VR Disebut Bisa Jadi Alternatif Fasilitas Laboratorium Sekolah
DENPASAR, NusaBali.com – Kemampuan virtual reality (VR) membawa citra dunia nyata ke dalam dunia digital dinilai mampu mengakomodasi fasilitas sekolah menjadi lebih murah dan sederhana.
Salah satu fasilitas sekolah yang bisa dibuat sederhana dan mudah dipindah-pindahkan adalah laboratorium. Fasilitas sekolah semacam ini terbilang mahal sebab selain bangunannya, alat pendukung kegiatan praktikum di dalamnya bisa jauh lebih mahal dari biaya bangunan itu sendiri.
Oleh karena itu, Rachel L Cooke, Counselor for Public Diplomacy dari Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Jakarta menyebut teknologi VR menjadi penting bagi sekolah-sekolah di Indonesia. Di mana Kedutaan Besar AS untuk Indonesia berkomitmen mendukung pengembangan teknologi di tanah air.
“Keberadaan teknologi VR untuk sekolah memberikan kesempatan kepada sekolah yang tidak memiliki laboratorium kimia dan fisika misalnya. Saya rasa, VR bisa mengakomodasi fasilitas ini,” tutur Rachel ketika dijumpai di sela pelatihan VR untuk guru di Bali pada Sabtu (4/3/2023) di SMKN 1 Denpasar.
Mantan guru sekolah menengah ini menjelaskan bahwa dengan kemampuan VR yang bisa membawa citra dunia nyata ke dalam dunia digital, laboratorium itu menjadi dalam satu genggaman. Bentuk alat VR dalam hal ini kacamatanya yang kecil membuat teknologi ini juga ramah untuk dipindahkan sesuai kebutuhan.
Kelebihan ini, kata Rachel, sesuai untuk kondisi geografis Indonesia yang berbentuk kepulauan. Sokongan VR ke sekolah-sekolah di pedalaman tanah air dapat memberikan kesempatan bagi siswa yang belum pernah merasakan keberadaan fasilitas laboratorium dan fasilitas pendidikan lainnya.
Sementara itu, Prakarsa Foundation sebagai salah satu lembaga nirlaba yang bergerak di bidang pendidikan dan teknologi menyebut VR bukanlah teknologi mewah. Yayasan ini pulalah yang memfasilitasi Puluhan guru di Bali untuk belajar mendesain skenario pembelajaran dengan teknologi dunia virtual.
Adzhani Razandistiawan, 27, Community Manager dari Prakarsa Foundation menjelaskan bahwa di pasaran harga sarana VR berkisar Rp 8-10 juta terutama untuk yang memiliki hand controller. Hand controller terbilang penting sebab mampu memberikan pengalaman imersif ketika menyentuh suatu objek di dalam dunia virtual.
“Jumlah sarana VR yang harus dimiliki sekolah itu sangat relatif. Namun akan lebih baik apabila dipertimbangkan jumlah siswa dan sesering apa VR ini digunakan untuk pembelajaran,” papar pria yang akrab disapa Ayung.
Ungkap Ayung, VR memang tidak bisa menggantikan dunia nyata. Akan tetapi, VR dapat menjadi opsi untuk alternatif fasilitas fisik sekolah yang lebih murah terutama laboratorium. Sebab, berapa pun banyak jenis laboratorium yang diperlukan dapat dimasukkan ke dalam satu aplikasi VR. *rat
Komentar