Rangkaian Palebon Raja Denpasar IX Ida Cokorda Ngurah Jambe Pemecutan
Upacara Malelet Digelar Hari Ini, Palebon 21 Juni Mendatang
Tingkatan upacara adalah utama, pamereman (bade) tumpang 11 dengan dasar putih dan ornamen kuning, begitu juga untuk lembu menggunakan lembu putih.
DENPASAR, NusaBali
Pada Soma Umanis Medangkungan, Senin (6/3) hari ini Puri Agung Denpasar akan menggelar prosesi Malelet, yakni Nyiramin atau memandikan jenazah Raja Denpasar IX Ida Cokorda Ngurah Jambe Pemecutan. Prosesi Malelet ini akan dimulai pada pukul 14.00 Wita. Prosesi ini akan diikuti oleh kerabat dari Puri Agung Denpasar dan juga para pengayah.
Putra pertama Raja Denpasar IX, yakni Anak Agung Ngurah Agung Wira Bima Wikrama saat ditemui di Puri Agung Denpasar, Minggu (5/3) mengatakan Malelet ini merupakan rangkaian dari prosesi palebon yang akan digelar pada Buda Pon Tolu, Rabu 21 Juni 2023 mendatang. Sebelum pelaksanaan Malelet, pihaknya sudah tangkil ke beberapa griya yang merupakan nabe dari Ida Cokorda seperti di Geria Aan Klungkung, Geria Munggu Badung, hingga Geria Bodha.
“Sudah disepakati terkait malelet pada 6 Maret 2023 langsung munggah tumpang salu. Selanjutnya tanggal 21 Juni 2023 digelar palebon di Setra Badung,” jelasnya. Saat pelaksanaan malelet akan menggunakan 6 sulinggih, sementara untuk tarpana saji juga dipuput sulinggih secara bergiliran. Sementara itu, untuk pelaksanaan Palebon Raja Denpasar IX ini akan mengambil tingkat utama dengan nama upacara Sawa Ngasti Wedana. Sementara itu, hingga 21 Juni, setiap Purnama dan Tilem digelar persembahan tarpana saji.
“Untuk tingkatan upacara adalah utama. Untuk pamereman (bade) menggunakan tumpang 11 dengan dasar putih dan ornamen kuning. Begitu juga untuk lembu menggunakan lembu putih,” ujarnya. Nantinya, untuk jenazah Ida Cokorda akan munggah atau dinaikkan ke bade di Catur Muka atau di depan Puri Denpasar dulu yang kini menjadi Jayasabha. Sementara itu, Pangarajeg karya Ida Bagus Gede Pidada mengatakan, Ida Tjokorda Ngurah Jambe Pemecutan sudah menjalankan dwijati layaknya Ida Sulinggih.
Sehingga upacara yang digelar menggunakan tingkatan utama dan bernama Sawa Ngasti Wedana. “Ida Cokorda melaksanakan dwijati sehingga statusnya sama dengan Ida Sulinggih. Ngadeg dua kali, yakni saat ngalelet dan saat akan puncak upacara. Sehingga Nyatur Lebah,” imbuhnya. Sehari sebelum puncak upacara palebon jenazah Ida Cokorda akan dimandikan kembali, busananya diganti dan kemudian munggah panca datu. “Menggunakan bedusa, seperti zaman batu ada namanya sarkofagus, di sini menggunakan sarkopah. Ini adalah tempat tidur beliau saat akan dipalebon,” katanya.
Selain itu, 5 hari sebelum pelaksanaan palebon akan terus dilakukan tarpana saji setiap hari yang dipimpin oleh Ida Sulinggih. Setelah pembakaran jenazah di Setra Badung kemudian akan dilanjutkan dengan nganyud atau melarung abu ke pantai.
Seperti diketahui Raja Denpasar IX Ida Tjokorda Ngurah Jambe Pemecutan IX lebar (wafat) dalam perawatan di RSUP Prof dr I GNG Ngoerah pada, Minggu (19/2) lalu, dalam usia 79 tahun setelah berjuang melawan penyakit hati (sirosis) yang sudah diderita dalam beberapa tahun terakhir. Ida Tjokorda Ngurah Jambe Pemecutan lahir di Denpasar pada 15 Juni 1943. Semasih walaka bernama Ida Tjokorda Ngurah Mayun Samirana. Pada masa mudanya pernah menjadi pegawai di Kantor Gubernur Bali di masa kepemimpinan Gubernur Ida Bagus Mantra. Masuk ke dunia politik Ida Tjokorda Ngurah Mayun Samirana sempat menjadi anggota DPRD Bali dua periode dan anggora MPR satu periode.
