BKOW Bali Sosialisasi Bahaya Rabies, Hati-hati Anjing Mendekat Malam Hari
DENPASAR, NusaBali
Badan Kerjasama Organisasi Wanita (BKOW) Provinsi Bali melakukan sosialisasi bahaya rabies dan cara pencegahannya di Kantor Desa Sibang Kaja, Kecamatan Abiansemal, Badung, Kamis (2/3).
Masyarakat diminta berhati-hati jika didekati anjing pada malam hari atau dini hari. Ketua BKOW Provinsi Bali Ny Tjok Putri Hariyani Ardhana Sukawati mengatakan, sosialisasi dilakukan untuk mendukung program Pemerintah Provinsi Bali dalam membangun keselamatan dan kesehatan bersama. Ini mengingat kesehatan adalah prioritas utama yang harus dijaga untuk mewujudkan kesehatan yang berkualitas.
“Itu sebabnya perlu kepedulian bersama untuk mencegah penyebarluasan virus rabies ini,” kata istri Wakil Gubernur Bali ini.
Seperti diketahui rabies merupakan virus menular melalui gigitan yang selalu fatal pada hewan berdarah panas dan dapat menyerang manusia (zoonosis) yang bisa disebabkan oleh hewan berupa sapi, anjing, kucing, kelelawar, kera dan monyet.
Sosialisasi kali ini BKOW Bali menggandeng Persatuan Istri Dokter Hewan Indonesia (PIDHI) Provinsi Bali dan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana (Unud). Selain itu acara sosialisasi juga dihadiri kader PKK Desa Sibang Kaja.
Bertindak sebagai narasumber Dekan Fakultas Kedokteran Hewan Unud Prof Dr drh I Nyoman Suartha yang membawakan materi 'Rabies, Pencegahan dan Penanggulangannya'.
Dalam penjelasannya, Prof Suartha mengatakan untuk melindungi hewan peliharaan (terutama anjing dan kucing) agar tidak membahayakan warga sekitar, maka penting bagi kita semua untuk meningkatkan kesadaran melakukan vaksinasi untuk anjing dan kucing kita kepada petugas dari dinas peternakan. Karena vaksinasi akan melindungi hewan dari penyakit rabies dan memutus rantai penularan virus rabies tersebut.
Selain itu, kita juga harus waspada terhadap anjing gila yang air liurnya mengandung rabies, karena pada umumnya anjing-anjing tersebut akan takut kepada sinar matahari dan memilih berkeliaran pada malam atau dini hari. Hal yang paling perlu kita waspadai adalah saat kita pergi ke pasar pada dini hari. Apabila ada anjing yang mendekati, kemungkinan anjing tersebut merupakan anjing rabies yang menyasar kaki kita untuk digigit.
"Apabila ada dari kita yang terlanjur digigit anjing, maka segeralah cuci dengan sabun, karena virus rabies itu bersifat labil, dan mudah rusak dengan sabut dan alkohol 70 persen serta cepat menguap dalam suhu 60 derajat celcius. Selain itu penting bagi kita lanjut mencari penanganan medis karena virus rabies akan mengalami inkubasi minimal 7 hari dan bisa mencapai hitungan bulan bahkan tahun,” ungkap Prof Suartha.
Dijelaskan juga bahwa beberapa gejala orang yang terkena rabies, antara lain kesemutan di bagian tubuh yang digigit, keluar air liur yang banyak, takut air, takut cahaya, mudah merasa terganggu oleh suara, gerakan bola mata yang aneh dan tidak fokus, kejang-kejang, mengalami gejala syaraf yang lain dan kemudian meninggal.
Sementara itu, Kepala Desa Sibang Kaja Ni Nyoman Rai Sudani mengatakan, di desanya sudah melakukan penanganan rabies sejak tahun 2016 silam. Selain sosialisasi pihaknya juga melakukan penanganan rabies di lapangan dengan melibatkan petugas dari Dinas Peternakan Kabupaten Badung. Hal ini dilakukannya mengingat warga Desa Sibangkaja sangat menjaga keamanan dan kenyamanan semua pihak. *cr78
Komentar