganjur, dan alat musik tradisional lainnya. Meskipun gending atau lagu yang dimainkan masih sangat sederhana, hal ini tidak menyurutkan decak kagum orangtua yang terlihat bangga.
Jelas Gustut, keberhasilan dalam penyelenggaraan kegiatan ini tidak terlepas dari dukungan para guru dan totalitas orangtua di tengah minimnya dana. Guru TK Werdhi Kumara di Desa Punggul ini membeberkan, orangtua secara sukarela membantu peralatan dan materi demi mempersiapkan parade anak-anaknya.
Walaupun tergolong kegiatan baru bagi sebagian besar siswa TK ini, tidak sedikit pula yang sudah familier dengan elemen parade seperti gamelan baleganjur. Misalnya TK Prawidia Dharma Kumara dari Yayasan Pendidikan Genitri di Desa Mambal.
TK yang bernaung di bawah yayasan pendidikan bernuansa Hindu ini memiliki muatan lokal berupa kegiatan tabuh baleganjur. Para siswa di TK ini sudah terbiasa berlatih menabuh gamelan baleganjur setiap minggunya sehingga persiapan parade hanya dikebut dalam dua minggu saja.
“Di lembaga kami, baleganjur ini menjadi bagian dari muatan lokal sehingga anak-anak sudah terbiasa memainkannya. Kami hanya mempersiapkan parade ini kurang dari sebulan,” tutur Sri Budiari, Kepala TK Prawidia Dharma Kumara.
Sementara itu, untuk ogoh-ogoh sendiri sebagian besar diterima oleh anak-anak dalam bentuk jadi. Hanya saja, keterlibatan siswa TK masih berlaku untuk proses finishing seperti memberikan hiasan tambahan.
Jelas Sri, mood anak-anak yang naik turun menjadi tantangan terbesar dalam proses persiapan. Sebab, para siswa TK ini tidak bisa ditahan untuk datang dan pergi sesuka mereka apabila mood-nya sudah berubah.
Di lain sisi, Camat Abiansemal IB Putu Mas Arimbawa menegaskan bahwa camat putra Desa Blahkiuh ini mengapresiasi inovasi pendidikan yang dilakukan IGTKI Abiansemal. Soal keterbatasan dana, Mas Arimbawa menyarankan para kepala TK berkoordinasi dengan baik bersama masing-masing perbekel.
“Saya mengapresiasi kegiatan ini sebagai bentuk pelestarian budaya mulai dari usia dini. Soal pendanaan, saya yakin perbekel akan membantu karena program semacam ini sudah masuk ke dalam APBDes,” papar Mas Arimbawa.
Camat yang memondok di Banjar Benehkawan, Blahkiuh ini berharap selain di tingkat kecamatan, pada tingkat desa juga melaksanakan kegiatan semacam ini. Sebab, dua desa sudah mengonfirmasi parade ogoh-ogoh anak-anak yakni Desa Bongkasa Pertiwi dan Darmasaba. *rat
Komentar