Setelah ayahandanya Ida Cokorda Ngurah Agung wafat, Ida Tjokorda Ngurah Jambe Pemecutan diangkat sebagai Raja Denpasar IX pada 25 November 2005. Sebagai seorang raja, Ida Tjokorda Ngurah Jambe Pemecutan berhasil mengumpulkan raja/sultan se-Nusantara sehingga tergabung dalam sebuah wadah bernama Forum Silaturahmi Keraton Nusantara (FSKN) pada tahun 2006 dan didaulat sebagai ketua. Seiring berjalannya waktu, Ida Tjokorda Ngurah Jambe Pemecutan mendirikan Majelis Adat Kerajaan Nusantara (MAKN) pada bulan Agustus tahun 2019 dan selanjutnya juga didaulat sebagai Ketua Dewan Kerajaan Nusantara. *mis
Putra pertama Raja Denpasar IX, yakni Anak Agung Ngurah Agung Wira Bima Wikrama saat ditemui di Puri Agung Denpasar, Minggu (5/3) mengatakan Malelet ini merupakan rangkaian dari prosesi palebon yang akan digelar pada Buda Pon Tolu, Rabu 21 Juni 2023 mendatang. Sebelum pelaksanaan Malelet, pihaknya sudah tangkil ke beberapa griya yang merupakan nabe dari Ida Cokorda seperti di Geria Aan Klungkung, Geria Munggu Badung, hingga Geria Bodha.
“Sudah disepakati terkait malelet pada 6 Maret 2023 langsung munggah tumpang salu. Selanjutnya tanggal 21 Juni 2023 digelar palebon di Setra Badung,” jelasnya. Saat pelaksanaan malelet akan menggunakan 6 sulinggih, sementara untuk tarpana saji juga dipuput sulinggih secara bergiliran. Sementara itu, untuk pelaksanaan Palebon Raja Denpasar IX ini akan mengambil tingkat utama dengan nama upacara Sawa Ngasti Wedana. Sementara itu, hingga 21 Juni, setiap Purnama dan Tilem digelar persembahan tarpana saji.
“Untuk tingkatan upacara adalah utama. Untuk pamereman (bade) menggunakan tumpang 11 dengan dasar putih dan ornamen kuning. Begitu juga untuk lembu menggunakan lembu putih,” ujarnya. Nantinya, untuk jenazah Ida Cokorda akan munggah atau dinaikkan ke bade di Catur Muka atau di depan Puri Denpasar dulu yang kini menjadi Jayasabha. Sementara itu, Pangarajeg karya Ida Bagus Gede Pidada mengatakan, Ida Tjokorda Ngurah Jambe Pemecutan sudah menjalankan dwijati layaknya Ida Sulinggih.
Sehingga upacara yang digelar menggunakan tingkatan utama dan bernama Sawa Ngasti Wedana. “Ida Cokorda melaksanakan dwijati sehingga statusnya sama dengan Ida Sulinggih. Ngadeg dua kali, yakni saat ngalelet dan saat akan puncak upacara. Sehingga Nyatur Lebah,” imbuhnya. Sehari sebelum puncak upacara palebon jenazah Ida Cokorda akan dimandikan kembali, busananya diganti dan kemudian munggah panca datu. “Menggunakan bedusa, seperti zaman batu ada namanya sarkofagus, di sini menggunakan sarkopah. Ini adalah tempat tidur beliau saat akan dipalebon,” katanya.
Selain itu, 5 hari sebelum pelaksanaan palebon akan terus dilakukan tarpana saji setiap hari yang dipimpin oleh Ida Sulinggih. Setelah pembakaran jenazah di Setra Badung kemudian akan dilanjutkan dengan nganyud atau melarung abu ke pantai.
Seperti diketahui Raja Denpasar IX Ida Tjokorda Ngurah Jambe Pemecutan IX lebar (wafat) dalam perawatan di RSUP Prof dr I GNG Ngoerah pada, Minggu (19/2) lalu, dalam usia 79 tahun setelah berjuang melawan penyakit hati (sirosis) yang sudah diderita dalam beberapa tahun terakhir. Ida Tjokorda Ngurah Jambe Pemecutan lahir di Denpasar pada 15 Juni 1943. Semasih walaka bernama Ida Tjokorda Ngurah Mayun Samirana. Pada masa mudanya pernah menjadi pegawai di Kantor Gubernur Bali di masa kepemimpinan Gubernur Ida Bagus Mantra. Masuk ke dunia politik Ida Tjokorda Ngurah Mayun Samirana sempat menjadi anggota DPRD Bali dua periode dan anggora MPR satu periode.
Setelah ayahandanya Ida Cokorda Ngurah Agung wafat, Ida Tjokorda Ngurah Jambe Pemecutan diangkat sebagai Raja Denpasar IX pada 25 November 2005. Sebagai seorang raja, Ida Tjokorda Ngurah Jambe Pemecutan berhasil mengumpulkan raja/sultan se-Nusantara sehingga tergabung dalam sebuah wadah bernama Forum Silaturahmi Keraton Nusantara (FSKN) pada tahun 2006 dan didaulat sebagai ketua. Seiring berjalannya waktu, Ida Tjokorda Ngurah Jambe Pemecutan mendirikan Majelis Adat Kerajaan Nusantara (MAKN) pada bulan Agustus tahun 2019 dan selanjutnya juga didaulat sebagai Ketua Dewan Kerajaan Nusantara. *mis
1
Komentar