Mendag Upayakan Ekspor Produk Hortikultura Naik
JAKARTA, NusaBali
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mendorong peningkatan ekspor produk hortikultura Indonesia dengan membantu pengusaha yang mengalami kendala ekspor di negara tujuan.
Zulkifli berpendapat, ekspor yang meningkat akan mampu mengangkat ekonomi dan kesejahteraan petani Indonesia.
“Pemerintah, pengusaha, dan rakyat satu kesatuan. Jika petani dan pengusaha sukses, ekspor akan naik sehingga pemerintah, khususnya Kementerian Perdagangan sukses. Peningkatan ekspor produk hortikultura meningkatkan kesejahteraan petani,” ujar Zulkifli dalam diskusi bersama petani nanas, pisang dan kopi di Lampung, seperti dilansir Antara, Jumat (3/3).
Dalam kesempatan yang sama, Mendag mengunjungi pabrik PT Great Giant Pinneaple (PT GGP). Pada kunjungan ini, dia meninjau proses produksi dan pengemasan produk nanas olahan. PT GGP merupakan perusahaan penghasil olahan nanas terbesar di dunia dengan tujuan ekspor hampir ke seluruh negara. Produksi hariannya mencapai 3.000 ton dan nilai ekspor mencapai 350 juta dolar AS per tahun.
Zulkifli mengatakan, perusahaan seperti ini harus diperjuangkan karena mendapat perlakuan tidak adil di negara tujuan ekspor. Menurut dia, sudah menjadi tugas pemerintah untuk mengupayakan agar tidak ada hambatan ekspor di negara tujuan, salah satunya melalui perjanjian dagang.
“Tugas pemerintah membantu masyarakat dan pengusaha agar berkembang. Jika perusahaannya maju, pajaknya akan semakin meningkat dan menyerap tenaga kerja,” kata Zulkifli.
Kementerian Perdagangan akan memperjuangkan perjanjian kerja sama dengan negara mitra guna meningkatkan ekspor produk hortikultura, salah satunya dengan Uni Eropa melalui Percepatan Penyelesaian Perundingan Indonesia–European Union Comprehensive Partnership Agreement (IEU CEPA). “Diharapkan perundingan dagang ini akan diselesaikan Agustus tahun ini. Jika dapat diselesaikan, pengusaha tidak perlu membayar bea masuk produk hortikultura ke Uni Eropa,” ujarnya.
Nanas dan pisang merupakan produk olahan unggulan Indonesia yang memiliki nilai ekspor tinggi dan diminati secara global. Komoditas ini memberikan dampak luas bagi perekonomian nasional, terutama dalam menyerap tenaga kerja, meningkatkan nilai tambah, dan mendongkrak devisa negara dari ekspor.
Berdasarkan data BPS, total produksi nanas nasional pada 2021 mencapai 2,8 juta ton. Lampung menduduki peringkat teratas di Indonesia dengan jumlah produksi lebih dari 700.000 ton, diikuti Sumatera Selatan, Riau, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Sedangkan untuk pisang, Lampung menempati peringkat ketiga di Indonesia sebagai daerah penghasil dengan produksi sebesar 1,12 juta ton pada 2021. *ant
Dalam kesempatan yang sama, Mendag mengunjungi pabrik PT Great Giant Pinneaple (PT GGP). Pada kunjungan ini, dia meninjau proses produksi dan pengemasan produk nanas olahan. PT GGP merupakan perusahaan penghasil olahan nanas terbesar di dunia dengan tujuan ekspor hampir ke seluruh negara. Produksi hariannya mencapai 3.000 ton dan nilai ekspor mencapai 350 juta dolar AS per tahun.
Zulkifli mengatakan, perusahaan seperti ini harus diperjuangkan karena mendapat perlakuan tidak adil di negara tujuan ekspor. Menurut dia, sudah menjadi tugas pemerintah untuk mengupayakan agar tidak ada hambatan ekspor di negara tujuan, salah satunya melalui perjanjian dagang.
“Tugas pemerintah membantu masyarakat dan pengusaha agar berkembang. Jika perusahaannya maju, pajaknya akan semakin meningkat dan menyerap tenaga kerja,” kata Zulkifli.
Kementerian Perdagangan akan memperjuangkan perjanjian kerja sama dengan negara mitra guna meningkatkan ekspor produk hortikultura, salah satunya dengan Uni Eropa melalui Percepatan Penyelesaian Perundingan Indonesia–European Union Comprehensive Partnership Agreement (IEU CEPA). “Diharapkan perundingan dagang ini akan diselesaikan Agustus tahun ini. Jika dapat diselesaikan, pengusaha tidak perlu membayar bea masuk produk hortikultura ke Uni Eropa,” ujarnya.
Nanas dan pisang merupakan produk olahan unggulan Indonesia yang memiliki nilai ekspor tinggi dan diminati secara global. Komoditas ini memberikan dampak luas bagi perekonomian nasional, terutama dalam menyerap tenaga kerja, meningkatkan nilai tambah, dan mendongkrak devisa negara dari ekspor.
Berdasarkan data BPS, total produksi nanas nasional pada 2021 mencapai 2,8 juta ton. Lampung menduduki peringkat teratas di Indonesia dengan jumlah produksi lebih dari 700.000 ton, diikuti Sumatera Selatan, Riau, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Sedangkan untuk pisang, Lampung menempati peringkat ketiga di Indonesia sebagai daerah penghasil dengan produksi sebesar 1,12 juta ton pada 2021. *ant
1
Komentar