Jokowi Perintahkan Relokasi Korban Kebakaran Depo Pertamina
JAKARTA, NusaBali
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan Menteri BUMN Erick Thohir dan Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono segera merelokasi tempat tinggal korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Koja, Jakarta Utara.
Hal itu disampaikan Presiden Jokowi saat meninjau salah satu posko korban kebakaran di RPTRA Rasela Rawabadak Selatan, Koja, Jakarta Utara, Minggu (5/3). "Saya sudah perintahkan Menteri BUMN dan Gubernur DKI segera mencari solusi dari kejadian di Plumpang, terutama karena ini zona yang bahaya. Tidak bisa lagi ditinggali, tetapi harus ada solusinya. Bisa saja Plumpang-nya digeser ke reklamasi atau penduduknya yang digeser ke relokasi," kata Presiden Jokowi. Dalam peninjauan, Presiden Jokowi menyampaikan ucapan belasungkawa untuk para korban insiden kebakaran di Depo Pertamina Plumpang.
Menurut Kepala Negara, relokasi untuk para korban secepatnya diputuskan Menteri BUMN, Pertamina, dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Relokasi tersebut bisa dua kemungkinan, yakni memindahkan para penduduk ke reklamasi atau lokasi Depo Pertamina yang dipindahkan. "Ini akan segera diputuskan sehari dua hari ini oleh Pertamina, Gubernur DKI sehingga solusinya menjadi jelas," katanya.
Presiden menilai permukiman penduduk yang berada di sekitar lokasi Depo Pertamina termasuk zona berbahaya. Oleh karena itu, ia memerintahkan Menteri BUMN untuk melakukan evaluasi dan audit lokasi-lokasi Depo Pertamina lainnya yang menyimpan bahan bakar. "Zona ini memang harusnya zona air entah dibuat sungai, entah harus melindungi dari objek vital yang kita miliki. Karena barang-barang di dalamnya sangat bahaya untuk berdekatan dengan masyarakat, apalagi dengan permukiman penduduk," katanya.
Usai meninjau lokasi posko kebakaran, Presiden Jokowi membagikan paket sembako dan kaus kepada warga yang telah menunggunya di sepanjang Jalan Alur Laut. Sementara hingga, Minggu kemarin jumlah korban meninggal dunia akibat kebakaran Depo Pertamina Plumpang bertambah menjadi 19 orang. Hal ini berdasarkan data yang tercatat di Koramil 01 Koja. Penanggung Jawab Piket Koramil 01 Koja, Serda Warno mengatakan untuk korban luka-luka ada sebanyak 49 orang. Sedangkan untuk korban yang masih hilang tercatat 3 orang.
"Jadi korban yang meninggal itu semalam 15, lalu bertambah jadi 17, lalu jenazah yang ditemukan hari ini jumlahnya 19. Luka-luka 49 kemudian yang hilang ada 3 orang, sekarang masih pendataan," kawa Warno di TKP kebakaran.
Sebelumnya, Dirut PT Pertamina Nicke Widyawati menyampaikan data korban meninggal tercatat 18 orang. Sementara, data korban luka-luka sebanyak 35 orang. "Kebakaran pipa di Terminal Plumpang ini telah menyebabkan 18 orang yang meninggal," kata Nicke di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Sabtu (4/3). "Ada 35 orang yang saat ini dirawat. Di RSPP ini ada 25 orang, di Rumah Sakit Pertamina Jaya ada 2 orang, di RSUD Koja ada 3 orang, RSCM 1 Orang, RS Tugu Koja 2 orang, RS Pelabuhan 2 orang," ujarnya.
Sementara Polri meluruskan soal perbedaan data korban tewas kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara. Polri menjelaskan, saat ini hanya ada 15 jenazah dan satu body part atau bagian tubuh yang diterima RS Polri. "Jadi ada 15 jenazah dan 1 body part. Artinya, ini jenazah yang diserahkan atau yang kita terima atau pihak Polri terima terkait dengan jumlah jenazah. Jadi bukan terjadi perbedaan tetapi ini jenazah yang diterima sama kita dan akan kita lakukan identifikasi untuk mengetahui identitas atau identifikasi dari jenazah tersebut," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan dalam jumpa pers, Minggu kemarin.
Ahmad mengungkapkan, dari 15 jenazah tersebut, sembilan berjenis kelamin laki-laki. Sedangkan enam jenazah lainnya perempuan. Proses identifikasi belasan jenazah tersebut pun saat ini disebutnya masih dilakukan. "Tadi telah kami sampaikan bahwa pihak rumah sakit Polri Kramat Jati menerima 15 kantong jenazah dengan rincian laki-laki 9 dan 6 perempuan kemudian ada satu bagian dari tubuh atau body part," ujarnya.
Hal senada disampaikan Karo Dokpol RS Polri Brigjen Nyoman Eddy Purnama Wirawan. Nyoman menuturkan, kemungkinan ada data korban tewas tambahan dari luar RS Polri yang membuat data terlihat berbeda. "Yang kedua mungkin data tambahan di luar dari itu adalah data yang meninggal di rumah sakit RSPP itu ada dua yang sudah meninggal itu. Kalau mungkin kalau dijumlahkan setidaknya 15 tambah 2, 17, jadi tambah satu body part," ungkap Nyoman dilansir detik.com. Nyoman mengatakan bagian tubuh yang ditemukan saat ini masih diidentifikasi. Hal itu guna mengetahui apakah bagian tubuh tersebut merupakan bagian tubuh dari 15 jenazah yang ada atau tidak. "Apakah body part itu adalah bagian dan bagian dari tubuh yang sudah hangus nanti kita harus pastikan. Apakah itu dari bagian dari 15 atau sendiri itu sedang kita upayakan," ungkap dia. *ant
Komentar